WISUDAWAN TERBAIK UAD KELOLA USAHA KELUARGA

WISUDAWAN TERBAIK UAD KELOLA USAHA KELUARGA

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta semakin maju dan berkembang. Apalagi adanya kampus utama, membuat bangga mahasiswa.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Bagi Tegar Surya Putra, wisudawan terbaik kedua pada wisuda periode Maret 2018 dengan IPK 3.97, kampus utama adalah kemajuan bagi UAD Yogyakarta.

Mantan ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2017 ini, mengatakan, kemajuan UAD membuat bangga. “Ini adalah bukti konkret fasilitas terus-menerus diupayakan yang menunjukkan UAD adalah perguruan tinggi yang besar dan mampu bersaing,” papar Tegar, Ahad (25/3/2018).

Laki-laki kelahiran Banjarnegara, 26 September 1996, mengatakan, kampus utama UAD merupakan identitas baru UAD. Di kampus ini, mahasiswa lebih leluasa melakukan diskusi di luar jam perkuliahan. “Tempat yang luas dan sarana prasarana yang memadahi, memudahkan mahasiswa meningkatkan keilmuannya dab mengembangkan potensi diri,” kata Tegar.

Meski lingkungan kampus yang sudah baik, tapi untuk membagi waktu sangatlah sulit bagi Tegat. Terutama membagi waktu untuk kuliah dan organisasi. “Itu yang paling sulit selama saya kuliah di UAD,” tandas Tegar.

Awal masuk UAD, selain belajar disiplin ilmu pengetahuan, juga ingin memperdalam ilmu agama. Makanya ketika kuliah di UAD, Tegar Surya Putra selalu menerapkan disiplin waktu dalam belajar.

Ia selalu duduk paling depan ketika perkuliahan dan aktif di kelas. Baginya, yang terpenting harus belajar dengan tekun dan menjalin relasi. “Baik dengan rekan mahasiswa maupun dosen,” kata Tegar.

Alumni Prodi Manajemen UAD ini, pernah menempuh pendidikan di SDN 2 Purwasaba, SMPN 2 Mandiraja dan SMAN 1 Purwareja Klampok.

Putra dari Sapto Arudani (47) dan Khomidah (45) ini, pernah meraih juara 1 Sriwijaya National Management Competitio (SNMC) di Palembang (2015), partisipan dalam Gadjah Mada Vusiness Case Competition tingkat internasional (2015), juara 3 Management Case Competition di Semarang (2016), pemakalah dalam International Islamic Research Forum (IIRF) di Palangkaraya, Kalteng (2017).

Tegar bukan tipe orang yang selalu bergantung pada orang tua. “Saya harus mandiri,” kata Tegar, yang menambahkan ketika libur kuliah pulang ke Banjarnegara, Jateng, membantu jualan sembako dan jaga tempat fitness milik keluarga.

Meski ayahnya sebagai kepala dusun dan ibunya berwirausaha, Tegar tidak malu membantu pekerjaan orangtuanya.

Bidang ekonomi adalah kesukaannya. “Karena sesuai dengan disiplin ilmu yang saya pelajari,” ungkap Tegar.

Sebagai generasi milenial di era meritokrasi, Tegar menyadari bahwa tingkat perekonomian Indonesia masih sangat fluktuatif.

“Tingkat pengangguran dan kesenjangan perekonomian masih tinggi. Oleh karena itu, ini adalah awal bagi saya untuk turut serta berkontribusi membangun perekonomian Indonesia,” kata Tegar.

Selama jadi mahasiswa UAD Yogyakarta, Tegar aktif berorganisasi di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pernah menjabat Koordinator Komisi Advokasi DPM FEB UAD (2016), Ketua DPM FEB UAD (2017), Ketua Economics Debating Community (2017) dan pernah bekerja di Lembaga Pendidikan Surya Nusantara sebagai kepala divisi marketing. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow