UAD Kembangkan Desa Wisata Taman Ingas dan Mbulak Umpeng di Srimartani Piyungan Bantul
YOGYAKARTA — Tim Pengabdian Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerjasama dengan Kelurahan Srimartani, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, kembangkan desa wisata Taman Ingas dan Mbulak Umpeng yang aman dan nyaman di era pandemi Covid-19.
Tim Pengabdian UAD Yogyakarta melaksanakan program pengabdian dalam hal pelatihan bidang pengelolan wisata desa di era pandemi Covid-19 yang dilaksanakan pada 14-15 Juni 2021 di Taman Ingas Srimartani, Piyungan, Bantul, diikuti pengelola wisata dan pedagang kuliner wisata desa.
Tim Pengabdian kepada Masyarakat UAD Yogyakarta terdiri dari Dr Dyah Suryani, M.Kes (Prodi Gizi), Akhid Mudayana, MPH (Prodi Kesehatan Masyarakat) dan Mufti Khakim, SH, MH (Fakultas Hukum) mendapat apresiasi dari Lilik Raharjo selaku Kasi Perencanaan Kelurahan Srimartani.
“Saya sangat mendukung adanya kerja sama antara tim pengabdian UAD dengan masyarakat Srimartani, khususnya pengelola wisata desa yang sekarang sedang digencarkan,” kata Lilik Raharjo.
Kerjasama dengan perguruan tinggi, dikatakan Lilik Raharjo, sebagai sebuah kebutuhan dalam pengembangan desa wisata, sumbangsih ide dan gagasan serta strategi pengembangan wisata desa. “Khusunya di Taman Ingas dan Mbulak Umpeng,” kata Lilik Raharjo, yang menambahkan sebaiknya kerjasama ini dilaksanakan secara berkelanjutan.
Kolaborasi ini, lanjut Lilik Raharjo, kiranya dapat dilanjutkan dalam program-program yang lain.
Saat ini Desa Srimartani sangat membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk pengembangan desa yang lebih maju dan menyejahterakan.
Kebutuhan berwisata masyarakat semakin tinggi. Hal itu untuk melepas kepenatan setelah melakukan aktivitas pekerjaan. Dan, perhatian pemerintah yang cukup tinggi terhadap pemberdayaan masyarakat bidang kepariwisataan dibuktikan dengan dukungan pemerintah dengan adanya Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Peratuan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2004 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bantul, Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2020 tentang Perubahan atas Perda Kabupaten Bantul Nomor 18 tahun 2015 tentang Rencana Induk Kepariwisataan Daerah Tahun 2015-2025.
Komunikasi pengelola wisata dengan masyarakat sekitar lokasi wisata dan juga pihak pihak yang terlibat perlu dijalin sebaik mungkin untuk meminimalisir konflik yang kemungkinan bisa terjadi.
Dalam pelatihan bertemakan “Hukum Pariwisata”, Mufti Khakim, SH, MH, dari Fakultas Hukum UAD Yogyakarta, berharap sebaiknya diperhatikan juga aspek hukum tentang perijinan lokasi wisata, tentang status tanah dan sistem tata kelola.
Pengembangan kepariwisataan akan banyak melibatkan berbagai macam potensi kreatifitas, dengan jenis-jenis wisata yang beragam. “Ada wisata education, wisata seni, wisata adat, wisata pengembangan ekonomi kreatif dan wisata kuliner,” tambah Akhid Mudayana, MPH dari Prodi Kesehatan Masyarakat UAD.
Dikatakan Akhid, semuanya itu sebaiknya dibarengi dengan memperhatikan niali-nilai yang hidup dalam masyarakat. “Misalnya nilai moral, nilai budaya, dan nilai kepatutan,” tandasnya.
Akhid dalam kesempatan pelatihan itu menyampaikan pentingnya manajemen wisata. “Mulai dari perencanaan, pembuatan area wisata, pengelolan wisata, pemasaran sampai pada pengembangan wisata,” kata Akhid.
Di Srimartani, wisata desa yang sudah ada saat ini adalah Taman Ingas dan Mbulak Umpeng.
Taman Ingas dengan keunggulan tempat yang rindang di bawah pohon dan pinggir sungai dengan aneka kuliner serta gubuk-gubuk kecil yang bisa untuk bersantai. Ada juga jembatan kenangan yang melintasi sungai.
Hal tersebut, disarankan Akhid, sebaiknya senantiasa diperbarui fasilitasnya dengan melibatkan anak-anak muda kreatif.
“Pengelolaan dengan melibatkan anak-anak muda tentu akan sangat manfaat pada sisi pemasaran dan bisa ditambah dengan penyediaan tempat-tempat untuk swafoto yang instagrameble,” kata Akhid.
Diharapkan, Mbulak Umpeng juga perlu dikembangkan lebih lanjut dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas tempat serta aneka kuliner yang khas dengan pemandangan hamparan sawah yang menghijau atau menguning (saat padi siap panen).
Kerja sama semua pihak — baik pengelola maupun aparat desa selaku pemangku kebijakan — sangat dibutuhkan dalam pengembangan pengelolan wisata desa.
Di sisi lain Dr Diyah dari Prodi Gizi UAD menyampaikan pentingnya jaminan dan perlindungan bagi wisatawan dan pengunjung untuk mendapatkan makanan yang sehat dan aman.
“Sehat dan aman mulai dari bahan makanan, pola pengolahan sampai pada penyajian,” kata Dr Dyah Suryani, yang juga menyampaikan jaminan makanan yang sehat, aman serta rasa yang enak.
Hal itu, kata Dyah Suryani, akan mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Selain itu, penjelasan berbagai kandungan gizi pada makanan yang disajikan baik melalui poster, tulisan yang ditempel di lokasi-lokasi strategis, juga bisa menjadikan pengunjung akan datang. “Tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali karena kebutuhan akan kesehatan makanan,” ujarnya.
Ditambah lagi sekarang di era pandemi Covid-19 di satu sisi masyarakat membutuhkan tempat untuk wisata. Di sisi lain juga tuntutan menjalankan prokes harus diperhatikan.
“Oleh karena itu, perlengkapan dan peralatan untuk cuci tangan, hand saniteizer serta alat pengukur suhu harus tersedia d lokasi wisata serta tempat yang memadahi agar pengunjung tetap bisa jaga jarak dalam menikmati wisata yang ada. (asa)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow