Teknik Industri UAD Laksanakan PPM di Lowanu Yogyakarta

Teknik Industri UAD Laksanakan PPM di Lowanu Yogyakarta

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan pendampingan manajemen produksi dan keuangan di Bank Sampah Kamulyan Lowanu, Brotokusuman, Mergangsan, Yogyakarta.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pengabdian masyarakat ini dilakukan dosen Program Studi Teknik Industri: Hayati Mukti Asih ST, M.Sc, Ph.D dan Syifa Fitriani ST, M.Sc.

Salah satu produk yang dihasilkan dari bank sampah ini adalah ecobrick, di mana sampah plastik kemudian dimasukkan ke dalam botol air mineral bekas dengan menggunakan sebilah kayu sampai padat.

Ecobrick ini dikreasikan menjadi bangku sehingga dapat menambah nilai guna dan nilai jual dari produk tersebut.

Dengan diadakannya pengabdian masyarakat ini, diharapkan tidak hanya meminimalisir sampah plastik di lingkungan sekitar. “Tapi juga bisa menyejahterakan ibu-ibu bank sampah Kamulyan Lowanu Brotokusuman,” ujar Hayati selaku ketua pelaksana.

Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan praktik mengenai manajemen produksi dan keuangan pada produksi bangku ecobrick. Selain itu, pemberian alat-alat juga dilakukan untuk membantu ibu-ibu pengelola bank sampah dalam memproduksi bangku ecobrick.

Adapun yang membedakan bangku ecobrick di Bank Sampah Kamulyan adalah membantu membuatkan SOP agar tidak asal-asalan ketika memadatkan ecobrick menjadi seperti batu-bata, potongan perca sachet dipilih dan diisikan lebih banyak. “Sehingga terlihat lebih berwarna dan menambah nilai tambah,” ujar Syifa, yang menambahkan pelatihan dan praktik menentukan harga jual bangku ecobrick.

Selain itu, laporan keuangan merupakan kegiatan pengabdian lain yang dilakukan. Harapannya adalah dengan manajemen keuangan yang baik, maka akan menjadi pemasukan tambahan. “Terutama bagi warga Lowanu,” tandas Syifa.

Bank sampah Kamulyan ini, sebenarnya berpotensi untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi kreasi ecobrick yang lain. Terbukti dengan jenis ecobrick yang dibuat bisa berbentuk padat menyerupai batubata dengan berat sekitar 220 gram tiap unitnya.

Menurut Syifa, produk kreasi ecobrick harus dikembangkan dari sisi pemasaran sehingga menjadikan masyarakat luas menjadi mengetahui tentang bentuk pengolahan sampah dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat. [syifa/ASA]

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow