Dr Muchlas, MT: Rektor Baru UAD Yogyakarta Respon Perkembangan Iptek
YOGYAKARTA — Usai pembacaan Surat Keputusan (SK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 299/Kep/I.0/D/2019 oleh HA Muttaqin, MAg, MA, PhD dari Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Muchlas, MT dilantik oleh Ketua PP Muhammadiyah/BPH UAD Yogyakarta Prof Dr H Yunahar Ilyas, Lc, MAg sebagai Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta masa jabatan 2019 – 2023 menggantikan Dr H Kasiyarno, M.Hum di Amphitarium Kampus Utama UAD, Rabu (9/10/2019).
Pada kesempatan itu, Dr Muchlas MT mengucapkan janji sebagai Rektor UAD Yogyakarta, di antaranya berjanji dalam melaksanakan amanat Persyarikatan Muhammadiyah dengan bersungguh-sungguh.
Selain itu menjunjung tinggi petunjuk Allah SWT sesuai Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah dalam segala kebijakan dan tindakan.
“Menaati perundangan, peraturan dan ketentuan lain yang berlaku di perguruan tinggi Muhammadiyah serta berpedoman pada garis-garis Persyarikatan Muhammadiyah,” ucap Muchlas MT.
Rektor UAD Yogyakarta masa jabatan 2019 – 2023 Dr Muchlas, MT mengajak segenap civitas akademika untuk bersama-sama memajukan UAD.
Selain itu juga paparkan sejumlah hal yang menjadi fokus pengembangan UAD Yogyakarta dalam masa kepemimpinannya.
“Berbagai tantangan yang dihadapi pada era revolusi industri ini membuat perguruan tinggi menjadi lebih dinamis,” kata Muchlas.
Keberadaan revolusi industri 4.0, dikatakan Muchlas, telah melahirkan berbagai kemudahan bagi peserta didik seperti adanya open source, berbagai pelayanan dan jasa berbasis online.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, menurut Muchlas, UAD harus merespons tantangan ini secara cepat juga bijak. “Tantangan UAD dan juga pendidikan tinggi di Indonesia saat ini memasuki fase yang sangat dinamis seiring dengan munculnya Revolusi Industri 4.0,” papar Muchlas.
Bagi Muchlas, revolusi ini telah membawa kita kepada cara dan gaya hidup yang berbeda sekali dengan kondisi sebelumnya.
Munculnya unicorn seperti Gojek, Bukalapak, dan lainnya yang telah mempermudah layanan transportasi maupun delivery. “Demikian pula tersedianya
fasilitas-fasilitas open source yang mempermudah mahasiswa mendapatkan sumber-sumber ilmu dan literatur dengan cepat, semuanya harus direspons secara cepat, tepat dan bijak,” ujar Muchlas.
Menurut Muchlas, dampak serius terhadap lulusan dan penyelenggaraan pendidikan tinggi harus diantisipasi dan dihadapi. “Sehingga UAD dapat bertahan serta berhasil maju di tengah perubahan yang ada tersebut,” papar Muchlas.
Bagi Muchlas, perguruan tinggi di Indonesia termasuk Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta juga harus dapat merespons perkembangan iptek yang dahsyat ini melalui langkah-langkah strategis.
Pada kesempatan itu, Dr H Kasiyarno, M.Hum, yang selama 12 tahun menjadi rektor dan sebelumnya jadi wakil rektor selama 8 tahun mengatakan, jadi rektor tidaklah ringan dan sungguh berat.
“Tunjangannya sedikit dan yang banyak itu tunjangan emosional,” kelakar Kasiyarno, yang menambahkan menjadi rektor itu harus penuh kesabaran dan dihadapi dengan penuh bijaksana.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Kasiyarno menyampaikan sebuah puisi berjudul “Kutitipkan UAD Kepadamu”, yang intinya adalah soal amanah dan menjunjung tinggi nama besar Ahmad Dahlan.
Selain itu juga berharap kepada UAD Yogyakarta untuk bisa menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan kader pemimpin masa depan dan sebagai lembaga dakwah dan perjuangan.
Di sisi lain, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir, MSi, mengatakan, masyarakat dunia telah merespons adanya society 5.0. Di mana salah satunya dengan memanfaatkan revolusi industri 4.0 menjadi alat untuk meningkatkan harkat kemanusiaan.
Di depan Ketua PP Muhammadiyah/BPH UAD Prof Dr H Yunahar Ilyas, Lc, MAg, Ketua Umum PP Aisyiyah Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pustaka dan Informasi Prof Dr H Dadang Kahmad, MSi serta Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta Dr Didi Achjari, SE, MCom, Ak.CA, Haedar Nashir berharap agar UAD harus memperkokoh adanya keberadaan revolusi industri dengan tetap menghidupkan akal budi, hati dan sikap manusia.
“Ke depan UAD Yogyakarta harus tetap mempertahankan dan meningkatkan diri sebagai center of excellence,” tandas Haedar Nashir, yang menambahkan dengan penguasaan IT itu UAD tetap mengingat komitmennya sebagai penyelenggara pendidikan dan menjadi teladan bagi yang lain serta menjadi center of excellence kampus Muhammadiyah yang berbasis IT.
Haedar mengingatkan, teknologi hanya alat dan pendidikan memiliki peran yang lebih luas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. “Tugas UAD dalam penyelenggaraan pendidikan adalah membangun akhlak mulia, mencerdaskan dan menjadikan mereka orang yang membawa manfaat bagi orang banyak,” kata Haedar. Selain itu, Haedar mengapresiasi Rektor UAD sebelumnya yang telah menjadi contoh sebagai rektor yang berhasil mengukir prestasi dan membuat UAD sebagai kampus yang berkemajuan. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow