Semakin Serius RS UAD Tingkatkan Fasilitas dan Mutu Pelayanan
SLEMAN — Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta — yang juga Komisaris Utama PT Adi Multi Husada — Dr H Kasiyarno, M.Hum menyambut gembira hasil akreditasi dalam bentuk sertifikat dan tanda bintang emas yang diraih Rumah Sakit Universitas Ahmad Dahlan. “Hasil akreditasi ini akan menjadi syarat penting dalam menaikkan kelas RS UAD,” terang Kasiyarno.
Dengan hasil itu, Kasiyarno sangat bersyukur karena hal ini akan jadi modal penting dalam upaya menaikkan kelas RS UAD yang berada di Wedomartani, Ngemplak, Sleman.
“Kita akan terus meningkatkan fasilitas dan pelayanan serta pengembangan-pengembangan lain dalam meningkatkan kelas rumah sakit ini, untuk itu kami mohon dukungan dan doa seluruh masyarakat,” kata Kasiyarno.
Kini, RS UAD semakin serius meningkatkan mutu pelayanannya. Hal ini ditandai dengan lulusnya rumah sakit tersebut dalam akreditasi yang dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Atas pencapaiannya itu, RS UAD Yogyakarta mendapat penghargaan dari Ketua KARS Dr. dr. Sutoto, M.Kes.
Setelah tiga bulan kerja keras dan berjuang untuk meraih sertifikat akreditasi rumah sakit, akhirnya bisa lulus tingkat utama bintang 4 pada 3-5 Desember 2018 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang diserahkan 14 Januari 2019.
Dalam survei yang dilakukan KARS awal Desember 2018 lalu, hasilnya sudah disampaikan di mana RS UAD dinyatakan lulus utama.
“Kita tentu sangat berterima kasih dan ini menunjukkan bahwa kita terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan,” ungkap Prof Dr dr H Rusdi Lamsudin, SpS(K), M.Med.Sc selaku Direktur RS UAD kepada wartawan, Rabu (30/1/2019), didampingi Komisaris Utama PT Adi Multi Husada Dr. H. Kasiyarno, M.Hum, Direktur PT Adi Multi Husada Drs. Muhammad Safar Nasir, M.Si, Wadir Layanan Medik dr. Tandik Eko Susilo, dan Wadir Keuangan Sukino, SE, MM.
Per tanggal 1 Januari 2018, seperti disampaikan dr Tandik Eko Susilo, standar akreditasi rumah sakit tidak lagi menggunakan standar akreditasi rumah sakit KARS versi 2012, tetapi menggunakan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 tahun 2018.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 merupakan standar akreditasi baru yang bersifat nasional. “Dan diberlakukan secara nasional di Indonesia,” ungkap dr Tandik Eko Susilo, yang menambahkan dalam akreditasi ini ada 15 indikator yang dinilai oleh tim survei KARS.
Nantinya, petugas KARS akan kembali melakukan survei lagi. Dan survei berikutnya itu sudah program reguler di mana hasilnya dalam bentuk dasar, madya, utama dan paripurna.
Menurut dr Tandik Eko Susilo, RS UAD yang adakan kerjasama dengan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada 28 Desember 2018 lalu memperpanjang kerjasama BPJS dan 18 dokter keluarga, 9 Puskesmas dan 17 klinik.
Disebut dengan edisi 1 karena di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar nasional untuk akreditasi rumah sakit.
Dengan tagline “menolong dengan ramah”, RS UAD telah mereproduksi semangat PKU yang telah dirintis oleh KHA Dahlan sebagai spirit bagi RS UAD dalam memberikan manfaat bagi masyarakat.
Di tengah kehidupan masyarakat modern yang semakin instrumental, semangat menolong sesama mulai luruh. “Alhamdulillah, spirit PKU yang dirintis oleh Kiai Dahlan mampu direproduksi kembali oleh UAD menjadi spirit menolong dengan ramah,” kata Kasiyarno.
Bagi Kasiyarno, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada dasarnya tidak hanya memfokuskan kepada pendidikan. Namun, juga kepada pengembangan pendidikan ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan dan ekonomi, yang mampu memberikan manfaat dan hasil yang riil bagi masyarakat.
Ke depan, RS UAD akan menekankan kepada fungsi pertolongan. Tentunya juga mengedepankan pelayanan yang ramah bagi para pasien. “Dan, pelayanan yang baik tidak hanya diberikan pada saat berobat saja, bahkan pasca berobat,” kata Kasiyarno.
Hubungan yang dibangun UAD Yogyakarta dengan masyarakat bukan hanya semata transaksional. “Namun juga hubungan relasi dan kepercayaan akan terus tumbuh,” kata Drs. Muhammad Safar Nasir, M.Si selaku Direktur PT Adi Multi Husada.
Rumah Sakit UAD dengan 3 lantai yang memiliki luas bangunan 3.000 m2 saat ini dipimpin Prof DR dr H Rusdi Lamsudin, SpS(K), MMed.Sc sejak 1 Januari 2017 mendapatkan izin dari Pemerintah Kabupaten Sleman dalam pengadaan BPJS.
Safar Nasir mengatakan ke depan RS UAD akan berupaya untuk meningkatkan status rumah sakit. Rencananya akan dirancang dan dikembangkan menjadi smart hospital serta dijadikan sebagai teaching hospital FK UAD.
Diharapkan, RS UAD mampu berkembang dan mampu menjadi kepercayaan masyarakat dalam hal penanganan kesehatan. “Tentunya, perkembangan tersebut tidak akan lepas juga dari kerjasama dan dorongan yang diberikan oleh sejumlah RS PKU Muhammadiyah lainnya yang ada di Yogyakarta,” kata Safar Nasir, yang menambahkan saat ini di RS UAD ada 13 layanan rawat jalan dengan 53 tempat tidur di antaranya 28 bed kelas 3.
Selain itu ada produk unggulan USG 4 dimensi yang bisa langsung melihat dengan jelas jenis kelamin bayi atau wajah bayi.
Pada kesempatan itu, Kasiyarno mengucapkan terimakasih kepada Bank Syariah Mandiri dan BPD DIY Syariah atas kerjasamanya dan memberikan hibah sepedamotor demi pelayanan kepada pasien.
“Harapan masyarakat semakin percaya pada rumah sakit rujukan layanan faskes satu ini,” kata Kasiyarno yang berusaha tetap mengembangkan ke arah dokter spesialis anak, mata dan obgyn. Di sisi lain, Supriyanto Pemimpin Cabang BPD Syariah dan Sukma Dwi Priardi, SE selaku Area Manajer BSM (Bank Syariah Mandiri) Yogyakarta bertekad selalu bersinergi dan akan mensupport RS UAD agar bisa berkembang lagi. Dan kerjasama itu bisa memberikan pelayanan sebaik-baiknya bagi pasien, pengelolaan keuangan serta tuntutan stakeholders RS UAD. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow