UAD Yogyakarta ke Depan Menjadi Perguruan Tinggi Terkemuka
YOGYAKARTA — Perubahan struktur sangat diperlukan saat ini agar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dapat mengadaptasi diri terhadap dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat serta regulasi pendidikan tinggi, guna mencapai visi menjadi perguruan tinggi yang diakui secara internasional berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Hal itu disampaikan Rektor UAD Yogyakarta, Dr Muchlas, MT, di Ruang Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama UAD Jl Jenderal Ahmad Yani, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Sabtu (5/9/2020) siang, usai melantik 17 Kepala Unit Kerja dan 39 Kepala Bidang di 14 Unit Kerja.
Dengan telah tersusunnya struktur yang baru ini dan para ketua unitnya telah dilantik, Muchlas mengajak semua pihak di UAD Yogyakarta untuk bersama-sama memajukan dan memakmurkan institusi ini agar mampu menjadi perguruan tinggi yang terkemuka.
“Selain itu dapat mencetak intelektual unggul berdaya saing tinggi, berkepribadian Islami serta memiliki integritas moral dan intelektual,” kata Muchlas.
Tantangan UAD saat ini, seperti dikatakan Muchlas, memasuki fase yang sangat dinamis, seiring dengan munculnya berbagai isu disrupsi yang mendera dunia pendidikan oleh berbagai faktor seperti Revolusi Industri 4.0, pandemi Covid-19, perkembangan dan perubahan-perubahan regulasi serta kebijakan pendidikan yang tak terduga.
Bagi Muchlas, tersedianya fasilitas-fasilitas open source yang dapat diakses dengan mudah melalui internet oleh masyarakat, telah memunculkan konsep-konsep baru dalam penyelenggaraan institusi pendidikan tinggi seperti cyber campus, cyber university, online university dan sejenisnya.
“Munculnya pandemi penyakit secara global yang mendadak, tak terduga dan tak menentu berakhirnya itu telah menjadikan dunia pendidikan tinggi harus melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap tata-kelolanya agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang,” ungkap Muchlas.
Pada sisi lain, kebijakan terbaru dari pemerintah — khususnya tentang akreditasi dan kampus merdeka — telah membawa implikasi berubahnya kebijakan-kebijakan tata kelola secara internal, yang kesemuanya itu harus kita respons secara cepat, tepat dan bijak.
UAD Yogyakarta sebagai salah satu dari 170 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), dijelaskan Muchlas memiliki peran tidak hanya sebagai lembaga pendidikan saja. “Namun juga mengemban tugas menggairahkan dakwah amar makruf nahi munkar melalui pendidikan tinggi serta sebagai sarana perkaderan,” tandasnya.
Oleh sebab itu, program-program internalisasi dan implementasi nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) melalui program terintegrasi, baik dengan darma pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kemahasiswaan yang selama ini telah dilaksanakan, perlu terus kita sempurnakan. “Baik dari aspek pengembangan konsep maupun manajemen pelaksanaannya,” paparnya.
Indeks pencapaian target bidang AIK yang meliputi jumlah Baitul Arqam untuk dosen, tenaga pendidikan dan mahasiswa per tahun, upaya menjaga lingkungan kampus bebas rokok, dan integrasi pembinaan AIK berupa keaktifan di Persyarikatan Muhammadiyah ke dalam sistem penilaian kinerja serta remunerasi dosen dan tenaga pendidikan, perlu terus dikokohkan dan ditingkatkan.
Menurut Muchlas, tantangan dalam bidang riset dan inovasi serta pengabdian masyarakat mendorong SDM UAD Yogyakarta agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membantu negara, menciptakan masyarakat Indonesia yang inovatif berbasis iptek dan menciptakan keunggulan kompetitif bangsa secara global berbasis riset.
“Dengan demikian, kita perlu mengarahkan agar riset-riset yang dilakukan dapat memberikan dampak peningkatan inovasi SDM berbasis iptek yang pada akhirnya dapat meningkatkan martabat bangsa dalam memenangkan persaingan global,” kata Muchlas.
Dijelaskannya, indeks pencapaian target penelitian dan pengabdian yang mencakup parameter-parameter antara lain: jumlah penelitian dan PPM dosen, klaster penelitian dan PPM, jumlah artikel pada jurnal internasional bereputasi, jumlah hak kekayaan intelektual yang didaftarkan, jumlah jurnal ilmiah terindeks Sinta, dan jumlah produk inovasi per tahun, perlu terus ditingkatkan.
Langkah ini, menurutnya, perlu mendapat perhatian serius karena parameter-parameter tersebut menjadi bagian dari penilaian kinerja lembaga di tingkat unit (fakultas dan program studi) dan agregat dari seluruh penilaian di tingkat universitas.
Pada kesempatan itu, Muchlas mendorong dosen agar arah risetnya menuju hilirisasi produk perlu terus diupayakan.
“Pada level tatakelola, kebijakan-kebijakan terbaru dari kementerian pendidikan dan kebudayaan seperti merdeka belajar, kredit trasfer, dan pembelajaran jarak jauh juga harus direspon secara cepat dan tepat,” terangnya.
Kinerja dosen dalam proses pembelajaran, dikatakan Muchlas, juga harus terus dipantau untuk keperluan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan.
Bagi Muchlas, model-model pembelajaran inovatif terkini, kurikulum yang fleksibel dan adaptif, materi-materi mata kuliah institusional yang mendukung visi dan core values universitas, dan pembinaan bahasa asing perlu diterus dikembangkan.
“Selain itu tatakelola, pendokumentasian dan layanan kegiatan akademik yang selama ini sudah berlangsung baik, perlu terus ditingkatkan untuk memberikan kepuasan kepada stakeholders kita,” ujar Muchlas.
Berkaitan hal itu, Muchlas berharap agar target-taget rekruitmen mahasiswa per tahun juga perlu terus diupayakan dengan berbagai skema yang ada. “Dan terpenuhi sesuai perencanaan,” tandasnya.
Pengembangan perpustakaan modern yang selama ini sudah dirintis, dikatakan Muchlas, perlu terus diupayakan agar perpustakaan menjadi sarana sumber belajar yang mudah diakses dan sekaligus mampu menyediakan semua kebutuhan eksplorasi keilmuan yang diperlukan bagi mahasiswa dan dosen.
Ditambahkan Muchlas, orientasi pengembangan SDM perlu dijaga agar selalu on the right track menghasilkan riset yang dapat menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi bangsa. “Track yang telah dilalui, yakni dosen sebagai agen pembelajaran, agen riset, agen budaya dan agen transfer iptek, perlu diteruskan dengan menelusuri track baru sebagai agen pengembangan ekonomi berbasis iptek,” kata Muchlas.
Untuk mendukung upaya ini, Muchlas berharap SDM UAD Yogyakarta perlu terus didorong agar produk riset yang dilakukan mencapai level hilir atau level puncak dalam konteks Technology Readiness Level.
Selain itu, peningkatan kualifikasi dan kompetensi SDM UAD perlu menjadi prioritas pengembangan melalui berbagai program seperti akselerasi lektor kepala dan profesor.
“Sebagai autokritik, indeks progresivitas pengembangan SDM UAD saat ini masih belum memenuhi target yang diinginkan,” jelas Muchlas.
Oleh sebab itu, mulai tahun 2020 ini dilakukan langkah-langkah strategis pengembangan SDM UAD yang meliputi peningkatan jumlah dosen berpendidikan S3, jumlah dosen dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar, jumlah dosen bersertifikasi pendidik, dan perbaikan rasio mahasiswa terhadap dosen.
“Kemajuan-kemajuan yang akan kita upayakan tentu tidak akan bermakna secara internal jika tidak memberikan dampak peningkatan kesejahteraan bagi warga UAD,” papar Muchlas.
Oleh sebab itu, usaha-usaha untuk menjaga ketahanan finansial menjadi prioritas utama di tengah dinamika finansial UAD yang sangat tinggi di era sekarang, khususnya era pandemi Covid-19 ini.
Kata Muchlas, beban finansial untuk kemajuan institusi yang sudah menjadi komitmen kita, perlu kita kawal bersama. “Sehingga dapat diciptakan suatu suasana akademik yang konstruktif dan produktif,” kata Muchlas.
Mengingat hampir seluruh biaya operasioanal universitas diupayakan secara mandiri, maka diperlukan kebijakan-kebijakan strategis dalam penanganan finansial UAD. “Upaya-upaya peningkatan akuntabilitas pada bidang finansial, pengalokasian anggaran belanja yang tepat dan pengelolaan aset, diharapkan akan dapat dicapai berbagai efisiensi yang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan,” papar Muchlas.
Dikatakan Muchlas, indeks progresivitas bidang keuangan yang meliputi jumlah mahasiswa baru per tahun, jumlah pendapatan dari SPP, jumlah pendapatan bersumber dari pengelolaan aset, modernisasi keuangan per tahun, persentase dana untuk pengembangan SDM dan persentase rekomendasi audit Lembaga Pembina dan Pengawas (LPPK) PP Muhammadiyah yang telah dilaksanakan, perlu terus ditingkatkan.
Selain itu, layanan-layanan dalam bidang aset dan sistem informasi juga perlu terus ditingkatkan. Model layanan dengan sistem tracking status pada setiap tahap, juga perlu dikembangkan untuk mempermudah stakeholders dalam mengetahui tahap-tahap layanan aset yang diberikan.
“Orientasi layanan sistem informasi telah kami ubah, yang sebelumnya menggunakan pendekatan pembidangan seperti infrastruktur, jaringan dan sistem informasi, sekarang menggunakan pendekatan pengembangan sistem meliputi bidang perencanaan, pengembangan dan operasi, yang diharapkan dapat memberikan layanan sistem informasi lebih baik kepada stakeholders kita,” terang Muchlas.
Sebagaimana diketahui, kemajuan universitas bertumpu pada lulusan yang memiliki daya saing di kancah nasional dan internasional. “Untuk itu kita perlu membekali mahasiswa dengan kompetensi holistik dengan memberikan peluang belajar tidak hanya melalui kuliah-kuliah formal kurikuler, tapi juga aktivitas kemahasiswaan ko-kurikuler,” terangnya.
Menyoal prestasi-prestasi mahasiswa UAD yang telah dicapai selama ini, disarankan Muchlas perlu terus ditingkatkan dengan cara mengevaluasi program-program yang sudah dijalankan. “Agar langkah-langkah kita ke depan lebih efektif dan efisien,” kata Muchlas.
Oleh karena prestasi internasional sudah mulai naik, mulai tahun 2020 diupayakan seluruh penilaian aspek kemahasiswaan berdasar prestasi internasional.
Indeks progresivitas bidang kemahasiswaan meliputi jumlah mahasiswa berprestasi nasional dan internasional per tahun, pengiriman mahasiswa pada event global per tahun seperti joint degree, double degree, shortcourse, summer camp, dan program-program kompetisi pada level internasional serta pengembangan kewirausahaan mahasiswa perlu terus ditingkatkan.
Pada struktur UAD yang baru, dijelaskan Muchlas, terdapat 2 badan, 3 kantor dan museum yang langsung di bawah koordinasi rektor.
Dari Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas (BPPU), Muchlas berharap dapat memperoleh dukungan dalam hal perencanaan dan pengembangan strategis universitas, perancangan program dan anggaran pendapatan dan belanja universitas, pembinaan dan penguatan kapasitas perencanaan di berbagai unit universitas, sinkronisasi kinerja unit-unit organisasi universitas, dan penyediaan data-data strategis untuk pengembangan dan pengambilan keputusan.
Selain itu Muchlas pun berharap kepada Badan Penjaminan Mutu untuk terus mengembangkan dan meningkatkan monitoring dan evaluasi internal untuk memastikan akuntabilitas penyelenggaraan universitas maupun unit kerja. “Dan juga membantu universitas dalam menyiapkan proses akreditasi institusi serta menjadi fasilitator komunikasi dengan lembaga sertifikasi dan akreditasi lain, baik dari dalam maupun luar negeri,” terang Muchlas.
Kerjasama dengan berbagai institusi di dalam maupun di luar negeri yang sudah ada dan berada dalam koridor yang benar selama ini, dijelaskan Muchlas, akan terus dioptimalkan dan diperkuat. “Sehingga dihasilkan mutualisme untuk kemajuan UAD,” papar Muchlas.
Untuk institusi dalam negeri khususnya industri, perlu diberikan perhatian lebih karena dengan cara demikian akademisi UAD dapat menjadi pemain utama di negaranya sendiri.
Di samping itu, dalam penyelenggaraan pendidikan akan selalu menjunjung tinggi Etika dan martabat keilmuan sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan yang menjadi landasan gerak kampus.
Ke depan, kata Muchlas, dapat dilaksanakan program-program pelatihan kewirausahaan dan inkubasi bisnis bagi kalangan internal maupun eksternal. “Karena UAD saat ini telah memiliki beberapa unit bisnis, kami juga berharap KUBI dapat membantu pimpinan dalam perencanaan dan pengembangan unit usaha yang telah ada maupun unit usaha baru yang akan dibentuk,” katanya.
Saat ini, UAD Yogyakarta telah menerima amanah dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mengelola museum. “Oleh sebab itu, saya berharap dari unit museum ini dapat dilakukan upaya perencanaan dan tata kelola museum yang strategis dan baik sehingga nantinya Museum Muhammadiyah yang dikelola UAD ini dapat menjadi sarana informasi, layanan edukasi, kemitraan, tranformasi nilai dan rekreasi yang profesional,” kata Muchlas.
Bagi Muchlas, dukungan yang berkualitas, totalitas dan ikhlas dari para akademisi, staf, fakultas-fakultas, unit-unit dan pihak-pihak lain sangat diharapkan. “Agar bahtera besar UAD ini dapat selalu maju, sejahtera penuh barokah Allah SWT,” ujar Muchlas. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow