Tinalah AstroCamp, Liburan Unik dengan Berkemah dan Meneropong Bintang
KULON PROGO โ AstroCamp di Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo, diselenggarakan Sabtu-Ahad (25-26/6). Kegiatan ini bertepatan dengan masa liburan sekolah sehingga dapat dimanfaatkan siswa untuk berlibur sekaligus belajar. Desa Wisata Tinalah selalu berkomitmen menjadi desa wisata yang berorientasi pada wisata edukasi.
Tinalah AstroCamp dibuka Galuh Alif Fahmi Rizki, pegiat Desa Wisata Tinalah, dan Yudhiakto Pramudya, Ketua Pusat Studi Astronomi (Pastron) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sebelumnya, AstroCamp diadakan di Baron Techno Park, Gunungkidul, dan Kemit Forest, Cilacap.
Kegiatan didukung penuh oleh Pastron UAD. Kawasan Desa Wisata Tinalah menyimpan potensi pengembangan untuk wisata edukasi termasuk edukasi tentang langit malam.
Peserta AstroCamp yang terdiri dari siswa SD sampai perguruan tinggi diberikan fasilitas menggunakan 3 teleskop yaitu Teleskop Skywatcher BK120, Teleskop Skywatcher BK909, dan Teleskop Bresser AR90. Teleskop ini mampu mengamati bintang, bulan, matahari, dan cluster atau sekumpulan bintang.
Cluster ini termasuk objek redup yang hanya dapat dilihat menggunakan teleskop. Peserta takjub dengan objek-objek langit redup semacam itu yang ternyata terdapat banyak pengetahuan dengan menelitinya. Peserta juga belajar menggunakan peta bintang baik yang berbentuk fisik maupun berupa aplikasi pada gawai smartphone.
Berbagai rasi bintang terlihat di langit Desa Wisata Tinalah sehingga peserta dapat menggunakannya sebagai alat navigasi. Selain itu, dongeng tentang langit juga dikenalkan kepada peserta, salah satunya tentang Segitiga Musim Panas.
AstroCamp kali ini bertepatan dengan terlihatnya sejumlah planet pada awal pagi hari. Peserta mempelajari cincin Saturnus, badai di Jupiter, dan satelit alami yang dimiliki Jupiter, serta merahnya Mars.
Untuk lebih memberikan pemahaman terhadap astronomi kepada peserta, sesi workshop tentang rasi bintang disajikan secara interaktif. Peserta dapat membawa pulang alat peraga yang dibuat sendiri oleh peserta. Selain itu, peserta belajar mengisi lembar observasi seolah-olah menjadi astronom profesional. Berbagai pertanyaan tentang rasi bintang dan planet dilontarkan peserta. Pemandu AstroCamp yang terdiri atas mahasiswa S1 dan S2 Pendidikan Fisika, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Sastra Inggris dengan cekatan memberikan penjelasan.
Tinalah AstroCamp ini cocok sebagai media edukasi sekaligus berlibur bagi para siswa. Selain berkemah dan mengamati langit, peserta diajak menikmati asrinya alam Desa Wisata Tinalah. Aliran Sungai Tinalah memberikan kesegaran setelah peserta aktif mengikuti senam pagi.
Keasrian lingkungan di Desa Wisata Tinalah perlu dijaga sebagai perwujudan menjaga bumi sebagai satu-satunya planet yang sementara ini dapat dihuni manusia.
Binatang nocturnal atau yang aktif di malam seperti kunang-kunang mudah dijumpai oleh peserta. Jumlah binatang nocturnal ini semakin berkurang dengan semakin meningkatnya cahaya berlebihan atau yang biasa disebut sebagai polusi cahaya.
Sumber polusi cahaya di perkotaan biasanya berasal dari lampu kota, lampu gedung, dan lampu papan reklame. Selain mengganggu ekosistem, polusi cahaya juga dapat menghalangi manusia dalam aktivitasnya mengamati langit karena jumlah bintang yang terlihat semakin berkurang.
AstroCamp sebagai perkemahan edukasi tidak hanya mengajarkan hidup dan beraktivitas di luar ruang. Melalui AstroCamp, peserta dapat memahami pentingnya merawat lingkungan untuk kelestarian bumi dan langit. Peserta juga belajar tentang kearifan lokal dengan pengenalan budaya dan kuliner Kulon Progo. Wisata edukasi dalam bentuk AstroCamp ini menjadi peluang bagi pegiat wisata untuk mengoptimalkan potensi desa sebagai sumber belajar yang unik dan inovatif. (*)
Berita ini diterima mediamu.com dari Pastron UAD
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow