Kick-off Meeting BUiLD di UAD: Bahas Pengalaman Universitas yang Tergabung dalam Konsorsium Indonesia dan Eropa
YOGYAKARTA — UAD Yogyakarta yang memiliki pengalaman dalam penanganan bencana, mencetak dokter tanggap bencana, trauma healing dan simulasi penanggulangan bencana, menjadi tempat diselenggarakannya pertemuan BUiLD (Building Universities in Leading Disaster Resilience).
Kegiatan dengan koordinator project Erasmus GITA dan BUiLD dari University of Gloucestershire UK diikuti universitas Eropa yang bergabung dalam konsorsium: University of Gloucestershire dari Inggris, University College Copenhagen dari Denmark, Polytechnic Institute of Porto dari Portugal dan Hafelakar Innsbruck dari Austria.
Adapun universitas dari Indonesia dalam konsorsium ini adalah Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Islam Indonesia (UII), President University, Universitas Andalas, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Surabaya, Universitas Khairun Ternate, dan Universitas Muhammadiyah Palu.
Erasmus+ yang mengkoordinir perguruan tinggi di Eropa kembali memberikan hibah kepada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta untuk kedua kalinya melalui program Capacity Building of Higher Education (CBHE) dalam program disaster management.
Sebelumnya, UAD telah mendapatkan hibah dengan tema GITA (Growing Indonesia: a Triangular Approach) yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi dengan dana Rp 1.2 miliar selama 3 tahun (2017 โ 2020).
Hibah Erasmus+ kali kedua ini, mempunyai tema BUiLD (Building Universities in Leading Disaster Resilience) dengan dana sebesar Rp 1.1 miliar selama 3 tahun (2019 โ 2022).
Hibah ini dimulai dengan kick-off meeting yang diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia pada hari pertama sekaligus pembukaaan. Dan pada hari kedua diadakan di UAD Yogyakarta sekaligus menutup acara kick-off meeting ini.
Acara di UAD Yogyakarta disambut langsung Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, dilanjutkan dengan sesi presentasi dan diskusi.
Dijelaskan Dr Muchlas, MT, UAD telah berkoordinasi secara internal dan juga telah melibatkan pihak-pihak terkait sebagai mitra seperti MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) untuk merealisasikan hibah tersebut.
Menurut koordinator project dari UAD Yogyakarta sekaligus kepala Kantor Urusan Internasional (KUI), Ida Puspita, MA.Res, kepercayaan pemberi dana dari luar negeri kepada UAD semakin lama semakin besar.
“Belum ada satu bulan UAD menyelenggarakan workshop manajemen internasionalisasi perguran tinggi dengan dibiayai oleh DAAD Jerman, kami sudah mendapatkan kepercayaan lagi melalui hibah Erasmus+ untuk menyelenggarakan pertemuan konsorsium BUiLD pertama ini,” kata Ida Puspita.
Hibah ini, kata Ida Puspita, insya Allah akan memberi manfaat tidak hanya untuk UAD, tetapi juga masyarakat luas. “Mengingat Indonesia memiliki banyak wilayah yang mengalami bencana alam,” tandas Ida.
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mendapat dana hibah dari Erasmus+ sebesar Rp 1,1 miliar untuk meningkatkan kapasitas kebencanaan.
Selain UAD, ada tujuh perguruan tinggi yang masuk dalam konsorsium dan mendapatkan dana hibah serupa: Universitas Islam Indonesia, President University, Universitas Andalas, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Surabaya, Universitas Khairun Ternate, dan Universitas Muhammadiyah Palu.
Hibah ini berfokus pada membangun kapasitas universitas menjadi universitas yang memiliki disaster awareness (prabencana).
Seperti hibah sebelumnya, UAD juga akan bergabung dengan konsorsium yang terdiri dari beberapa universitas di Indonesia dan di Eropa.
“Dan memiliki kemampuan menangani bencana atau masa mitigasi dan masa pemulihan,” ungkap Michael Fuller dari University of Gloucestershire, Selasa (3/12/2019), di Ruang Amphitarium Lt 9 Kampus Utama Jl Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Project BUiLD ini, seperti disampaikan Nadine Sulkowski, juga akan mencakup peninjauan kurikulum kebencanaan dalam beberapa prodi terkait.
Dan, hibah ini juga akan memberikan peralatan yang terkait pada upaya membangun disaster awareness bagi masyarakat.
Menurut Nadine, tujuan dari hibah ini adalah membangun kapasitas universitas yang termasuk di dalam konsorsium untuk menjadi center of excellence dalam hal penangananan bencana.
Mitra yang akan dilibatkan di antaranya dari Dikti, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lazismu, Basarnas, BMKG, ACT, dll.
UAD sendiri telah memiliki Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PSPMB) sejak tahun 2012. Dan unit inilah yang akan terlibat aktif dalam project BUiLD bersama beberapa prodi yang relevan, di antaranya: kedokteran, psikologi, kesehatan masyarakat, sebagian prodi di FKIP, farmasi, dll.
Dikatakan Nadine Sulkowski, Koordinator BUiLD dari Universitas Gloucestershire Inggris, kick-off meeting BUiLD di UII dan UAD untuk membahas pengalaman universitas yang tergabung dalam konsorsium Indonesia dan Eropa.
Mereka bertukar pengalaman penanganan bencana yang dapat dijadikan materi untuk penyusunan kurikulum, riset, dan pengabdian masyarakat.
“Konsorsium Eropa tidak hanya memberi pengalaman penanganan bencana, tetapi juga menyerap pengalaman dari perguruan tinggi Indonesia,” kata Nadine.
Wiryono Raharjo dari UII Yogyakarta menambahkan, perlu ada sinkron antara pengetahuan kebencanaan dengan pendidikan. “Perlu pula melihat local disaster untuk buat kurikulum,” kata Wiryono Raharjo yang didampingi Nadine Sulkowski dan Michael Fuller dari University of Gloucestershire serta Ida Puspita (UAD). (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow