Tidak Ada Yang Bisa Menahan Globalisasi

Tidak Ada Yang Bisa Menahan Globalisasi

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN — Dalam dunia bisnis, globalisasi adalah keniscayaan. Globalisasi merupakan keharusan jaman sebagai konsekuensi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jual beli menjadi lebih mudah dan cepat, tapi juga gampang menyebabkan gulung tikar.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Demikian titik simpul Entrepreneurship Seminar di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Senin 27 Agustus 2018. Seminar bertema “Entrepreneurship in Industrial Revolution Part 4.0: Challenges, Opportunity and How To Survive” tersebut menghadirkan dua nara sumber yaitu Profesor Daud Ismail (Universitas Kebangsaan Malaysia) dan Jody Broto Suseno (Owner Waroeng Grup).

Daud Ismail mencontohkan, bisnis via online merupakan bukti arus globalisasi yang diterima dan dinikmati masyarakat. Manusia dari satu belahan bumi bisa bertransaksi langsung dengan manusia di belahan bumi lain. Begitu mudah dan cepatnya.

“Tidak ada yang bisa menahan globalisasi. Makanya para wirausahawan harus mengambil peran di dalamnya,” kata Daud.

Ia kemudian menyebut contoh pelaku bisnis online di Malaysia yang bisa meraup penghasilan besar. Seorang mahasiswa negeri jiran itu mampu menghasilkan 250.000 dolar AS per tahun. Ada juga yang omsetnya 5.000 dolar AS per bulan.

“Itu kerja di rumah. Part time. Barangkali sambil duduk-duduk, makan-makan, melihat sinetron, atau main game online,” papar Daud Ismail.

Potensi pasar bisnis online tidak terbatas. Jika melihat jumlah penduduk, maka di Indonesia saja potensi pasar mencapai 200 juta orang, di Asia Tenggara 600-an juta, dan pasar dunia mencapai tujuh milyar manusia.

Yang diperlukan sekarang adalah kreativitas. Produk akan dicari orang jika itu baru, belum ada sebelumnya, bukan hanya meniru. “Globalisasi juga memunculkan tingkat kompetisi demikian hebat,” tegas Daud.

Sementara itu Jody Broto Suseno mengungkapkan bahwa Yogyakarta adalah pilihan pertama untuk membuka usaha. Mengapa? Jumlah mahasiswa masuk setiap tahunnya lebih banyak dibandingkan yang keluar. Bahkan banyak mahasiswa luar daerah yang tidak mau keluar Yogya meski sudah lulus.

“Setelah membuka usaha di Yogya, baru kemudian memikirkan buka cabang di kota lain,” kata Jody sambil menyebut beberapa merk usaha yang sukses di Yogya kemudian membuka cabang di luar. (her)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow