Vaksinasi UAD Bersama Tiga Lembaga Lain, Warga Korea pun Minta Divaksin

Vaksinasi UAD Bersama Tiga Lembaga Lain, Warga Korea pun Minta Divaksin

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Gairah pelaksanaan vaksinasi melawan Covid-19 semakin tinggi, bahkan dilaksanakan tiap hari oleh kalangan berbeda. Di tempat layanan kesehatan seperti Puskesmas, terbuka setiap hari kepada masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi salah satu institusi pendidikan yang gigih dalam ikhtiar menghilangkan Covid-19. Baik bersama lembaga lain maupun menyelenggarakan sendiri ditempuh perguruan tinggi Muhammadiyah ini.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sabtu (18/9), UAD kembali melaksanakan vaksinasi dengan sasaran masyarakat umum, tanpa batasan KTP maupun agama. Kali ini mereka bekerja sama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Korwil DIY, TVRI Yogyakarta, dan Denkesyah 04.04.02. Pada vaksinasi dosis I jenis Sinovac ini disediakan kuota 500 bertempat di Aula TVRI Yogyakarta, Jalan Magelang.
Dalam udangan yang disebar disebut dimulai pukul 08.00. Antusiasme masyarakat terlihat dengan kedatangan di lokasi sekitar pukul 07.30. Mereka antre dengan rapi di tempat yang disediakan. Meski ada pembebasan asal KTP, tetapi peserta tetap harus membawa fotokopi KTP atau Kartu Keluarga.

Di antara peserta ada yang menggunakan kursi roda, yaitu Bu Dewi dari Maguwoharjo, Sleman. Meskipun sedang menderita alzheimer dan diabetes, dia tetap bisa melakukan vaksinasi setelah memperoleh rekomendasi dokter.

“Jika sudah vaksin rasanya ayem, nyaman, dan aman,” katanya. Kedatangan Dewi diantar dua anaknya.

Di penghujung pelaksanaan, sekitar pukul 12.30, datang warga negara Korea Selatan bernama Jeehon Kim. Setelah mengikuti prosedur seperti peserta lain ditambah konfirmasi kedutaan, kemudian disuntik vaksin. Ia mengatakan, mengikuti vaksinasi untuk kepentingan pulang ke negaranya. Transportasi udara mensyaratkan vaksin bagi para penumpang.

Menurut Herry Zudianto, Ketua ICMI Korwil DIY, pelaksanaan vaksinasi tersebut dalam rangka membantu pemerintah mengejar target 70 hingga 80 persen masyarakat tervaksin. Dengan target terpenuhi maka daya tahan menghadapi pandemi akan lebih baik.

“Selain juga bahwa ini sangat penting dalam penentuan leveling, status tiap daerah,” katanya kepada mediamu.com sebelum acara dimulai.

Jeehon Kim, warga Korea Selatan, sedang mengikuti cek administrasi. Foto: Heru Prasetya/mediamu.com

Semakin cepat vaksinasi, tambah Herry, insya Allah semakin bermanfaat bagi bangsa, termasuk seluruh masyarakat Yogyakarta. Pandemi Covid-19 akan menjadi sleeping enemy, musul dalam selimut.

“Covid-19 itu musuh, tapi dengan vaksinasi kita akan bisa tidur bersama. Bukan kita yang diusir dari rumah, kemudian dia menduduki rumah kita. Kita tetap tidur di rumah bersama musuh, karena kita sudah divaksin,” paparnya.

Menurut Herry, sambutan masyarakat untuk vaksinasi sangat baik. Sehingga kalau ada isu menolak vaksin, itu minoritas sekali. Dalam perhitungannya, penolak vaksin tak sampai 5 persen, hanya sekitar 2-3 persen.

“Jadi jangan sampai menjadi pendapat bahwa vaksinasi agak lambat karena ada yang menolak. Itu nggak betul. Kitalah yang belum mempercepat, belum memperbanyak. Alhamdulillah sekarang frekuensi vaksinasi semakin banyak,” tegasnya. (*)

Wartawan/Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow