Mengenal Shelter UAD, Wujud Peran Aktif Perguruan Tinggi
YOGYA – Salah satu shelter Covid-19 di Yogyakarta yang sangat sibuk adalah Shelter Covid-19 UAD (Universitas Ahmad Dahlan). Shelter ini diresmikan pada 4 Februari 2021 di Gedung Pesantren KHA. Dahlan (Persada) Putri, Kampus Utama UAD, Jl. Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Kec. Banguntapan, Bantul.
Penjelasan tersebut disampaikan dr. M. Junaidy Heriyanto, Sp.B., FINACS, Direktur Utama Shelter Ccovid-19 UAD kepada mediamu.com via chat WA, Ahad (25/7).
Beberapa pertimbangannya adalah situasi pandemi yang belum berakhir, kondisi penuhnya faskes di DIY, hasil evaluasi, analisis kebutuhan isolasi mandiri khususnya untuk civitas, serta keinginan berperan dalam antisipasi penularan Covid-19 di bawah arahan Rektor UAD. Karena itulah Satgas Covid-19 UAD diminta mengantisipasi dengan menyiapkan lokasi isolasi mandiri berupa shelter.
Sebelum diresmikan, UAD memberikan bekal pelatihan khusus untuk tenaga yang akan ditempatkan di shelter bekerjasama dengan RS PKU Muhammadiyah Bantul. Shelter mendapatkan visitasi atau verifikasi kelayakan dari Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Pemda Bantul, Gugus Tugas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
Pembentukan Shelter Covid-19 UAD dikoordinir Satgas Covid-19 UAD sebagai wujud peran aktif perguruan tinggi dalam pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19, serta bentuk pengabdian institusi kepada masyarakat. Sasaran layanan shelter dalam persentase adalah 50 % untuk warga UAD, 20 % untuk warga Muhammadiyah, 20 % untuk masyarakat umum, dan 10 % untuk cadangan.
Tujuan didirikan Shelter UAD sebagai wujud kepedulian terhadap situasi pandemi dalam upaya pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19, pengabdian institusi kepada masyarakat, serta sarana isolasi dan pemantauan warga UAD, warga Muhammadiyah, dan masyarakat sekitar yang positif Covid-19 tidak bergejala maupun bergejala ringan tetapi kondisi rumah tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri.
Junaidy menceritakan, karena ada kendala untuk membangun gedung baru memerlukan sumber daya yang tidak sedikit dan dirasa belum memungkinkan, sehingga UAD memutuskan menggunakan Gedung Persada Putri yang saat pandemi tidak digunakan dengan persetujuan Mudir Persada.
Shelter UAD terdiri atas lima (5) lantai. Lantai 1 digunakan sebagai ruang office (admin, perawat, dokter, dan petugas kebersihan), ruang pendaftaran, ruang dekontaminasi petugas, dan ruang olahraga (tenis meja, panahan, dan senam). Lantai 2 hingga lantai 5 sebagai ruang isolasi bagi warga shelter. “Masing-masing lantai terdapat 12 kamar isolasi dengan jumlah bed per kamar 3 bed, namun pengoptimalan penggunaan bed disesuaikan dengan melihat situasi dan kondisi pandemi,” jelas Junaidy.
Pemenuhan tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat, UAD bekerjasama dengan RS PKU Muhammadiyah Bantul. Saat ini terdapat 3 dokter dan 4 perawat yang ditempatkan di shelter ini untuk membantu pelayanan yang berhubungan dengan pemantauan kesehatan.
Junaidy yang juga Kepala Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UAD ini memaparkan, per 24 Juli 2021 masih terdapat 16 warga melakukan isolasi di sini dengan rincian 13 dari civitas UAD, 1 warga Muhammadiyah, dan 2 masyarakat umum.
“Total yang pernah melakukan isolasi di Shelter UAD sejak 4 Februari 2021 hingga 24 Juli 2021 berjumlah 196 orang,” jelasnya.
Masyarakat bisa mendapatkan layanan Shelter UAD dengan mengakses website: www.shelter.uad.ac.id dan akan dilakukan verifikasi data dan verifikasi kondisi kesehatan melalui HP/WA 0812-7040-1960.
“Semoga masyarakat secara luas semakin memahami perbedaan fungsi shelter dan RS, sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahpahaman dalam melakukan pendaftaran,” kata Junaidy.
Masyarakat, harapnya, tetap menjalankan protokol kesehatan dengan penuh kesadaran, keikhlasan dan rasa kepedulian terhadap sesama, mengikuti vaksinasi, serta meningkatkan literasi pada berita atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (kredibel).
“Sebanyak apapun fasilitas pelayanan kesehatan, sebanyak apapun shelter, jika kesadaran terhadap protokol kesehatan dan vaksinasi masih rendah, maka fasyankes dan shelter akan selalu kurang,” tegasnya. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah
Editor: Sucipto
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow