Pelatihan Psikososial Dasar PSMPB UAD Yogyakarta
YOGYAKARTA — Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PSMPB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta gelar pelatihan psikososial dasar untuk relawan di aula Islamic Center, Kampus 4 UAD Jalan Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Sabtu (1/12/2018).
Seperti disampaikan Kepala PSMPB UAD Yogyakarta, Dholina Inang Pambudi, M.Pd, kegiatan yang diikuti 50 orang itu bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip dan tahap-tahap dalam pertolongan pertama psikologi.
“Selain itu, sebagai wujud dukungan moril bagi masyarakat terdampak bencana,” kata Dholina, yang menambahkan kejadian luar biasa di Palu dan cukup memprihatinkan. “Kita berdoa semoga tidak ada bencana lagi di Indonesia.”
Menurut Dholina, memang para korban di pengungsian cukup memprihatinkan. Dan kehadiran PSMPB UAD Yogyakarta memberi support kepada masyarakat terdampak bencana, yang didukung relawan dari Dahlan Rescue Community (DRC).
Dari pelatihan ini, Dholina berharap agar relawan menerapkan kemampuan ilmu dan wawasannya soal bencana. “Sebagai relawan diharapkan jangan mengkotak-kotakkan diri, tapi harus bisa membaur dengan warga terdampak bencana untuk membantu di bidang logistik,” kata Dholina.
Ketua Divisi Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan (PRBK) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Budi Santosa, S.Psi, mengawali paparannya meminta kepada peserta pelatihan untuk menata kursi yang berada di ruangan agar berbentuk U.
Setelah itu, dilanjut perkenalan peserta dan menyampaikan alasan ikuti pelatihan. Kemudian, peserta diharapkan untuk konsentrasi. Lalu, tes konsentrasi pun diajukan Budi Santosa kepada peserta pelatihan.
Pada kesempatan itu, Budi Santosa mengatakan, psikososial ini memberikan pendampingan kepada anak-anak. “Ketika terjadi bencana, anak-anak itu boleh bersedih. Tapi di hari berikutnya anak-anak tidak boleh bersedih lagi,” kata Budi Santosa, Presidium Konsorsium Pendidikan Kebencanaan di Indonesia.
Menurut Budi Santosa, perlu ada pergeseran paradigma relawan kebencanaan dalam penanggulangan bencana. Terlebih, Indonesia merupakan negara rawan bencana.
Dikatakan Budi, dalam pengurangan risiko bencana, MDMC berusaha meningkatkan relawan Muhammadiyah dalam penanggulangan bencana.
Di sela-sela sampaikan paparannya, Budi Santosa sampaikan jenis relawan dalam penanganan bencana, wilayah bencana di Indonesia, kajian risiko, pilihan hidup berdampingan dengan ancaman dan kerentanan.
Dikatakan Budi, dampak psikososial bencana alam meliputi fisiologis, perasaan, pikiran, perilaku dan hubungan sosial. “Adapun faktor yang mempengaruhi kerentanan psikologis adalah kepribadian, jenis kelamin dan usia, jenis bencana, tingkat keparahan, pengalaman sebelumnya, ketersediaan jaringan dan dukungan sosial,” papar Budi Santosa.
Lebih lanjut dikatakan Budi, aktivitas psikososial pada setiap tahapan pascabencana adalah tahap tanggap darurat, tahap pemulihan awal dan akhir serta fase rekonstruksi.
Disinggung pula kegiatan sederhana psikososial di sekolah darurat, di antaranya adalah mengurangi perasaan tidak menyenangkan pada anak, menumbuhkan semangat dan mengajak anak kembali ke rutinitas. Juga uraikan pula rencana dukungan psikososial dalam pembelajaran. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow