Penarikan PPG Gelombang 2 FKIP UAD, Guru Harus Siapkan Tiga Bekal

Penarikan PPG Gelombang 2 FKIP UAD, Guru Harus Siapkan Tiga Bekal

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) secara resmi menarik para mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 2 di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada Kamis (30/3) pagi. Program ini terselenggara atas kemitraan antara SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebagai sekolah mitra dengan FKIP UAD yang berlangsung selama 3 bulan.

SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebagai sekolah mitra UAD melalui Program Prajabatan ini, telah sukses melakukan pendampingan terbimbing, mandiri dan pengembangan untuk kegiatan desain pembelajaran, standar proses, persekolahan, manajemen sekolah dan evaluasi/assessment pendidikan kepada 6 orang mahasiswa FKIP UAD, terdiri dari 3 mahasiswa Prodi BK dan 3 mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Dalam acara penarikan ini, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dari FKIP UAD, Sucipto, Ph.D, menyampaikan pesan kepada semua mahasiswa yang ditarik tentang bekal yang harus disiapkan untuk menjadi guru, bahkan pemimpin bidang pendidikan.

Pertama, harus mempunyai growth mindset. Artinya, seorang pemimpin pembelajar harus mau terus belajar dan belajar, pentingnya mengembangkan keilmuan dan menjadikan masalah yang muncul itu sebagai sebuah ilmu, di mana jika kita ber-growth mindset atas persoalan yang muncul, kita mampu ngudari atau mengurai masalah menjadi sebuah partikel-partikel ilmu, yang akhirnya dapat menemukan solusi.

“Jika ditulis dengan format PTK/Action Research dan PTS/School Action Research, best practice, artikel/jurnal, maka akan menjadi ilmu yang manfaat,” kata Sucipto.

Kedua adalah responsive. Menurutnya, seorang guru harus mampu responsif terhadap pergerakan apapun yang terjadi di sekolah.

“Termasuk perkembangan informasi yang cepat dan tanggap solusi akan persoalan yang muncul baik antara guru, orang tua, siswa, maupun masyarakat,” terang Fitri Sari Sukmawati, M.Pd selaku Kepala SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Ketiga adalah resilience. Yaitu, ketangguhan seorang guru harus teruji dengan munculnya berbagai masalah. Tetapi kata Fitri, selalu optimis untuk dapat mengatasinya.

Hal tersebut, ibarat bola yang dihujamkan ke bawah, akan tetap mantul ke atas dan mampu melambung tinggi. “Ketangguhan terhadap lingkungan yang kita harap cepat bertajdid, tetapi ternyata belum mampu berubah,” papar Fitri.

Menurutnya, seorang guru paham bahwa mengubah manusia perlu ada perencanaan, proses, refleksi, evaluasi dan melakukan penilaian. Maka, dengan tiga bekal tersebut, guru pasti tidak ada yang mengeluh dengan beban administrasi pembelajaran berupa silabus dan RPP (lesson plan) yang harus disiapkan guru sebelum mengajar.

“Hal ini disebabkan guru profesional sadar bahwa mengubah manusia menjadi lebih baik itu tidak akan kita dapatkan tanpa perencanaan atau RPP,” ungkap Fitri.

Fitri juga menambahkan jika guru sebelum mengajar tidak membuat RPP, maka jadinya akan ceramah serta menjadi sebuah formalitas menghabiskan materi. Sebab, tanpa melihat perubahan detail siswa untuk mengalami perubahan lebih baik.

Selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dari FKIP UAD,  Sucipto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta atas bimbingannya kepada mahasiswa UAD.

“Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dari sikap maupun ucapan dari mahasiswa. Semoga dari SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta ini, kita bisa memotivasi mahasiswa UAD bersama pendidik SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta demi kesuksesan pendidikan di Indonesia,” kata Sucipto. (*)


Berita ini diterima mediamu.com dari Affan Safani Adham

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
MediaMu Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow