UMY Berikan 1700 Bingkisan Idulfitri kepada Guru TK ABA dan Muhammadiyah
YOGYA - Jelang Idulfitri, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan sejumlah bingkisan untuk para guru TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal dan sekolah Muhammadiyah se-DI Yogyakarta. Pembagian dilakukan pada Kamis (4/4) di Gedung AR Fachruddin A UMY, menghadirkan jajaran petinggi kampus, seperti Rektorat dan Badan Pembina Harian (BPH) UMY.
Ada 1700 bingkisan yang meliputi sembako dan uang tunai, dibagikan kepada para guru dari 91 TK ABA serta SD dan SMP Muhammadiyah se-DIY. Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., ASEAN.Eng. menuturkan kalau pembagian bingkisan kepada para guru ini berangkat dari kondisi pasca covid-19 yang walaupun sudah 2 tahun berlalu, rupanya dampak luar biasa terhadap kondisi, kekuatan. dan kapasitas ekonomi dari sekolah itu masih belum pulih sampai sekarang.
“Sehingga banyak dari sekolah itu bahkan untuk membagi THR pun belum bisa. Maka, maka kita berikan bantuan dalam bentuk paket sembako, bagi sekolah yang kondisi dan kapasitas finansialnya belum bagus setelah covid,” kata Gunawan.
Selain pembagian bingkisan kepada para guru, UMY juga membagikan 100 paket kepada Desa Sendangarum, Moyudan, yang merupakan desa pendampingan UMY. Hal ini dalam rangka bagaimana melakukan satu program panjang dalam rangka mempertahankannya sebagai kawasan penghasil beras
Ini dikarenakan selama ini beras makin mahal, kemudian juga banyak sentra-sentra dan kawasan produksi beras itu telah berubah peruntukan menjadi perumahan, kos-kosan, bahkan tempat usaha. “Nah, yang kita lakukan di Moyudan itu agar supaya mereka tetap bisa mempertahankan tingkat produktivitas berasnya. (Jadi) kami berikan 100 paket kepada para petani yang kami dampingi di situ,” jelas Gunawan.
Jadi, prinsip dari UMY di sini adalah bagaimana agar bisa masuk membantu pada saat kapasitas finansial dari sekolah-sekolah tersebut tidak memungkinkan untuk untuk membagi THR. Maka, untuk pembagian bingkisan, anggaran yang dialokasikan sebesar Rp360 juta, meskipun alokasinya lebih kecil daripada pembagian takjil mahasiswa, namun para guru juga berhak merasakan kebahagiaan di hari raya Idulfitri.
Terlebih, menurutnya guru dan petani adalah dua orang yang kurang diperhatikan, bahkan sering tertindas oleh beberapa pihak. Padahal kontribusi mereka sangatlah besar bagi negeri ini.
“Walaupun berada pada posisi komunitas yang paling banyak tertindas, tapi saya berharap agar guru TK, PAUD, SD, SMP (dan seterusnya) itu tetap bisa semangat untuk mempersiapkan generasi emas untuk Indonesia,” harap Gunawan.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow