Tim Peneliti Dosen UAD Beri Inspirasi kepada Guru SMP di Kalimantan Timur
KALIMANTAN TIMUR – Guru merupakan top three profesi yang tingkat kelelahan emosinal kerjanya sangat tinggi. Kelelahan kerja berpengaruh pada menurunnya kinerja bahkan sampai pada level turnover atau berhenti bekerja. Hal ini merupakan salah satu masalah penting dalam pengembangan profesionalisme guru di Indonesia.
Untuk mengurai permasalahan tersebut, tim peneliti dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang diketuai Dr. Suyatno, M.Pd.I. (Dosen Prodi S2 Manajemen Pendidikan) dengan anggota Dholina Inang Pambudi, M.Pd., Asih Mardati, M.Pd. (Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar), dan Dr. Wantini, M.Pd.I. (Dosen Prodi S2 Pendidikan Agama Islam) mengembangkan model pelatihan “Pengembangan Makna dalam Bekerja Bagi Guru-guru SMP di Provinsi Kalimantan Timur”.
Pelatihan tersebut untuk menggali dan mengembangkan aspek internal setiap guru berupa will to meaning/meaning in work yaitu orientasi manusia untuk mencari dan menemukan makna dalam setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan.
Penelitian membuktikan bahwa guru yang memiliki tingkat pencarian dan penemuan makna yang lebih tinggi akan berdampak positif pada komitmen, dedikasi, self-efficacy, integrasi teknologi dalam pembelajaran, dan profesionalisme secara umum, serta berdampak negatif pada tingkat burnout (kelelahan emosional) guru. Artinya, guru yang memiliki makna dalam bekerja lebih tinggi maka tingkat kelelahan kerjanya semakin rendah.
Program tersebut merupakan Hibah Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun ke-3 dari pendanaan selama tiga tahun (2021-2023).
Penelitian pertama dilakukan dalam bentuk eksplorasi data makna dalam bekerja guru melalui survey, wawancara, dan observasi. Tahun ke-2 dan ke-3 mengujicoba dan mendiseminasi model yang dikembangkan.
Dalam dua tahun terakhir, pelatihan telah melibatkan kurang lebih 400 guru yang tersebar di Kota Balikpapan, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Kertanegara, dan Kota Samarinda. Pada setiap pelatihan, Dinas Pendidikan setempat selalu memberikan dukungan dalam berbagai bentuk sehingga pelatihan dapat terlaksana dengan sangat baik.
“Tema pelatihan ini merupakan tema penelitian yang sangat cocok untuk guru-guru di Kota Samarinda karena tidak sekadar menyasar pada otak dan ketrampilan, namun juga hati. Guru perlu mengembangkan motivasi internalnya agar lebih termotivasi untuk mengembangkan diri,” kata Kepala Bidang Pembinaan SMP Kota Samarinda, Dr. Barlin Hady Kesuma, M.Pd., dalam acara pembukaan.
Apa yang disampaikan Barlin terbukti ketika setelah pelatihan, para peserta mengaku bahwa pelatihan ini telah memberi perubahan terkait mindset mereka dalam mengajar.
Hera, salah satu peserta, mengatakan, “Jujur, sebelum berangkat pelatihan, saya sudah merasa capek menjadi guru bahkan akan segera resign karena kecewa terhadap manajemen sekolah. Namun setelah mengikuti pelatihan ini, pikiran saya berubah. Saya akan kembali ke sekolah dengan lebih bersemangat lagi, dan ingin menjadi guru yang dapat menginspirasi bagi siswa.”
Penuturan serupa juga disampaikan Nur Wijayanti. “Kami mendapatkan ilmu yang luar biasa dari pelatihan ini. Insya Allah besok saya akan ke sekolah dengan komitmen dan motivasi lebih besar. Kami ingin menjadi inspirasi bagi siswa-siswa kami.”
Di akhir sesi pelatihan, setiap peserta dengan dibimbing tim peneliti berkomitmen memulai dan melakukan perubahan sekecil apapun dari kelas-kelas mereka agar pembelajaran di kelas bisa lebih menarik dan menginspirasi. (*)
Berita ini diterima mediamu.com dari Tim Peneliti Dosen UAD
Tag: Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Universitas Ahmad Dahlan, Tim Peneliti Dosen UAD
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow