UAD Yogyakarta Gelar Syawalan dan Pelepasan Calon Jamaah Haji
YOGYAKARTA — Dalam pengantar acara syawalan keluarga besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr H Kasiyarno, M.Hum selaku Rektor UAD Yogyakarta mengucapkan selamat idul fitri 1 Syawal 1440 Hijriyah.
Pada kesempatan itu, Kasiyarno menjelaskan bahwa masuk kerja pertama setelah liburan lebaran pada Senin (10/6/2019) sebanyak 30 persen yang tidak masuk. “Waktu saya sidak masih banyak yang belum datang,” tandas Kasiyarno.
Untuk itulah Kasiyarno berharap kepada dosen dan karyawan di lingkungan UAD Yogyakarta untuk meningkatkan kedisiplinan dan kerja keras.
Sementara itu, Din Syamsuddin dalam tausiyahnya mengatakan, setelah Ramadan berlalu umat Islam gagal memaknai ibadah.
“Padahal, yang penting adalah pascaibadah atau bakda ibadah. Untuk itulah kita harus selalu bersujud terus-menerus kepada Allah SWT,” kata Din Syamsudin di depan dosen dan karyawan dalam acara syawalan keluarga besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sekaligus pelepasan 11 orang calon jamaah haji di Masjid Islamic Center Kampus Utama UAD Jl. Ahmad Yani, Ring Road Selatan, Banguntapan, Bantul, Rabu (12/6/2019).
Dalam pamitan haji itu, Dr Tole Sutikno yang mewakili rombongan berharap bisa diberi kesehatan dan bisa melaksanakan ibadah haji serta meraih predikat haji mabrur.
Lebih lanjut Prof Dr Din Syamsuddin, MA, Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2005-2010 dan 2010-2015 berharap agar agar umat muslim terus konsisten beribadah setelah bulan Ramadan.
“Bulan Ramadan merupakan proses awal dari pengabdian umat muslim terhadap Allah SWT untuk meraih ketakwaan,” kata Din, yang menerangkan ibadah puasa Ramadan bukan suatu tujuan, tetapi sarana menuju dan mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai ketakwaan seseorang.
Menurut Din, pasca Ramadan marwahnya harus dijaga hingga mencapai bulan puasa berikutnya. Usai membahas makna syawalan, Din Syamsuddin menyinggung syarat terkabulnya doa seseorang, yaitu beristijabah dan beriman.
Selain itu, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin yang akrab disapa Din Syamsudin dalam ceramahnya menyinggung soal Pemilu 2019 dan menyebut perbedaan pilihan politik membuat bangsa dan umat Islam terbelah.
Diakuinya, bangsa dan umat Islam mengalami keterbelahan. “Perbedaan aspirasi dan afiliasi politik, terutama terkait pemilihan presiden dan wakil presiden telah menciptakan perpecahan tajam dan dalam di tubuh bangsa,” kata Din.
Pada kesempatan itu, Din juga menyinggung soal kematian dan jatuh sakitnya ratusan petugas Pemilu. Dan menyebutnya hal itu sebagai tragedi kemanusiaan.
Din pun mengaku prihatin. Oleh karena Pemilu seharusnya merupakan cara demokrasi untuk menghindari tirani dan anarki. “Banyak diri diliputi rasa benci dan nafsu angkara murka tak terkendali, maka nafsu saling menghabisi merasuk diri, digerakkan oleh klaim akan kebenaran nisbi, akhirnya kesucian Ramadan tercederai,” ujar Din Syamsuddin. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow