Ketika Herry Zudianto Beberkan Kiat Sukses Berbisnis
YOGYA – Program Magister Pendidikan Guru Vokasi (MPGV) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan webibar dan sosialisasi MPGV UAD dengan tema “Mendidik Siswa SMK Menjadi Wirausahawan”, Rabu (4/8). Materi utama disampaikan Drs. H. Herry Zudianto, M.M (pengusaha, Ketua MEK PP Muhammadiyah, Bendahara PWM DIY, dan BPH UAD).
Herry berbagi pengalaman terkait berdirinya objek wisata HeHa di Gungkidul. Mantan Walikota Yogyakarta ini awalnya menangkap adanya peluang yang didukung potensi geografis, tepatnya di GunungKidul. Di samping itu, usaha pariwisata merupakan usaha yang dapat berkembang pesat karena di era modern ini masyarakat tidak terlepas dari kemauan untuk berlibur.
“Wirausaha ada yang memang karena bakat, ada juga yang dibentuk lingkungan, dan sebagainya. Kalau saya mungkin kombinasi, ada bakat dan juga didukung lingkungan. Sedangkan istri saya menurut saya bukan bakat, tapi karena di lingkungan orang bisnis, akhirnya bisa bisnis dengan bagus. Dia mau belajar, mau mempelajari,” paparnya.
Pendidikan kewirausahaan tidak hanya cukup di kelas. Anak-anak alumni SMK harus dikenalkan dengan dunia swasta, serta sering mengundang guru atau para tamu yang sudah memiliki usaha besar. Upaya tersebut bertujuan agar para siswa terinspirasi dan termotivasi. Kerja sama dengan usaha-usaha yang sejenis dengan jurusan SMK dan berada di wilayah siswa merupakan factor penting, misalnya melalui magang. Pendidikan dalam magang dapat membentuk logika-logika baru para siswa untuk usahanya ke depan.
Selama ada gagasan, ada intuisi, ada peluang, ada tekad, optimis, berani mengambil risiko, dan cara lainnya, usaha akan dapat dijalani. Keberanian dalam mengambil risiko perlu dilatih dan pola pikir akan terbentuk seiring berjalannya usaha. Jiwa berani mencobalah yang membedakan kemajuan suatu usaha dengan usaha lain.
Tentunya dalam perjalanan usaha berkaitan dengan jiwa seseorang, bagaimana ketika seorang terpuruk, gagal, harus bisa bangkit lagi. “Kalau sekiranya saya rugi, pertimbangan terakhir saya adalah apakah bisnis saya sebelumnya terganggu atau tidak. Yang lebih penting lagi, terganggu atau tidak kehidupan saya, misalnya jadi bikin saya nesu-nesu, ora iso ngguyu, opo meneh ora akur karo bojo. Nah, itu saya hindari,” tuturnya.
Herry menekankan, usaha bisa dibentuk lingkungan. Anak-anak SMK dilatih banyak bergaul dengan para wiraswasta besar. Wirausaha pada amal usaha Muhammadiyah pun harus mulai dibentuk, di samping bidang pendidikan dan kesehatan.
Istilah modal sangatlah relatif. Bagi anak-anak lulusan SMK, modal usaha dapat dimulai dengan apa saja, misalnya untuk berutang ke bank modalnya adalah harus bisa dipercaya. Hubungan baik, attitude, dan kepercayaan harus selalu dijaga. Jaringan (relasi), skill, serta lingkungan termasuk modal yang kita miliki dan dapat dikembangkan.
Jaringan kepala sekolah dengan para pengusaha perlu dijalin dengan baik agar nantinya mempermudah para siswa untuk magang. Naluri untuk melihat peluang juga merupakan passion tersendiri. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow