MPP UAD Yogyakarta Adakan Pelatihan Paradigma Psikopatologi
YOGYAKARTA — Psikolog dari Universitas Padjajaran Bandung, Prof Dr Sawitri Supardi Sadarjoen, Psi, Klinis, dalam pelatihan paradigma psikopatologi di ruang sidang Kampus 1 UAD, Jl Kapas, Yogyakarta, Senin (3/12/2018), yang dibuka Kaprodi Magister Psikologi Profesi UAD, Dr Siti Urbayatun, S.Psi, M.Si, Psi, sampaikan pengalaman menarik dan berharga yang didapatnya.
Dalam kata pengantarnya, Kaprodi MPP UAD, Siti Urbayatun, mengatakan, acara ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan psikologi. “Khususnya bisa menambah referensi penelitian-penelitian psikologi terkini di Indonesia,” kata Siti Urbayatun.
Menurut Siti Urbayatun, MPP UAD Yogyakarta diharapkan menghasilkan lulusan yang profesional dalam pengembangan ilmu dan pemberian layanan psikologis kepada masyarakat, berwawasan global dan berdasarkan nilai-nilai Islami.
Pada kesempatan itu, Guru Besar Psikologi Klinis dari Fakultas Psikologi Unpad, selalu ingin menyalurkan ilmunya agar dapat bermanfaat bagi orang lain.
Salah seorang dari 30 mahasiswa angkatan pertama Fakultas Psikologi Unpad ini sampaikan motivational behavior segment (motif). “Motif adalah goal directed action,” tandas Sawitri Supardi, yang juga paparkan Bucklew soal anxiety dan primary derivative dari kondisi konflik motivational (internal).
Perempuan kelahiran Jakarta, 20 Maret 1943 ini, selalu tertarik dengan perilaku manusia, terutama mengenai sebab seseorang berperilaku tertentu.
Mantan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Yarsi Jakarta ini, berharap, psikologi dapat terus berkembang. “Dan jumlah penelitiannya semakin banyak. Karena penelitian itu kan menunjang pengembangan ilmu,” kata Sawitri Supardi.
Dalam kegiatan yang diadakan Magister Psikologi Profesi (MPP) Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sawitri pun menguraikan latar belakang historis classical conditioning “S-R” dan operant conditioning.
Di depan mahasiswa Magister Psikologi Profesi dan dosen-dosen Fakultas Psikologi, Sawitri uraikan pula peran proses berpikir, sikap, nilai-nilai yang dianut dan perkembangan prilaku tertentu pada manusia.
Bagi Sawitri, konflik itu terdiri dari konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi dalam struktur kepribadiannya sendiri. “Konflik interpersonal adalah konflik eksternal, konflik yang terjadi dengan situasi, keadaan dan motif di luar dirinya,” tandas Sawitri.
Kali ini, Sawitri sampaikan pula konsep role, peran yang dipaksakan oleh kebiasaan sosial (age role) dan peran yang diperoleh individu yang pada dasarnya memiliki hak untuk memilih apa yang diperankan (vocational role).
Menurut Sawitri, ego sarana untuk bergerak dan komunikasi lingkungan di mana pun kita berada. “Ego optimal fungsinya disebut self, sesuai alur optimal fungsinya dan sasaran sistem nilai yang dikembangkan,” tandas Sawitri.
Perkembangan ego, dikatakan Sawitri, berjalan seperti bentuk-bentuk perkembangan psikologis lainnya. “Dan struktur ego masing-masing orang berbeda satu sama lainnya berdasarkan dimensi ekstensivitas, taraf intelegensi, taraf emansipasi dari early parental form,” papar Sawitri.
Orang sepertinya tidak menyadari motif-motif atau perasaan-perasaan tertentu yang mereka miliki. Atau, telah melupakan peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka yang sarat emosi, yang diharapkan untuk dapat diingat.
Namun, proses represi bukan proses yang sederhana. Merupakan beberapa proses yang berbeda-beda, tapi mempunyai efek yang sama: mengurangi a painful awareness of something about the person’s life or personality.
Disampaikan Sawitri, konflik yang terjadi bukan hanya konflik-konflik antara motif-motif tunggal. “Tapi mencakup suatu konstelasi ego motives di satu pihak dan konstelasi ego alien motives di pihak lain,” papar Sawitri, yang menambahkan selalu ada represi dan menyebabkan kurangnya insight mengenai keadaan penyakitnya. (affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow