Mahasiswa UAD Yogyakarta Kampanyekan Pengendara Cerdas
YOGYAKARTA — Mengawali bulan Ramadhan pada Rabu, 8 Mei 2019 di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta, sebuah kepedulian mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bersama Polisi menggelar acara kampanye bersama #PengendaraCerdas.
“Di mana kegiatan bersama itu memberikan edukasi kepada pengendara akan pentingnya menaati peraturan ketika berlalulintas,” ujar Wisnu, mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD, Rabu (8/5/2019).
Bagi Wisnu, kampanye #PengendaraCerdas ini dilakukan dengan cara mengingatkan kepada para pengendara melalui beberapa kata-kata yang telah dikemas dalam beberapa poster.
Kegiatan itu dilakukan dengan tujuan agar masyarakat lebih menaati peraturan berlalulintas guna keselamatan diri sendiri maupun orang lain.
“Mengingat pengguna jalan bukan hanya diri kita sendiri, maka kita juga harus menghormati pengguna jalan yang lain dengan tidak melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain,” kata Irval selaku ketua plaksana.
Berdasarkan data dari Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta bahwa angka kecelakaan di DIY dalam setahun terakhir mencapai 4 ribu kasus.
Dari kecelakaan di jalanan ini, yang termasuk cukup tinggi ada 400 jiwa melayang.
Angka kecelakaan di DIY itu termasuk tinggi. Dan dari data yang ada, luka ringan sekitar 6 ribu dan meninggal dunia sekitar 400 jiwa.
Namun yang lebih krusial, awal mula terjadinya kecelakaan di jalan raya adalah tindakan melanggar aturan, seperti tidak memakai helm, ngebut, melewati batas kecepatan maksimum, melanggar marka jalan, melanggar rambu lalu lintas, melawan arus, melanggar lampu merah, tidak melihat kiri kanan depan dan belakang selama berkendara selain juga penyebab lainnya.
Sekarang ini terlihat bahwa semakin banyaknya orang yang memiliki kendaraan, belum tentu paham dalam berlalulintas.
Mungkin, mereka bisa mengendarai motor atau mobil, tapi tidak tahu tata cara atau tata tertib lalu lintas.
WHO, badan kesehatan dunia di bawah naungan PBB merilis The Global Report on Road Safety. Dalam laporan dari 180 negara tersebut, Indonesia ada 38.279 kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
Secara persentase, posisi Indonesia (0,015) berada di urutan ke tiga di bawah Tiongkok (0,018) dan India (0,017).
Makanya mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD yang beranggotakan Irval, Zaki, Desi, Yusuf, Jalal, Wisnu, Wicak dan Andin mengajak generasi milenial dan masyarakat untuk cinta lalu lintas, sesuai dengan tema yang diangkat yaitu #PengendaraCerdas.
“Jangan sampai akibat tidak cerdas berlalulintas, maka nyawa bisa melayang,” kata Wisnu.
Padahal, jika meluangkan waktu untuk mengetahui bagaimana berkendara dan berlalu lintas yang benar, insya Allah akan membawa kebaikan bagi diri sendiri dan juga orang lain.
“Sayang sekali jika ego pribadi yang ditonjolkan ketika berkendara di jalan,” papar Jalal.
Padahal, jalan adalah barang publik. Definisi barang publik adalah benda yang disediakan oleh pemerintah untuk kepentingan publik yang digunakan bersama-sama sehingga menghendaki adanya kesadaran dan saling menghormati antarpengguna barang publik tersebut.
“Kita bisa melihat negara-negara maju, lalulintasnya juga teratur dan baik. Selain itu angka kecelakaan kecil dan itu memberi kebaikan kepada pengguna jalan dan juga masyarakat,” kata Desi.
Oleh sebab itu, kecerdasan berlalulintas bagi masyarakat sudah seharusnya dimiliki. “Agar jalan raya pun terasa nyaman dilalui,” papar Desi. Dalam kampanye bersama itu diharapkan para generasi milenial dan masyarakat bisa cinta lalu lintas dan membangun budaya tertib lalu lintas, yang kemudian diharapkan bisa menurunkan angka kecelakaan maupun korban. (affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow