ads
Generasi Muda, Jadilah Relawan Berkeahlian

Generasi Muda, Jadilah Relawan Berkeahlian

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Rosyad Sholeh Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Webinar Cluster Virus dengan tema “Peran Generasi Muda dalam Aksi Relawan dan Pentingnya Kesehatan Psikis di Tengah Pandemi Covid 19”. Dilaksanakan pada Sabtu (28/8).

Sebagai narasumber adalah H. Budi Setiawan, S.T. (Ketua MDMC PP Muhammadiyah) dan Ratna Yunita S.S., S.Psi., Psikolog. Diawali sambutan Mega Ardina, M.Sc. (Dekan Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Humaniora UNISA).

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Mega menjelaskan bahwa menurut sejarah, kelompok muda memiliki keterlibatan dan aktif dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia sejak dahulu, hingga saat ini. Generasi muda berpengaruh besar karena mental dan fisik yang masih kuat, serta semangat besar dalam menghadapi berbagai hal, termasuk pandemi Covid-19.

Salah satu problem besar di era kini adalah kesehatan. Bekal dan modal besar bagi perjuangan generasi muda untuk menghadapi ialah dengan memanfaatkan media teknologi dan informasi, serta terbuka kesempatan menjadi relawan.

“Mengapa kita menjadi relawan dan berbuat baik? Nah, saya kutipkan hadits dari Ath-Thabrani, bahwa sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain. Dalam Al Qur’an Surah Al-Isra’ pun telah dijelaskan, barangsiapa yang berbuat baik, sesungguhnya telah berbuat baik bagi dirinya sendiri,” jelasnya.

Sedangkan Budi Setiawan mengatakan, tidak ada seorangpun tidak punya keahlian. Dalam suasana pandemi ada berbagai kluster dengan berbagai keahlian, maka setiap orang mempunyai kesempatan untuk berbagi. Relawan dari mahasiswa Muhammadiyah harus memiliki daya kritis, bisa menganalisa, dan menempatkan diri sesuai keahlian.

“Relawan Muhammadiyah harus memiliki cirri yakni menyadari sepenuhnya bahwa yang ia lakukan bagian dari aktivitas sebagai hamba Allah. Sehingga yang ia lakukan selalu mengharap ridha Allah,” tegasnya.

Relawan terdidik harus memahami fiqh kebencanaan dan apapun yang dilakukan sesuai nilai-nilai agama bukan sekedar gagah-gagahan. Misalnya, relawan pemulasaran jenazah caranya harus dilakukan sesuai kaidah syariah, relawan logistik harus memberikan ketenangan pada masyarakat.

Pemahaman terhadap keorganisasian berpengaruh penting bagi relawan agar dapat menggerakkan masyarakat. Organisasi bukanlah birokrasi yang melemahkan, namun sebagai alat mencapai tujuan tertentu.

Generasi muda sebagai agent of change diharapkan selalu meningkatkan kualitas diri dengan mengikuti berbagai pelatihan. Pemahaman yang baik akan mengantarkan relawan muda dapat aktif dan mengambil peran di masa pandemi.

Sebelum menjadi relawan, generasi muda diharapkan memiliki kesiapan psikis ketika menghadapi situasi yang akan terjadi.

Ratna Yunita menjelaskan, dampak besar pandemic sangat mempengaruhi psikis seseorang. Berbagai tantangan danperubahan di era pandemic harus diterima, relawan harus peduli dan cinta terhadap diri sendiri sebelum membantu orang lain.

Ia menyampaikan cara-cara untuk mencintai diri sendiri dan menghadapi problem psikis. Adanya standar dan penilaian seperti nilai budaya, mitos kesuksesan, gengsi keluarga, media sosial, mitos kecantikan, dan dunia kompetitif yang diberikan orang lain akan menjadi hambatan untuk mencintai dirinya.

Di antara dampak psiologis di era pandemi ialah bosan tinggal di rumah, cemas jika terkena covid, frustasi karena penghasilan menurun, dan pesimis target tidak bisa tercapai. Banyak hal serba tidak pasti, bingung dengan kebijakan pemerintah, mulai timbul konflik interpersonal, bahkan suasana hati sering negatif. (*)

Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow