Diversifikasi Ecobrick

Diversifikasi Ecobrick

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Daerah Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta, merupakan salah satu wilayah yang memiliki bank sampah aktif yang bernama “Bank Sampah Kamulyan”.

Selama ini, kegiatan bank sampah hanya berupa pengumpulan, pencatatan dalam buku, dan penimbangan barang bekas seperti kardus, plastik, kertas, dan berbagai barang bekas lainnya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Untuk itu, dosen Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan pendampingan kegiatan Bank Sampah Kamulyan.

Pada kesempatan itu, Hayati Mukti Asih dan Isana Arum Primasari yang didampingi dua orang mahasiswa melakukan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas pada produksi daur ulang sampah plastik.

Program Pengabdian kepada Masyarakat UAD Yogyakarta ini dilaksanakan berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam berkegiatan di Bank Sampah Kamulyan. “Karena keinginan bersama untuk meningkatkan pengetahuan dan kegiatan rutin bulanan,” kata Hayati Mukti Asih, Sabtu (11/1/2020).

Program yang dilaksanakan itu meliputi program manajemen produksi, berupa penyuluhan dan pelatihan diversifikasi produk dengan memberikan alat bantu proses produksi.

Indikator capaiannya adalah inovasi produk ecobrick sehingga mampu menambah nilai estetika dan nilai jual dari produk ecobrick.

Selain itu ada penyuluhan dan pelatihan inovasi daur ulang sampah plastik. Dengan target capaian berupa nilai tambah produk yang dihasilkan dari daur ulang sampah plastik.

Program lainnya adalah penyuluhan dan pelatihan mengenai pembuatan standar kerja pada produksi pendaurulangan sampah plastik. “Dengan target capaiannya berupa peningkatan pengetahuan tentang prosedur operasi standar pembuatan produksi pendaurulangan sampah plastik yang lebih efektif dan efisien,” papar Isana Arum Primasari.

Terakhir, Program PPM UAD Yogyakarta ini adalah penyuluhan dan pelatihan standar kerja pada produksi ecobrick.

“Standardisasi ini adalah usaha bersama membentuk standar yang berupa batasan spesifikasi dan proses produksi sebuah produk ecobrick,” terang Isana Arum Primasari.

Standar kerja yang disertai penghitungan waktu kerja ini dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi hal-hal yang tidak menambah nilai pada produk Ecobrick.

Hal ini bertujuan untuk menambah kuantitas dan kualitas proses produksi. Dan produk yang berhasil dibuat oleh Bank Sampah Kamulyan dipromosikan  pada ajang pameran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta di Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Program Pengabdian Masyarakat di Bank Sampah Kamulyan Brontokusuman Yogyakarta perlu terus-menerus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk ecobrick secara keberlanjutan. “Sehingga diperlukan peran pemerintah untuk terus mendukung promosi produk ecobrick secara lebih luas lagi,” pungkas Isana Arum Primasari.(\*)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow