LPPI UAD Yogyakarta Gelar The 1st ICW-TELKOMNIKA 2018
YOGYAKARTA — Konferensi internasional tahunan dan workshop Telkomnika 2018 diadakan pengelola Jurnal “Telkomnika” bersama Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada 18-20 September 2018 di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta diikuti 220 orang peserta dari 19 negara.
Adapun negara yang ikut dalam konferensi internasional itu adalah Algeria, Australia, Egypt, India, Indonesia, Irak, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Maroko, Oman, Pakistan, Taiwan, Saudi Arabia, United Arab Emirates, United Kingdom, United States of America dan Vietnam.
Kegiatan The 1st International Conference and Workshop on Telecommunication, Computing, Electronics and Control (ICW-TELKOMNIKA) 2018 ini diadakan bekerjasama dengan IAES.
Selama ini, Institute of Advanced Engineering and Science (IAES) selalu menyediakan sarana publikasi ilmiah bagi dosen peneliti di dunia pada jurnal ilmiah internasional bereputasi.
Seperti disampaikan Dr Tole Sutikno, ST, MT, dalam konferensi ini dibahas 500 paper dan menghadirkan Dr Ilham Akbar Habibie, pakar penerbangan Indonesia.
Dalam pertemuan itu, semua ahli dari dalam dan luar negeri berkumpul untuk mempresentasikan karya terbaru dan berbagi ide-ide serta visi baru untuk mencapai telekomunikasi, komputasi, elektronik, masa depan. “Dan kontrol untuk menjalani kehidupan yang lebih baik,” tandas Tole Sutikno.
Adapun tema dalam kegiatan kali ini adalah industri 4.0 virtual, augmented dan mixed realitas untuk interaksi manusia robot dan sistem layanan cerdas: temuan masa kini dan arah masa depan untuk hidup yang lebih baik.
Dijelaskan Tole Sutikno, hanya paper yang berkualitaslah yang bisa dibahas dalam kegiatan kali ini.
Dan, konferensi ini menjadi istimewa karena juga ada workshop dengan tutorial dari sejumlah pakar dan eksibisi oleh mahasiswa. Tujuannya tidak hanya diikuti dosen-dosen peneliti, tetapi mahasiswa juga terlibat.
Dalam kegiatan kali ini, peserta diharapkan bisa menjalin kerjasama. “Sehingga mereka bisa merancang untuk menggelar pertemuan-pertemuan berikutnya,” tandas Tole Sutikno.
Tentu, hal itu dengan kualitas yang lebih baik dan bisa memberi sumbangan yang lebih besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Selain itu, konferensi ini sekaligus untuk mendekatkan peneliti dengan profesor dari berbagai negara. Sebab, selama ini, yang memperoleh visiting professor itu hanya mereka yang pernah belajar di luar negeri.
Industri 4.0 mewakili revolusi industri ke empat, menurut Ilham Akbar Habibie, di bidang manufaktur dan industri yang merupakan transformasi industri saat ini dengan otomatisasi pertukaran data, robot dan cobots canggih, internet teknik-teknik industri Thing dan untuk mewujudkan tujuan industri cerdas. “Juga manufaktur teknologi baru dan inovasi,” papar Dr Ing Ilham Akbar Habibie, MBA, yang gebrakannya dalam dunia sains masih diakui dunia.
Apa yang disampaikan anak sulung BJ Habibie itu, diamini Prof Drs Sarbiran, M.Ed, PhD, Wakil Rektor IV UAD Bidang Kerja Sama dan Urusan International, usai membuka konferensi.
Pada kesempatan itu, Sarbiran berharap, melalui konferensi ini bisa menghasilkan ilmu dan kerjasama yang bagus bagi kemajuan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. “Selain itu, juga untuk kemajuan perguruan tinggi lain di Indonesia,” kata Sarbiran.
Untuk mencapai hasil yang bagus, Sarbiran berharap, konferensi ini tidak hanya diadakan sekali ini saja. Tetapi harus dilakukan secara kontinyu di masa mendatang dengan narasumber yang berbeda. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow