Kampus

Kampus

MediaMU.COM

May 6, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Rektor UMY Buka Peluang kembangkan Seni Musik untuk Siswa Muhammadiyah Resmi Dikukuhkan, Dua Guru Besar UMY Fokuskan Pemberlakuan Hukum dan Identitas Keislaman di Indonesia Lebih dari 30 Negara Siap meriahkan Festival Budaya Internasional UMY Syawalan Jadi Momentum UMY Silaturahmi dengan Guru BK SMA/MA/SMK Se-DIY Pertama Kali! UAD akan Adakan Shalat Idulfitri di Lapangan Bola UMY Berikan 1700 Bingkisan Idulfitri kepada Guru TK ABA dan Muhammadiyah Tim Dosen UAD Dampingi Usaha Pasir Kucing BUMKal Hargomulyo Gunung Kidul Dosen Vokasi UMY Tingkatkan Pengelolaan Keuangan PMI di Taiwan Bertambah Tiga, Guru Besar UMY Kini Jadi yang Terbanyak di Antara PTS se-DIY Lima Mahasiswa UMY Lolos Seleksi Indonesian International Student Mobility Awards 2024 Dalam Industrial Gathering Forum, Lulusan UMY Dinilai Memuaskan Oleh Mitra Kerja UMY Buka Peluang Kerja Sama Baru Dalam Kunjungannya ke Brunei Darussalam UKM Tapak Suci UMY Rebut 6 Emas & Gelar Pesilat Terbaik Ramadhan Hadir Lagi, Mahasiswa Penuhi Kajian Masjid KH Ahmad Dahlan UMY UMY Bagikan 5000 Takjil kepada Mahasiswa Secara Drive Thru Selama Ramadhan Kompetisi Robotik Jadi Ajang Teknik Elektro UMY Wujudkan Indonesia Emas Respons Perubahan Iklim dan Hubungannya dengan Sektor Konstruksi, Wasekjen PII Beri Pesan 38 Insinyur Baru UMY Untuk Jaga Lingkungan UAD Kembali Pelopori Pemberian Jabatan Fungsional Tenaga Kependidikan Jadi Tujuan Wisata, UMY Ajak Siswa SMA Nikmati Suasana Berkuliah di UMY 1.253 Mahasiswa UMY Diwisuda, LLDIKTI : Sukses Tak Hanya Soal Ijazah Tapi Juga Kecerdasan Mental

Pengabdian Masyarakat Dosen UAD Dongkrak Popularitas Batik Ringkel

YOGYAKARTA — Kampung Sayidan merupakan salah satu dari tujuh belas desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tepat di tengah kota Yogyakarta, sebelah timur kawasan titik Nol Kilometer, dan berdekatan dengan berbagai lokasi wisata. Di tempat ini dikenal batik unik Batik Ringkel.

Proses produksi Batik Ringkel sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Harga relatif tinggi karena proses pembuatan cukup rumit dan detil, sedangkan minat warga dalam proses pembuatan belum bisa optimal. Mulai diproduksi tahun 2018 dengan melibatkan ibu-ibu dan anak muda.

Proses pembuatan batik ini relatif lama karena membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan kecermatan cukup tinggi. Setiap perajin memiliki tugas masing-masing, ada yang membuat pola (digambar dan dijahit), mewarna, mencuci, menjemur, hingga proses pengemasan. Yogyakarta yang dikenal sebagai kota budaya diharapkan mampu mengoptimalkan segala potensi kearifan lokal sebagai aset budaya.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tergerak melakukan pengabdian masyarakat untuk menggerakkan kembali Batik Ringkel. Pengabdian ini didukung dan didanai penuh oleh LPPM UAD.

Ketua Tim Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Skim Multitahun, Probosiwi, M.Sn. dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, tertarik bisa mengembangkan dan meningkatkan potensi ekonomi Batik Ringkel. Pertimbangannya adalah Batik Ringkel masih sangat langka, belum dikenal luas, dan memiliki potensi jual yang tinggi. Kegiatan pengabdian dilakukan secara luring melibatkan 10 orang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Kegiatan ini melibatkan Kelurahan Prawirodirjan dan Kelompok Selaras Craft Textile sebagai mitra untuk mendukung proses kegiatan pegabdian ini dari sisi moril. Perwakilan dari Kelompok Selaras Craft Textile adalah Hj. Hermiati (Ketua), Siswanto (Jabatan Pembina), Farikha Lisnawati (Tim Teknis).

Tidak hanya menjalin kerja sama dengan mitra, tim pengabdian yang terdiri dari Kurnia Dewi Anggraeny, S.H., M.H. (Fakultas Hukum), Gibbran Pratishara, M.Sn. (Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi), Kirana Prama Dewi, S.Sos., M.Pd. (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) juga melibatkan mahasiswa yaitu Queenne Indah Ngangi, Alfian Bagus Fitrianto, Rahayu Gurniawati, Nadyacita Ramadhani, dan Nisaurrahmah. Peran mahasiswa menjadi co-trainer dan tim teknis dalam rangkaian kegiatan pengabdian yang dilakukan selama tiga tahun ini.

Kegiatan pengabdian Tahun 1 fokus pada pengembangan motif Batik Ringkel dan formula pewarnaan dengan bahan alami. Pengembangan motif dibuat pada kertas padalarang lalu diterapkan pada kain. Dalam hal pemilihan kain, tim melakukan uji coba pada tiga jenis kain yaitu kencana sutera, santung, dan katun prima dengan pembagian setiap perajin membuat pola untuk tiga jenis kain berbeda. Hal ini dilakukan untuk menetapkan kualitas karya jadi dan penentuan harga sesuai tingkat kerumitan pembuatan.

Motif yang dikembangkan mengandung unsure kearifan lokal atau kekhasan Yogyakarta dan dikaitkan dengan nilai Al Islam serta kemuhammadiyahan. Meskipun sempat mengalami penundaan proses pembuatan pola dan motif, namun respon yang sangat baik ditunjukkan oleh warga yang telah dipilih untuk menjalani kegiatan ini hingga proses pemasaran. (hr)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here