UAD Terima 3 Mahasiswa Filipina, Siap Mengajar di Sekolah Muhammadiyah dan TK ABA

YOGYA - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (FKIP UAD) secara resmi menerima kedatangan tiga mahasiswa dari dari West Visayas State University (WVSU) Filipina, Jumat (2/2). Kedatangan ketiga mahasiswa WVSU Filipina ini sebagai bagian dari program SEA Teacher Project. 

SEA Teacher Project atau Pre-service Student Teacher Exchange in Southeast Asia adalah program yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa calon guru se-Asia Tenggara memiliki pengalaman mengajar ke sekolah-sekolah negara lain di ASEAN dengan melibatkan perguruan tinggi lain yang ikut program ini. 

Sejak 2018, UAD sudah berpartisipasi mengirim dan menerima mahasiswa melalui program SEA Teacher Project. Selain itu, melalui program yang ditawarkan oleh SEAMEO (The Southeast Asian Minister of Education Organization), UAD juga banyak bekerja sama dengan berbagai institusi di Thailand dan Filipina. 

Sambut Semester Genap, Dosen PERSADA Rapat Koordinasi

Ketiga mahasiswa bersama direksi dari WVSU Filipina diterima langsung oleh Wakil Dekan Sumber Daya Manusia, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum FKIP UAD Dr. Ani Susanti, M.Pd.B.I. bersama Kaprodi, Dosen Pembimbing Lapangan, Staf FKIP dan KKUI UAD. 

Mereka adalah Jey Gumban Eleccion (Mahasiswa Pendidikan Biologi), Erika Marie Dela Flor Cruz (Pendidikan PAUD), dan Glyja Gem Divinagacia Amada (Pendidikan Fisika). Rencananya, ketiga mahasiswa tersebut akan mengajar di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan TK ABA Ketanggunan, didampingi dosen dan mahasiswa prodi masing-masing. 

“Pada prinsipnya mereka belajar untuk menjadi guru di negara yang berbeda dan mengenalkan kepada murid-murid bahwa ada pengalaman internasional,” kata Ani Susanti. 

Bekali Mahasiswa UAD Jiwa Kepemimpinan, LPSI Gelar Pengajian ORTOM dan ORMAWA

Sementara itu, dari WVSU Filipina diwakili oleh Dr. Ricky M. Magno sebagai Dean College of Education turut senang bisa mengirimkan mahasiswa ke UAD untuk praktik mengajar di Indonesia. Ia juga memohon maaf atas keterlambatan pengiriman mahasiswa karena ada pergantian kurikulum di Filipina. (*) 

Wartawan: Dzikril Firmansyah