KKN PPM UAD Yogyakarta Latih Warga Nglegi Olah Minuman Kesehatan

KKN PPM UAD Yogyakarta Latih Warga Nglegi Olah Minuman Kesehatan

Smallest Font
Largest Font

GUNUNGKIDUL — Melimpahnya hasil empon-empon di desa Nglegi, Patuk, Gunungkidul, belum dapat menaikkan pendapatan keluarga secara signifikan. Salah satu penyebabnya, keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat tentang pengolahan bahan alam tersebut.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Empon-empon yang dihasilkan di desa Nglegi — khususnya dusun Nglagah, Padangan dan Geduro — berupa kunyit, jahe, temulawak, kunyit putih dan serai. Semua empon-empon itu, dari banyak penelitian, terbukti berpotensi untuk dikembangkan menjadi antioksidan dalam bentuk sediaan minuman kesehatan.

Antioksidan ditengarai dapat menangkal atau melokalisir radikal bebas (karsinogenik) akibat mengonsumsi makanan atau lingkungan yang kurang sehat.

Oleh karena itu, KKN PPM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerjasama dengan Kemenristekdikti RI melaksanakan program pelatihan mengolah empon-empon menjadi minuman kesehatan meliputi: serbuk instan, sirup dan teh herbal. Kegiatan ini diikuti ibu-ibu dari padukuhan Nglagah, Padangan dan Geduro.

Pelatihan itu merupakan bagian dari program KKN PPM dengan tema pemberdayaan perempuan melalui pengolahan empon-empon menjadi minuman kesehatan berbasis zero waste home industry.

Adapun program tersebut dikoordinir Dr. Iis Wahyuningsih, MSi, Apt dan Lina Widiyastuti, MSc, Apt, keduanya staf pengajar Fakultas Farmasi UAD Yogyakarta.

Menurut Iis Wahyuningsih, serbuk instan dipilih karena selain praktis dalam penggunaan juga memiliki stabilitas dan ketahanan yang lebih lama. “Sedangkan sirup itu kita pilih karena proses pembuatannya sederhana dan kemungkinan kegagalan dalam proses pembuatannya pun sangat kecil,” tambah Iis Wahyuningsih, Selasa (14/8/2018).

Seperti disampaikan Lina Widiyastuti, empon-empon yang diolah menjadi teh celup adalah daun serai.

Dan pelatihan ini telah dilaksanakan pada tanggal  6, 8, 11 dan 12 Agustus 2018 di masing-masing padukuhan, yang diikuti 50 orang di setiap dusunnya dan melibatkan 27 mahasiswa dari berbagai program studi.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow