YOGYA - Universitas Ahmad Dahlan kembali menambah jumlah Guru Besarnya. Kali ini, ada tiga Guru Besar yang resmi dikukuhkan melalui Sidang Terbuka Senat pada Senin (4/12) di Ruang Amphitarium Gedung Utama Kampus IV UAD.
Ketiga Guru Besar tersebut, yaitu Prof. Dr. Ir. Imam Riadi, M.Kom. (Bidang Ilmu Sistem Informasi), Prof. Dr. Dra. apt. Nanik Sulistyani, M.Si. (Ilmu Farmasi), dan Prof. Tole Sutikno, S.T., M.T., Ph.D. (Ilmu Teknik Elektronika, Instrumen, dan Kendali).
Sidang dibuka secara resmi oleh Ketua Senat UAD, Prof. Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pidato pengukuhan masing-masing Guru Besar sesuai dengan bidang yang ditekuni. Imam mengangkat judul “Peran Cyber Security dalam Peningkatan Keamanan Sistem Informasi untuk Kemaslahatan Umat”. Lalu, Nanik mengusung judul “Pendekatan Eksplorasi Antibiotik Baru dari Sumber Mikroorganisme”. Sedangkan Tole mengangkat judul “Teknologi Transportasi Listrik Masa Depan Berbasis Kendali Vektor dan Artificial Intelligence (AI)”.
Dwi Sulisworo dalam sambutannya menuturkan bahwa ditambahnya Guru Besar ini merupakan bagian penting bagi kemajuan UAD. "Terutama untuk mendukung visi UAD dalam memberikan kemanfaatan yang lebih luas kepada umat manusia," ucapnya.
Selanjutnya, Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T. turut memberi ucapan selamat kepada para tiga Guru Besar tersebut, sekaligus menyampaikan laporan terkait dengan jumlah Guru Besar di UAD.
Saat ini, UAD telah memiliki total sebanyak 37 Guru Besar terdiri atas 17 Guru Besar Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) dan 20 Guru Besar lahir dari rahim UAD yang salah satunya telah meninggal dunia. Selain itu, UAD juga sedang mempersiapkan sebanyak 10 Guru Besar Baru yang diharapkan dapat menggenapkan total 148 Guru Besar pada tahun 2027.
Dengan angka tersebut, UAD menempati tempat pertama sebagai PTMA dengan jumlah Guru Besar terbanyak se-DIY. Jumlah Disusul Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia.
“Sebagai jumlah ideal yang harus kami tempuh, itu menjadi satu referensi kami untuk mengupayakan agar program-program percepatan Guru Besar dan Lektor Kepala ini dapat memenuhi target yang telah kita tetapkan,” jelas Muchlas.
Guru Besar, menurut Prof. Muchlas, adalah mereka yang bertugas untuk menjaga marwah akademik dan marwah keilmuan di UAD dan Persyarikatan Muhammadiyah, serta dapat menghasilkan karya-karya yang spektakuler sesuai bidang masing-masing yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara.
“Kami sangat berharap untuk ketiga Guru Besar ini, Prof. Imam, Prof. Tole, dan Prof. Nanik, untuk senantiasa menyematkan spirit untuk menjaga dengan baik marwah akademik di lingkungan Universitas Ahmad Dahlan,” harap Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah itu.
Selain itu, para Guru Besar yang dikukuhkan sudah memenuhi relevansi dalam konteks era yang semakin kompleks dan dinamis. Terlebih, UAD telah menjadi pionir dalam beberapa hal. Contohnya, dalam Program Studi Farmasi di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).
“Ketiga Guru Besar pada hari ini telah menjadi pioner dalam bidangnya masing-masing dan juga membuka jalan untuk pemahaman yang lebih dalam dan penemuan-penemuan yang menginspirasi kita semua,” tutur Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. dalam sambutannya. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
Comment