Kampus

Kampus

MediaMU.COM

May 16, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Rektor UMY Jadi Guru Besar Bidang Ilmu Tanah

Rektor UMY Jadi Guru Besar Bidang Ilmu Tanah

BANTUL – Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto M.P., IPM., Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi guru besar ke-17 di UMY. Ia memperoleh gelar profesor di Bidang Ilmu Tanah berdasarkan SK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 15 November 2021. Ceremony penyerahan SK guru besar akan dilaksanakan Senin (29/11) di UMY.


Gunawan menjelaskan, ilmu tanah merupakan ilmu yang mendasari semua bentuk kehidupan dan aktivitas manusia di muka bumi. Semua makhluk hidup berpijak di tanah. Ilmu tanah banyak membicarakan tentang fungsi tanah bagi keberlangsungan hidup di muka bumi.


“Ketika berbicara tentang kehidupan di muka bumi kita tidak bisa berpaling dari yang namanya fungsi tanah menghasilkan bahan pangan. Itu berhubungan dengan sejauh mana tanah dapat menumbuhkan tanaman-tanaman pertanian, yang dapat diambil hasilnya dan dikonsumsi manusia,” jelasnya.


Hasil penelitian Prof. Gunawan lebih cenderung kepada bagaimana mengelola tanah agar selalu memiliki daya dukung dan kualitas memadai bagi keberlangsungan makhluk di bumi. Ia mengaku sudah meneliti hal itu sejak 1997, saat masih S2.

“Saya selalu konsen kepada bagaimana kita meningkatkan, menjaga, mengevaluasi, mengelola produktivitas tanah,” tegasnya.


Secara umum, penelitiannya menyasar kepada daerah yang memiliki keterbatasan. Konsennya pada lahan-lahan yang terkena dampak bencana, misalnya erupsi gunung, tertimbun material tsunami, dan daerah-daerah yang tanahnya kurang subur seperti lahan pasir pantai dan lahan bekas tambang.


“Beberapa penelitian saya juga berbicara tentang bagaimana mengembalikan kesuburan lahan bekas tambang, terutama tambang timah putih Bauksit,” paparnya.


Dengan cara memanfaatkan sumber daya lokal, misalnya pemanfaatan kompos, sedikit demi sedikit lahan tersebut pulih walaupun tidak seratus persen seperti sediakala. Hal ini membuktikan bahwa menambang secara besar-besaran tanpa memikirkan dampak akan merusak permukaan tanah.


Fase pemulihan tanah bekas bauksit sedikit rumit. Diawali melakukan pembersihan batuan timah dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi sehingga tanah tebing bisa longsor.

“Pengurugan dengan diratakan kemudian dimasukkan bahan organik sebanyak-banyaknya sebagai kunci dari kesuburan tanah. Itulah cara yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi tanah,” tutur Gunawan.

Dosen Fakultas Pertanian UMY ini kemudian menjelaskan ciri-ciri lahan yang sudah rusak. Di antaranya adalah tanah tidak mampu menyimpan air sehingga menjadi lahan kering, atau sebaliknya menjadi lahan basah, mudah tergenang, contohnya lahan bekas tambang timah. Kondisi seperti ini justru membahayakan.

Prof. Gunawan berharap, siapapun yang membuka lahan ada baiknya memikirkan keberlangsungan hidup ke depan. Karena, semakin sedikit lahan yang bisa ditanami, akan memperparah ketersediaan pangan.

Mengurangi eksploitasi lahan yang dapat merusak permukaan tanah itu sendiri, mengatur pola penggunaan lahan, mengidentifikasinya jika lahan memiliki produktivitas tinggi sebaiknya jangan dialih fungsikan dari fungsi aslinya sebagai lahan pertanian.

“Sehingga kita tidak perlu impor terus beras, kedelai, sayuran, dan garam yang akan menyebabkan masalah besar,” tandasnya.

Gunawan menekankan, gelar guru besar yang diraihnya bukan puncak akademis. Dirinya akan tetap melakukan penelitian lebih luas lagi, dan meneliti lahan marginal (lahan yang rendah potensi dan produktivitasnya).

“Saat ini terjadi penyusutan signifikan lahan subur di Indonesia. Sehingga harus mulai berpikir, kita bisa bertani dengan teknologi khusus dengan cara khusus untuk meningkatkan produksi pangan,” katanya. (*)

Berita ini diterima mediamu.com dari Biro Humas dan Protokol UMY
Editor: Heru Prasetya

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here