Pak Haedar Beberkan Syarat Generasi Khoiru Ummah di Depan Dahlan Muda UAD

Pak Haedar Beberkan Syarat Generasi Khoiru Ummah di Depan Dahlan Muda UAD

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – “Selamat datang kepada para mahasiswa baru UAD, kalian adalah orang-orang terpilih.”

Sapaan penuh kedekatan dan motivasi itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., ketika menyambut para Dahlan Muda dalam pembukaan Program Pengenalan Kampus (P2K), Senin (13/9). Acara digelar secara hybrid (daring dan luring).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Selain bersyukur kepada Allah SWT, manfaatkanlah peluang menjadi mahasiswa UAD ini untuk benar-benar menjadi sosok pembelajar. Tidak hanya belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kehidupan,” lanjut Prof. Haedar.

Ia menambahkan, kampus merupakan tempat mencari ilmu serta mempelajari kehidupan. UAD sebagai salah satu kampus Perguruan Tinggi Muhammadiyah tentunya berperan penting dalam mendidik generasi umat dan bangsa sebagai generasi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas berilmu, berkeahlian, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Hal tersebut, dalam Al Qur’an disebut dengan generasi khoiru ummah, yaitu generasi umat terbaik, sebagaimana tertuang dalam surat Ali Imran ayat 110. Generasi umat terbaik ini tidak bisa sekali jadi.

“Kalian mahasiswa UAD setahap demi setahap sebagai pribadi harus menjadi insane-insan terbaik dan sebagai komunitas haruslah menjadi generasi khoiru ummah,” tegasnya.

Generasi khoiru ummah harus dibangun dalam semangat tinggi, semangat mujahadah, kegigihan, dan kebersamaan. Agar bisa menjadi generasi terbaik, pertama dalam hal ruhani, harus menjadi orang-orang berjiwa ihsan hasil dari aktualisasi iman dan takwa. Ihsan juga wajib dijadikan sebagai etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, mahasiswa UAD harus gigih, gemar, dan mencintai ilmu, khususnya dalam hal Iptek dan profesionalitas. Meskipun proses pembelajaran bersifat daring, semangat mencari ilmu harus lebih tinggi lagi. Justru, di era pandemi Covid-19 ini, mahasiswa mesti lebih disiplin.

“Kalau tidak punya jiwa mandiri dalam belajar, kalian tidak akan memperoleh banyak hal. Jadi, kalian harus menjadi orang yang haus dan lapar akan ilmu serta menguasai Iptek di masa depan,” tambah Haedar.

Ketiga, mahasiswa UAD harus punya peran sosial, kemasyarakatan, keumatan, dan kebangsaan positif dan konstruktif. Ketika menjadi mahasiswa harus bisa bersosialisasi dengan siapapun, bahkan dengan yang berbeda agama, suku, ras, dan lain sebagainya.

“Dalam menjalin hubungan, mahasiswa UAD juga harus saling menghormati, toleran, menghargai, dan saling memuliakan martabat baik laki-laki maupun perempuan,” tandasnya.

Setelah menjadi sarjana atau sampai ke tingkat tertinggi, Haedar juga berpesan untuk tetap menjadi insan yang dapat memberi kemanfaatan.

Haedar berharap para mahasiswa baru UAD bisa menjadi mahasiswa yang dapat membawa visi atau pandangan dakwah dan tajdid Muhammadiyah untuk kemajuan alam semesta atau menjadi rahmatan lil ‘alamin.

“Yakinlah bahwa kalian tidak salah pilih berada di Muhammadiyah. Kalian di sini, akan menjadi orang yang bisa mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin serta menjadi generasi uswatun hasanah bagi orang lain,” kata Haedar Nashir. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow