ads
PKM UAD Bahas Model Parenting Islami di Gilangharjo

PKM UAD Bahas Model Parenting Islami di Gilangharjo

Smallest Font
Largest Font

BANTUL - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali melakukan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kali ini mereka mengabdi di Kelurahan Gilangharjo, Pandak, Bantul dengan mengadakan Seminar Model Parenting Islami pada Selasa, (27/2) bersama Dr. Sutarman, M.Hum, Dosen FAI UAD.

Manfaat adanya kegiatan pengabdian ini, bahwa berdasarkan hasil angket pertanyaan sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat Gilangharjo, diketahui kalau Parenting Islami sangat bagus. Yaitu terkait cara-cara dan pola asuh anak sesuai dengan tumbuh kembang anak dengan pendekatan budi pekerti lewat nilai-nilai agama, atau lewat kegiatan sosial masyarakat dan budaya.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Dalam paparannya, model pendidikan yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dalam kandungan. Terlebih ketika bayi sudah berusia 4 bulan hendaknya dibiasakan didengarkan kata-kata yang baik, salah satunya lantunan ayat-ayat Al-Qur’an, sholawat Nabi, lagu Islami dan lainnya perkataan yang baik. 

Selain pendidikan di keluarga oleh orangtuanya, apabila sudah beranjak sekitar usia 4 tahun, agar dimasukkan ke sekolah PAUD berbasis Islam.

Kemudian, pada umur usia SD – SLTA, dipilihkan tempat pendidikan anak yang mendukung kemandirian hidup Islami, seperti: Sekolah Islam; Pondok pesantren yang menanamkan ilmu agama, ilmu umum, dan keterampilan hidup (soft skills) serta lingkungan masyarakat yang mendukung pengembangan diri anak. 

Selain itu, anak perlu ada pengembangan diri yang mengasah nilai-nilai keimanan. Mulai dari anak dibiasakan membaca (tadarus) Al-Qur’an, syukur mengajarkannya kepada yang lain. 

"Jika di sekolah Islam, atau pondok pesantren atau di rumah, sehabis Magrib/Subuh atau sewaktu waktu setiap ada kesempatan, hendaknya anak dibiasakan tadarus. Sebab sebaik baik manusia adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya, sebagaimana HR. Bukhari," tutur Sutarman.

Anak juga harus dibiasakan shalat wajib lima waktu berjamaah di masjid/rumah serta dibiasakan shalat Sunnah, seperti Dhuha dan Tahajud, dan shalat sunnah lainnya; 

Selain shalat, anak juga perlu belajar berpuasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis. Serta berusaha selalu menjaga wudhu dan dibiasakan dzikir / berdoa, antara lain dengan doa berikut,

 ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูู†ู‘ููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฐููƒู’ุฑููƒูŽ ูˆูŽุดููƒู’ุฑููƒูŽ ูˆูŽุญูุณู’ู†ู ุนูุจูŽุงุฏูŽุชููƒูŽ

"Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik"

Nabi Muhammad SAW selalu bersyukur, dan berdzikir. Beliau sudah dijamin dosa-dosanya diampuni dan dijamin masuk syurga. Beliapun tak henti mengucap syukur dan mengingat Allah atas nikmat yang telah diberikan. 

Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk membaca doa/dzikir tersebut setiap habis selesai melaksanakan shalat fardu agar menjadi hamba yang bersyukur, serta menjadi anak yang berbakti terhadap orang tua atau birrul walidain

"Semua akan efektif, bila diiringi dengan ketauladanan orang tuanya, karena ketauladanan orang tua akan mudah terpatri di lubuk hati anak-anak," katanya. (*

Berita ini diterima Mediamu dari Diyan, F. (Persada UAD) 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow