UAD Siapkan Kampung Slondok di Desa Harjobinangun Sleman
SLEMAN — Jeli melihat adanya peluang bisnis, Hardi Astuti Witasari, SF, M.Sc, Apt (Dosen Fakultas Farmasi UAD) didampingi Septian Emma D.J., M.Kes (Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD) mengadakan kegiatan pelatihan dan pembinaan pembuatan slondok nutriherba di Desa Harjobinangun, Pakem, Sleman.
Apa yang dilakukan dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta itu, disambut baik Fajar Akbar Kurniawan, SE, M.Si, Kepala Desa Harjobinangun.
Fajar mengapresiasi adanya rangkaian kegiatan tersebut. “Saya siap mendukung sepenuhnya inisiasi yang dilakukan oleh UAD untuk mewujudkan Desa Harjobinangun sebagai kampung slondok,” kata Fajar, yang berharap partisipasi warga untuk mengikuti rangkaian kegiatan itu.
Program pelatihan dan pembinaan pembuatan slondok ini, didukung oleh dana hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI.
Ketua pengusung hibah PKM, Hardi Astuti Witasari, S., M.Sc, Apt, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan Desa Harjobinangun sebagai kampung slondok.
Adapun kegiatan ini diikuti ibu-ibu PKK Dusun Blembem Lor dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Klarangan, Desa Harjobinangun, Pakem, Sleman.
Rangkaian kegiatan diselenggarakan mulai Rabu, 15 Agustus 2018 di Balai Desa Harjobinangun dengan puncak kegiatan bersamaan dengan kegiatan jalan sehat masyarakat Desa Harjobinangun.
Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Harjobinangun adalah proses produksi slondok hingga pemasaran yang masih sederhana. Oleh karena itu, tim pengusung menawarakan inovasi produk untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi slondok.
Untuk itu, bahan dasar pembuatan slondok ditambahkan dengan bahan bahan pangan lokal berkualitas, yang kaya akan nutrisi seperti wortel, kelor dan ikan tuna. Proses pembuatan slondok juga menggunakan alat teknologi sederhana. “Sehingga dapat meningkatkan produksi slondok dari sisi kuantitas,” kata Hardi Astuti Witasari, Rabu (29/8/2018).
Dengan adanya inovasi tersebut, diharapkan warga dapat meraup keuntungan yang lebih besar. Agar inovasi produk dapat maksimal, tentunya rangkaian kegiatan pelatihan ini dilanjutkan dengan proses pendampingan.
Bahkan, pendampingan dilakukan hingga proses pengurusan ijin P-IRT.
“Kami yakin, olahan slondok nutriherba yang diproduksi warga Desa Harjobinangun hasil binaan UAD mampu bersaing di pasaran,” tegas Hardi Astuti Witasari.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow