British Council Tertarik Hasil Riset Dosen dan Mahasiswa UAD Yogyakarta
YOGYAKARTA — Perwakilan British Council Indonesia, Ambarizky Ayudyah Trinugraheni selaku Internationalising Higher Education Programme Manager, kunjungi stand inkubator wirausaha hasil riset dosen dan mahasiswa di Kantor Urusan Bisnis dan Inovasi (KUBI) Kampus 2 UAD Jl Pramuka, Sidikan, Yogyakarta, didampingi Wakil Rektor III Dr Abdul Fadlil, MT, Wakil Rektor IV UAD Prof Drs Sarbiran, MEd, PhD, dan Hari Haryadi, SP, MSc (Kepala Kerjasama dan Inkubasi Bisnis KUBI UAD), Senin (15/7/2019) siang.
Hal itu dalam rangka mewujudkan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sebagai entrepreneur university.
Wakil Rektor IV UAD Prof Drs Sarbiran, MEd, PhD, mengatakan, UAD Yogyakarta satu-satunya universitas di lingkungan Muhammadiyah yang dipercaya Uni Eropa untuk menerima hibah Erasmus + dalam bidang kewirausahaan dan kurikulum pendidikan kewirausahaan.
Selain itu, kata Sarbiran, UAD juga mendapat kepercayaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendapat hibah program pengembangan kewirausahaan (PPK).
Kehadiran perwakilan British Council di UAD Yogyakarta, bagi Sarbiran, sangat berarti. “Hal ini juga merupakan kebanggaan bagi kami karena perguruan tinggi swasta tanpa memiliki nilai lebih tidak akan dilirik masyarakat,” kata Sarbiran.
Selain itu, menurut Sarbiran, kehadiran perwakilan British Council dapat membuka pintu hubungan UAD Yogyakarta dan British Council. “Terutama untuk pengembangan ekonomi kreatif inklusif di Indonesia pada umumnya dan khususnya di Yogyakarta,” kata Sarbiran.
Selama ini, KUBI UAD turut serta dalam kegiatan pengembangan ekonomi secara umum di masyarakat. “Khususnya mendorong tumbuhnya produk-produk start up bisnis,” tandas Sarbiran.
Dari pelatihan itu, kata Sarbiran, bisa belajar dari contoh-contoh konkret yang mampu melakukan lompatan dan terobosan jauh ke depan.
Selama ini, menurut Hari Haryadi, SP, MSc, Kepala Kerjasama dan Inkubasi Bisnis KUBI UAD Yogyakarta, KUBI UAD memang fokus pada pembinaan wanita korban perceraian yang termarjinalkan secara ekonomi dan kaum disabilitas.
Sementara itu, Ambarizky Ayudyah Trinugraheni ketika berada di lokasi KUBI UAD untuk melihat langsung inkubator yang telah dikembangkan UAD Yogyakarta, merasa sangat puas.
“Hal itu terlihat dari sejumlah inkubator hasil bimbingannya,” tandas Ambarizky, yang menambahkan hasil itu menunjukkan masyarakat perlu dibantu, dididik dan dikembangkan kewirausahaan.
Bagi Ambarizky, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjadi salah satu inkubator universitas dari program Developing Inclusive and Creative Economies (DICE).
Dan, DICE ini adalah program ambisius untuk mendukung pengembangan kewirausahaan kreatif dan kewirausahaan sosial antara Inggris dan negara yang masuk dalam lima ekonomi baru: Brasil, Mesir, Indonesia, Pakistan dan Afrika Selatan.
Dijelaskan Ambarizky, DICE menggunakan pendekatan inovatif dan lintas sektoral dengan membawa keahlian Inggris di bidang ekonomi kreatif dan ekonomi sosial untuk mendukung perkembangan yang Inklusif dari tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs).
“Nantinya dosen UAD Yogyakarta akan mengikuti ToT tentang kewirausahaan sosial dari British Council,” terang Ambarizky.
Bagi Ambarizky, pada November 2018 DICE British Council membidik para akademisi dan praktisi kewirausahaan yang berada di Perguruan Tinggi melalui penawaran kerjasama dengan inkubator bisnis universitas untuk memberikan pelatihan dan bimbingan bagi wirausahawan sosial dan generasi muda yang kreatif.
“Semoga UAD terpilih menjadi salah satu inkubator bisnis untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,” papar Ambarizky.
Dikatakan Ambarizky, ToT difasilitasi tim pelatih dari Coventry University Inggris dan Universitas Prasetya Mulya Indonesia. Diharapkan, peserta bisa memahami suksesnya inkubator bisnis universitas yang belajar dari pebisnis Inggris dan Indonesia.
“Selain itu meningkatkan ketrampilan terkait dengan inkubasi bisnis dan bisa memberikan layanan, pelatihan serta mentoring dampingannya untuk berinovasi,” kata Ambarizky.
Setelah menyelesaikan pelatihan, mampu memahami struktur inkubator bisnis di Perguruan Tinggi yang sukses, hasil belajar dari pengalaman Inggris dan Indonesia bisa meningkatkan keterampilan di bidang yang terkait dengan inkubasi bisnis komersial dan sosial.
Seperti disampaikan Hari Haryadi, timnya akan mengikuti Training of Trainer (ToT) bersama sembilan Perguruan Tinggi di Yogyakarta pada 13-22 Agustus 2019 mendatang. “Kepastian itu disampaikan perwakilan British Council yang melakukan kunjungan dan setelah melihat langsung inkubator yang dikembangkan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,” kata Hari Haryadi. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow