Prodi Magister Pendidikan Matematika UAD Adakan Pembelajaran Matematika Berorientasi HOTS
YOGYAKARTA — Dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, Prodi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta adakan workshop pembelajaran matematika berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau berpikir tingkat tinggi bagi guru-guru SD dan SMP se-Kabupaten Bantul di Kampus 2 UAD, Jl Pramuka 42 Sidikan, Yogyakarta, Selasa (30/4/2019), dengan narasumber Dr Supinah dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Matematika Yogyakarta.
“Hal itu guna menambah wawasan dan pengetahuan guru-guru,” terang Dr Suparman, MSi, DEA, Kaprodi Magister Pendidikan Matematika UAD Yogyakarta, yang menambahkan kegiatan itu sekaligus memperkenalkan kampus.
Di depan peserta workshop, Dr Suparman yang didampingi Anggit Prabowo, MPd, Dr Puguh Wahyu Prasetta, MSc dan Dr Andriani, MSi, menyinggung kualitas pendidikan matematika Indonesia harus ditingkatkan lagi. “Agar anak didik tidak hanya sekadar menghafal, akan tetapi mampu berpikir kritis, analistis dan mampu memberikan kesimpulan atau penyelesaian masalah,” kata Suparman.
Bagi Suparman, di era revolusi industri 4.0 ini telah ditunjukkan dengan beberapa pekerjaan yang dikerjakan manusia sudah beralih ke mesin. “Ini tantangan atau ancaman karena ada yang hilang atau datang,” kata Suparman, yang berharap kepada guru-guru untuk belajar tiada henti.
“Meski zaman sudah berubah, guru harus mengupdate pengetahuan sebagai dampak dari industri,” papar Suparman, yang menambahkan guru sekarang ini harus meningkatkan mutu dan kualitas lebih dari yang dijanjikan.
Selain itu, Dr Suparman juga sampaikan matakuliah wajib, matakuliah pilihan, lama studi, beban SKS dan memperkenalkan dosen yang mengampu di Prodi Magister Pendidikan Matematika. “Semua dosen bergelar doktor, baik lulusan dari luar negeri maupun dalam negeri,” kata Suparman yang menerangkan saat ini alumni Magister Matematika ada 23 orang yang menempuh program selama tiga semester selesai melalui metopen, penulisan proposal tesis, seminar proposal dan publikasi.
Di depan peserta workshop, Dr Supinah, Widyaiswara PPPPTK Matematika sampaikan pembelajaran matematika dan pembelajaran HOTS.
“Tantangan pembelajaran abad 21 perlu menyiapkan pembelajaran HOTS dan ini langkah yang sangat baik,” kata Supinah.
Melalui workshop itu, Supinah berharap guru-guru mampu mengimplementasikan pembelajaran yang berbasis HOTS. “Sehingga dapat melahirkan siswa yang mempunyai kemampuan menyelesaikan soal-soal HOTS,” papar Supinah.
Bagi Supinah guru harus punya kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kreatifitas dan inovasi serta kolaborasi.
Supinah sampaikan pula pembelajaran matematika berorientasi HOTS dan uraikan pohon pendidikan di Indonesia.
Apakah HOTS dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran dan dapat diterapkan di kelas rendah? “Bisa,” tandas Supinah, yang singgung pula beda guru aktif dan kontekstual.
Menurut Supinah, kecenderungan empirik meliputi etos baca yang rendah, kemampuan penalaran rendah dan pemanfaatan waktu yang tidak efisien. “Itu beberapa gejala yang mengkhawatirkan yang tampak pada sebagian generasi millenial,” kata Supinah.
Di depan peserta workshop, Supinah juga uraikan perubahan pedagogi pendidikan dari LOTS menjadi HOTS, hubungan antara belajar, pembelajaran dan HOTS.
Selain itu, Supinah juga menunjukka skema HOTS dalam pembelajaran dan penilaian abad 21.
Sampaikan pula hal dalam membangun kapabilitas guru konten pengetahuan, tingkat konseptualisasi, pelaksanaan PBM, komunikasi interpersonal dan kapasitas ego.
Di depan guru-guru, Supinah terangkan aspek ketrampilan berpikir tingkat tinggi dan dimensi pengetahuan serta strategi penerapan HOTS dalam pembelajaran.
Di tempat terpisah, Direktur Program Pascasarjana UAD, Prof Dr Achmad Mursyidi, MSc, Apt, mengatakan, Prodi Magister Pendidikan Matematika UAD Yogyakarta yang masih “seumur jagung” ini sudah membludak mahasiswanya.
“Dulu, hanya sedikit orang yang berminat belajar matematika,” kata Achmad Mursyidi, yang menambahkan orang tidak mau belajar matematika karena alasannya sulit. Namun sekarang, seperti dikatakan Achmad Mursyidi, banyak orang yang berminat untuk mempelajari matematika, tapi didominasi perempuan. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow