UAD Yogyakarta Terus Berjaya dan Makin Besar Peranannya bagi Bangsa Indonesia
YOGYAKARTA — Ke depan, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) akan melakukan penelusuran terhadap lulusannya.
Data penulusuran lulusan atau tracer study ini akan menjadi salah satu syarat untuk mempertahankan akreditasi lembaga perguruan tinggi di Indonesia.
Hal itu dikatakan Prof Dr HM Noor Rochman Hadjam, SU, Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam acara wisuda UAD Yogyakarta periode Juli 2019.
Wisuda UAD Yogyakarta kali ini, menjadi pengalaman pertama Noor Rochman Hadjam selama menjadi anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sejak tahun 1990 sampai sekarang.
“Karena baru merasakan ada separoh lulusannya berpredikat cumlaude,” tandas Noor Rochman Hadjam. “Hebat sekali dan menakjubkan UAD ini dengan prestasi yang telah ditorehkan.”
Menurut Noor Rochman Hadjam, nantinya wisudawan-wisudawati bisa belajar dan bekerjasama dengan institusi Muhammadiyah. “Manfaatkanlah jaringan dan ikatan Muhammadiyah dengan sebaik-baiknya,” kata Noor Rochman Hadjam.
Sebelumnya, Noor Rochman Hadjam mengatakan ada masalah yang harus diwaspadai: tantangan mempertahankan akreditasi.
Saat ini, sudah ada beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang akreditasi institusinya A. “Tapi untuk mempertahankan akreditasi itu harus dilengkapi dengan tracer study atau penelitian terhadap alumni,” terang Noor Rochman Hadjam, yang menambahkan dalam hal ini adalah pencarian kerja, situasi kerja, dan pemanfaatan pemerolehan kompetensi.
Menurut Noor Rochman Hadjam, nanti pada waktu akreditasi akan ada perubahan. “Akan ditanyakan learning outcome, apakah lulusannya betul-betul bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya?” papar Noor Rochman Hadjam, yang berharap kepada UAD Yogyakarta tetap bisa mempertahankan akreditasi A.
Noor Rochman Hadjam juga menyinggung bahwa Perguruan Tinggi diharapkan 75 persen dosennya bergelar doktor. “Untuk saat ini sudah sangat bagus dosen di UAD Yogyakarta separohnya bergelar doktor,” kata Noor Rochman Hadjam yang mendorong UAD agar dosen-dosennya yang sedang belajar program doktoral agar bisa selesai sebelum penilaian akreditasi ulang.
Kali ini Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mewisuda 1.045 mahasiswa di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Sabtu (20/7/2019).
Dan kali pertama wisuda adalah Magister Pendidikan Matematika (7), Magister Pendidikan Vokasi (7) dan Magister Manajemen (12). Sampai saat ini Program Pascasarjana UAD Yogyakarta sudah meluluskan 1.699 orang, yang lulus kurang dari 2 tahun.
Dari sejumlah 1.045 wisudawan itu, sebanyak 547 lulusan berhasil meraih Indeks Prestasi Akademik (IPK) cumlaude. Wisudawan S1 berjumlah 930 orang dengan rata-rata IPK 3,48 dan wisudawan S2 berjumlah 115 dengan rerata IPK 3,73. Hingga saat ini alumninya mencapai 47.539 orang.
Wisudawan terbaik diraih Gilang Qomariyah Amarta (Prodi Ilmu Hukum S1 IPK 3,98) dengan masa studi 3 tahun, 9 bulan dan 12 hari, Nurafifah Wulandari (Prodi Akuntansi S1 IPK 3,98) dengan masa studi 3 tahun, 9 bulan dan 13 hari, Mujur Mayang Sari (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S1 IPK 3,96) dengan masa studi 3 tahun, 8 bulan dan 18 hari. Adapun wisudawati terbaik dari Pascasarjana diraih Alfia Nuriska (Prodi Magister Manajemen IPK 4,0).
Sebagai lulusan tercepat diraih Luthfia Rahmi (Prodi Farmasi S1 IPK 3,91) dengan masa studi 3 tahun, 6 bulan dan 16 hari. Dan lulusan termuda adalah Santi Oktavia (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S1 IPK 3,73) dengan usia 20 tahun, 8 bulan dan 2 hari.
“Selain wisudawan dengan IPK tinggi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta juga meluluskan wisudawan yang mengukir prestasi dalam bakat, minat dan penalaran di tingkat regional, nasional dan internasional,” ujar Dr Kasiyarno, M.Hum, Rektor UAD Yogyakarta.
Wisudawan yang merupakan mahasiswa berprestasi di tingkat internasional, regional, maupun nasional, antara lain: Ika Suciwati (Pendidikan Bahasa Inggris), Helmi Nasir (Teknik Elektro), Sumini (Bimbingan dan Konseling), Sidik Irwanto (Manajemen), Suci Amalia Ramadayanti (Farmasi), Siti Feti Fatonah (Bimbingan dan Konseling), Fajar Kurniawan (Teknik Industri), Muhammad Faqihuddin Al Andzar (Teknik Elektro), Rika Fitriani (Psikologi) dan Khansa Salsabila (Bimbingan dan Konseling).
“Beberapa mahasiswa bahkan meraih lebih dari satu prestasi selama kuliah di UAD Yogyakarta,” kata Kasiyarno, yang menambahkan UAD adalah tempat yang nyaman untuk studi bagi mahasiswa.
Rektor UAD Yogyakarta pesan kepada wisudawan untuk pergunakan dan manfaatkan ilmu, menjaga etika serta karakter. Selain itu juga mengembangkan kemampuan pola pikir dan wawasan. “UAD ke depan harus terus berjaya dan semakin besar peranannya bagi bangsa,” papar Kasiyarno, yang sampaikan pula 2 wisudawan bidik misi dan 9 wisudawan ikut beasiswa misi UAD.
Mayoritas, orang tua dan wali mahasiswa bangga UAD Yogyakarta telah menunjukkan bukti konkret dengan terus menambah fasilitas. “Sehingga menunjukkan UAD merupakan perguruan tinggi yang besar dan mampu bersaing,” kata Muslim Tazai, SH, MH, ayah dari Gilang Qomariyah Amarta.
Sementara itu Ridwanto orang tua dari Nurafifah Wulandari mengatakan, visi UAD sangat jelas menghadapi persaingan kerja. “Mahasiswa dipersiapkan skillnya dengan baik,” kata Ridwanto.
Sedangkan suami Alfia Nuriska merasa bangga istrinya bisa lulus dari UAD Yogyakarta dengan IP 4.0. “Ini sangat membahagiakan dan membanggakan meski awalnya sedikit ada beban dalam memenej waktu,” kata Hamid Kodim Seriawan. Acara wisuda diakhiri dengan penyerahan penghargaan bagi wisudawan-wisudawati terbaik oleh Rektor UAD Dr Kasiyarno, M.Hum didampingi rekanan dari BRI, Bank Bukopin, BPD Syariah DIY dan Bank Syari’ah Mandiri kepada Gilang Qomariyah Amarta, Nurafifah Wulandari, Mujur Mayang Sari, Alfia Nuriska, dan Luthfia Rahmi. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow