Kampus

Kampus

MediaMU.COM

Apr 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Resmi Dikukuhkan, Dua Guru Besar UMY Fokuskan Pemberlakuan Hukum dan Identitas Keislaman di Indonesia Lebih dari 30 Negara Siap meriahkan Festival Budaya Internasional UMY Syawalan Jadi Momentum UMY Silaturahmi dengan Guru BK SMA/MA/SMK Se-DIY Pertama Kali! UAD akan Adakan Shalat Idulfitri di Lapangan Bola UMY Berikan 1700 Bingkisan Idulfitri kepada Guru TK ABA dan Muhammadiyah Tim Dosen UAD Dampingi Usaha Pasir Kucing BUMKal Hargomulyo Gunung Kidul Dosen Vokasi UMY Tingkatkan Pengelolaan Keuangan PMI di Taiwan Bertambah Tiga, Guru Besar UMY Kini Jadi yang Terbanyak di Antara PTS se-DIY Lima Mahasiswa UMY Lolos Seleksi Indonesian International Student Mobility Awards 2024 Dalam Industrial Gathering Forum, Lulusan UMY Dinilai Memuaskan Oleh Mitra Kerja UMY Buka Peluang Kerja Sama Baru Dalam Kunjungannya ke Brunei Darussalam UKM Tapak Suci UMY Rebut 6 Emas & Gelar Pesilat Terbaik Ramadhan Hadir Lagi, Mahasiswa Penuhi Kajian Masjid KH Ahmad Dahlan UMY UMY Bagikan 5000 Takjil kepada Mahasiswa Secara Drive Thru Selama Ramadhan Kompetisi Robotik Jadi Ajang Teknik Elektro UMY Wujudkan Indonesia Emas Respons Perubahan Iklim dan Hubungannya dengan Sektor Konstruksi, Wasekjen PII Beri Pesan 38 Insinyur Baru UMY Untuk Jaga Lingkungan UAD Kembali Pelopori Pemberian Jabatan Fungsional Tenaga Kependidikan Jadi Tujuan Wisata, UMY Ajak Siswa SMA Nikmati Suasana Berkuliah di UMY 1.253 Mahasiswa UMY Diwisuda, LLDIKTI : Sukses Tak Hanya Soal Ijazah Tapi Juga Kecerdasan Mental Dengan Program ‘Polisi’ Tim KKN UAD Tingkatkan Minat Literasi Anak-anak

Perlukah Modal Uang untuk Memulai Bisnis?

Talk show Persada UAD. Afifa/mediamu.com

YOGYA – Sebagai upaya melahirkan generasi mahasiswa dan santri enterpreneur, Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan talk show “Bagaimana Memulai Usaha”, Jum’at (27/8). Narasumber H. Nurul Atik (Owner dan Chief Executive Officer CEO Rocket Chicken) dan Dr. H. Riduwan, S.E., M.Ag. (Kepala Kantor Urusan Bisnis dan Investasi UAD).

Diawali dengan sharing pengalaman dari Nurul yang dulunya cleaning service dan kini menjadi manager. Prinsipnya bahwa apapun pekerjaan, jika dicintai, disayangi, dirawat, dipelihara, dan ditekuni, insya Allah akanmendapatkan yang terbaik.

“Tanpa ilmu, niat, pengalaman, skill, latihan, kita tidak bisa mulai merintis sebuah bisnis. Sudah saya buktikan, modal uang adalah yang kesekian. Tapi kemampuan kita, mental, impian, motivasi, dan disiplin kalau sudah diterapkan tinggal menentukan mau bisnis apa,” katanya.

Owner Rocket Chicken ini berbagi pengalaman dalam merintis usaha. Bisnisnya itu bermula tanpa modal usaha dari uang pribadi. Hal pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan ide bisnis dan pemilihan lokasi tepat akan berpengaruh besar. Proses selanjutnya membutuhkan waktu, bahkan kesuksesan yang diraih sekarang melalui proses 14 tahun.

Kesuksesan bagi seseorang yang telah lulus kuliah adalah 20% peran orang tua, 30% peran lingkungan, dan 50% peran diri sendiri. Apapun kesempatan yang ada, maka jalani. Dalam berbisnis, tidak dibutuhkan kepintaran dengan berbagai teori. Kecerdasan dan kesiapan mental menjadi utama (jangan malu, jangan mudah menyerah).

Kerjasama dapat dilakukan dengan SDM yang memiliki komitmen, visi misi, konsep yang sama, kemauan, kejujuran, dan kerja tim. Jika terdapat kesalahan ketika proses bisnis, maka introspeksi diri menjadi solusi dan tidak mudah menyalahkan orang lain.

Di era pandemi ini keberadaan offline, online, serta menjaga hubungan baik dengan konsumen perlu dipertahankan sehingga bisnis tetap berkembang. Sebagai leader, Nurul menekankan 3S, yakni solusi, sinergi, dan spiritual.

Berikutnya Riduwan menyampaikan, sejatinya mahasiswa juga merupakan aktivis. Selain belajar di perkuliahan, juga dapat bersosial, berorganisasi, dan berbisnis. Seluruhnya dapat berjalan beriringan sesuai dengan passion yang dimiliki.

Kata tijarah (berdagang) tertulis dalam Al Qur’an sebanyak sembilan dan al-bai’ sebanyak enam kali. Pengulangan tersebut menunjukan bahwa bisnis merupakan sesuatu yang penting di agama Islam. Sejarah Islam menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pengusaha.

“Kita mempunyai contoh-contoh, seperti Kiai Dahlan yang backgroundnya selain pendakwah, juga pengusaha. Apalagi Nabi Muhammad yang langsung mendapatkan wahyu dari Allah SWT, juga pengusaha. Jadi idola-idola kita itu ya santri entrepreneur. Dalam usaha pun butuh kenekadan, nekat karena yakin ada Allah,” jelasnya.

Amal sholeh dan ibadah memiliki makna luas. Selain menjadi pendakwah, ibadah juga dapat dilakukan dengan berbagi dan memberi manfaatbagi orang banyak.

Di antara beberapa ketakutan mahasiswa ketika memulai berbisnis ialah takut nilainya jatuh, tidak punya bakat, tidak mau pusing, tidak punya modal, tidak punya bakat, bingung memulai, dan lain sebagainya. Karenanya, Riduwan menawarkan beberapa solusi, yakni amati dan tiru, kemudian modifikasi.

Tidak ada hal instan, bisnis tidak sekadar untung dan rugi, juga antara surge dan neraka. Sehingga ada nilai-nilai penting (spiritual) yang perlu dipraktekan dan tidak boleh dilupakan. Modal sosial (kepercayaan, kejujuran, kerja keras) lebih penting dari modal material.

“Mulai, mulai, dan mulai (3M). Mulailah dari yang paling sederhana, yang paling disenangi,  yang paling mudah, yang paling rendah risikonya, dan mulailah dari diri sendiri. Sekali memulai lebih baik dari seribu pelatihan,” tegasnya. (*)

Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Heru Prasetya

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here