Neil Towers dan Nadine Sulkowski dari Gloucestershire University Inggris Kunjungi KUBI UAD Yogyakarta
YOGYAKARTA — Untuk menindaklanjuti hibah Erasmus + dari Growing Indonesia A Triangular Approach, Neil Towers dan Nadine Sulkowski dari Gloucestershire University Inggris melakukan monitoring and evaluating (monev) Kantor Urusan Bisnis dan Inovasi (KUBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang diterima Rektor UAD Dr H Kasiyarno, M.Hum didampingi Wakil Rektor II Drs Safar Nasir, MSi, Wakil Rektor III Dr Abdul Fadlil, MT, Wakil Rektor IV Prof Dr Sarbiran dan Dr Kintoko, SF, MSc, Apt (KUBI UAD) di Kampus 2 UAD Jl Pramuka Yogyakarta, Senin (24/6/2019).
Selain mengunjungi UAD Yogyakarta, perwakilan Erasmus + juga mengunjungi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, yang juga merupakan anggota konsorsium 11 universitas dari berbagai negara.
Monev kali ini juga merupakan ajang bagi inkubasi bisnis yang berada di bawah naungan UAD Yogyakarta untuk memamerkan produk unggulan mereka.
Kali ini, ada 15 produk unggulan inkubasi bisnis UAD yang diproduksi oleh UMKM lokal maupun produk mahasiswa.
Produk-produk tersebut bervariasi dari kuliner hingga obat herbal yang dikembangkan oleh mahasiswa UAD Yogyakarta.
Kini, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjadi satu di antara tujuh kampus yang menjadi rujukan perguruan tinggi berwawasan kewirausahaan.
Rujukan itu, seperti dijelaskan Rektor UAD Kasiyarno, tidak hanya sebatas di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) saja. “Tapi juga kampus-kampus lain di seluruh Indonesia, baik negeri maupun swasta,” tandas Dr Kasiyarno MHum di sela-sela menerima kunjungan tim dari Erasmus + di Kampus 2 UAD Yogyakarta.
Neil Towers dan Nadine Sulkowski dari Gloucestershire University melakukan monitoring dan evaluasi di KUBI UAD yang menaungi seluruh unit kewirausahaan UAD Yogyakarta.
Menurut Kasiyarno, ada banyak kemajuan setelah pihaknya bekerja sama dengan Erasmus + ini. “Terutama dalam hal peningkatan kapasitas dosen dan mahasiswa,” tandas Kasiyarno.
Kini, seluruh unit kewirausahaan menjadi satu dan terkoordinasi di KUBI. “Sehingga tak lagi terpecah-pecah,” ungkap Kasiyarno.
Ketika berada di KUBI diharapkan mereka bisa mendapat informasi dan pendampingan supaya ide-ide dan bisnis semakin berkembang.
Selain itu, kampus juga bisa melakukan perubahan-perubahan pada kurikulum yang berbasis kewirausahaan. Sebenarnya, kampus UAD Yogyakarta sudah melakukannya sebelum kerja sama. “Tapi makin luas setelah ada bantuan dari Erasmus + itu,” ungkap Kasiyarno yang menambahkan Kantor Urusan Bisnis dan Inovasi UAD Yogyakarta yang telah diresmikan pada 27 Nopember 2018 mempunyai tujuan untuk mengingkubasi start-up business.
Dan Growth Hub, dikatakan Kasiyarno, menjadi pusat kewirausahaan yang ada di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. “Ditujukan terutama untuk mahasiswa, alumni, stakeholder UAD, dosen, karyawan dan lain-lain,” kata Kasiyarno.
Menurut Kasiyarno, Growth Hub juga merupakan fasilitas inkubasi untuk mengembangkan inovasi dan mengeksplorasi ide-ide baru yang diterapkan pada ekonomi lokal dan regional dalam bentuk start-up business.
Di lingkungan UAD Yogyakarta, kurikulum yang dibuat tidak lagi bermuatan mahasiswa lulus mencari pekerjaan. Namun, mahasiswa dapat menciptakan pekerjaan, mengembangan ide, gagasan dan inovasi yang dapat menghasilkan.
Menurut Neil Towers, proyek konsorsium Erasmus + dipimpin Gloucestershire University berencana membuat tujuh Growth Hub di seluruh Indonesia.
“Dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta adalah universitas pertama di Indonesia yang telah meresmikan Growth Hub yang terintegrasi dengan kantor urusan bisnis dan inovasi,” terang Neil Towers.
Ditambahkan Neil Towers, dalam proyek GITA Indonesia ini Erasmus + memberikan hibah kepada 11 universitas dari 5 negara, seperti Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Islam Indonesia, Universitas Brawijaya, STIE Malangkucecwara, President University, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjadjaran dari Indonesia, University of Gloucestershire dari Inggris, Innsbruck University dari Austria, Dublin Institute of Technology dari Irlandia dan Fachhochschule des Mittelstands dari Jerman.
Di sisi lain seperti disampaikan Ida Puspita, MA.Res, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD Yogyakarta sekaligus Koordinator Erasmus + bahwa sejak awal UAD Yogyakarta sudah berkomitmen untuk proyek ini.
Bagi Ida, komitmen ini bisa dilihat dari keputusan pimpinan UAD Yogyakarta untuk mendirikan KUBI yang terintegrasi dengan Growth Hub. “Hal ini adalah salah satu bentuk usaha untuk mengembangkan kewirausahaan di Universitas Ahmad Dahlan dan mitra,” kata Ida Puspita. Adapun proyek GITA itu, seperti dijelaskan Ida Puspita, mempunyai tujuan untuk menyinkronkan tiga aspek, seperti membentuk kolaborasi universitas, menghasilkan alumni yang memiliki jiwa kewirausahaan dan membentuk unit-unit bisnis baru. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow