Kolaborasi UMY-UNISA Edukasi Orang Tua Mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja

Kolaborasi UMY-UNISA Edukasi Orang Tua Mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Meningkatnya  berbagai kasus pencabulan anak melalui media online (grooming online), pelecehan seksual, kehamilan tidak dikehendaki (KTD) dan perkawinan anak kondisinya semakin memprihatinkan. Merespon kondisi tersebut, tim dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melakukan serangkaian pelatihan  bersama ibu-ibu dan remaja pentingnya ibu sebagai agen dalam perubahan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi pada Ahad (11/4).

Tagline yang diusung adalah Ibu Sahabat Remaja. Para ibu sebagai champion diharapkan memiliki kompetensi komunikasi interpersonal berbicara dengan putra-putrinya tentang kesehatan reprdouksi. Tim PKM mengajak Ibu  sebagai lingkaran terdekat anak untuk melakukan literasi sebagai langkah awal pencegahan sekaligus dukungan (support system)  untuk menguatkan remaja sebagai kelompok rentan dalam isu kesehatan reproduksi.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Tri Hastuti Nur Rochimah, Ketua Tim PKM menyampaikan bahwa usia remaja dapat diibaratkan  semacam investasi jangka panjang untuk kelanjutan keturunan dan kehidupan mereka yang sehat.

“Upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja dapat dilakukan dengan memberikan   informasi, edukasi dan konseling (literasi) baik dilakukan secara langsung kepada remaja ataupun kepada orangtua. Penyampaian pesan sesuai dengan gaya komunikasi milenial, tidak bersifat menggurui tetapi lebih menekankan diskusi”, jelasnya.

Kesibukan orangtua bekerja dari pagi, pulang sore, pandangan orang tua tentang membicarakan kesehatan reproduksi itu tabu, keterbatasan pengetahuan orangtua tentang kesehatan reproduksi dan kurangnya keterbukaan antara orangtua dengan anak menyebabkan sebagian besar orangtua jarang melakukan diskusi tentang kesehatan reproduksi bersama putra-putrinya, ungkap Nur, peserta PKM. Tidak sedikit juga orangtua yang memandang bahwa anaknya sudah besar, sudah tau dengan perkembangan kesehatan reproduksi yang dialami, imbuhnya.

Sedangkan dari sisi remaja  (Nasyiatul Asyiyah) menyampaikan jika remaja lebih nyaman untuk mencari informasi sendiri melalui internet. Hal ini karena  merasa malu untuk bertanya mengenai isu kesehatan reproduks, “gek-gek saru”. Remaja menawarkan penyelesaiannya yaitu dengan mengedukasi isu-isu kesehatan reproduksi sejak kecil. Dari kecil dibiasakan untuk membahas hal-hal yang selama ini dianggap tabu,sehingga nyaman untuk dibicarakan tatkala sudah memasuki masa pubertas.

Melalui Lewat Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan tema Penguatan Kapasitas Komunikasi Interpersonal Ibu sebagai Sahabat Remaja untuk Literasi Kesehatan Reproduksi. Kegiatan Pertemuan pertama PKM ini berlangsung  tanggal 1April 2021 dengan mitra Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Gamping.  Jumlah peserta 30 orang yang  berasal dari 6 ranting dan perwakilan dari Nasyia’tul Aisyiyah Cabang Gamping. Hadir sebagai pemantik diskusi dalam PKM ini yaitu Dede Dwi Kurniasih  dari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah.

Pada akhir sesi, Siti Setyaningsih, pengurus PCA Gamping menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini memberikan ilmu yang sangat berharga mengenai pentingnya berkomunikasi dua arah antara anak dengan orangtua. Orang tua harus pintar dan berani mengajak anaknya berdiskusi mengenai kesehatan reproduksi,demikian sebaliknya.

“Mari kita semua menjadi Sahabat Literasi Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja, dengan melakukan literasi mulai lingkungan terdekat yaitu keluarga,  kemudian tetangga dan warga Aisyiyah di wilayah PCA Gamping, pungkasnya. (*\)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow