Kampus

Kampus

MediaMU.COM

May 17, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Mengungkap Perkuliahan Blended Ala UMY

Foto: tribunnews.com

BANTUL – Pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia, termasuk Indonesia, harus disikapi secara cerdas dan hati-hati. Salah satu contoh dilakukan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan menerapkan sistem blended atau campuran online dengan offline dalam perkuliahan.

Pelaksanaan system blended di kampus ini sudah berjalan sekitar satu tahun. Cara ini menjadi contoh lembaga pendidikan lain untuk menerapkan hal sama. Tidak jarang beberapa lembaga melakukan studi banding atau mengundang UMY untuk berbagi pengalaman tentang perkuliahan tersebut.

Menurut Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto M.P., IPM., UMY memiliki kebijakan mitigasi Covid-19 sebagai upaya pencegahan untuk mengurangi risiko penyebaran di lingkungan kampus. Kebijakan mitigasi mencakup akademik maupun non-akadaemik yang dikendalikan Tim Incident Command System (ICS).

Dasar keputusan pemberlakuan aktivitas perkuliahan di tengah pandemi berangkat dari hasil evaluasi ketercapaian kompetensi mahasiswa menunjukkan hasil kurang memuaskan. Capaian maksimal hanya 60% dan rata- rata 50% akibat kultur mahasiswa yang belum terbiasa dengan kuliah online penuh. Bukan hanya mahasiswa, para dosen juga belum siap.

Maret 2020 Covid-19 dinyatakan menyerang Indonesia. Sejak saat itu langsung menerapkan online sampai Juli 2020. Ternyata capaian kompetensi hanya 50%-60%. Hanya setengah materi yang bisa ditangkap mahasiswa.

“Tidak bisa begini terus, bagaimana mutu lulusan UMY nantinya. September 2020 kita putuskan mulai hybrid antara luring dan daring,” jelasnya, Senin (27/12).

Manajemen kelas di UMY dilakukan dengan sistem blended. Terdapat pengaturan pada pembagian jumlah tatap muka dengan daring atau dengan cara ganjil-genap. Pembagian tersebut dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan situasi penyebaran Covid-19.

“Di awal kita tetapkan daring 60% dan luring 40%. Sebetulnya ini strategi yang enak, tinggal dilihat nanti kombinasinya seperti apa tergantung situasi penyebaran Covid-19,” kata Rektor.

Jika situasi sangat gawat, perkuliahan luring diturunkan menjadi 40%, 30%, atau bahkan 20%. Untuk situasi sekarang 75% dosen dibolehkan memanfaatkan perkuliahan luring atau tatap muka. Atau, dengan ganjil genap. Tiap tengah semester mahasiswa absen ganjil masuk dahulu, dan sebaliknya. Ada juga yang tiap minggu. Luwes.

Tentang perbandingan jumlah perkuliahan online dengan offline, kata Rektor, tiap satu mata kuliah yang terdiri dari 16 kali pertemuan, sesuai kondisi saat ini dibolehkan melakukan tatap muka sebanyak 8 sampai 10 kali.

Meski demikian, terdapat pengecualian dengan melihat kondisi kesehatan dosen yang memiliki komorbid. “Ada dosen yang mempunyai komorbid, jadi tatap muka enam kali saja,” paparnya.

Sistem ini berdampak positif dalam proses perkuliahan di tengah pandemi. Mahasiswa merasa lebih memiliki kampus, khususnya mahasiswa baru. Kalau mahasiswa baru pada September masuk langsung online, bisa berakibat tidak memiliki orientasi yang baik pada kampusnya.

Berdasarkan evaluasi perkuliahan hybrid Juli 2021, capaian kompetensi mahasiswa meningkat, di angka 70% sampai 75%. Hal ini menjadi alasan kuat UMY untuk tetap konsisten menerapkan sistem blended.

Gunawan berharap, ke depannya perkuliahan segera kembali ke new normal dengan sarana prasarana yang menunjang. Ditambah lagi, UMY baru saja meluncurkan UMY Health Care dan SIM Kesejahteraan Mahasiswa (SIMKESMA).

“Kita buat standar new normal itu sepanjang kita punya sarana prasarana kesehatan. Kita juga sudah melaunching sistem kesehatan, santunan kesehatan untuk dosen, karyawan, dan mahasiswa. Disitu ada fasilitas telemedicine sehingga mudah-mudahan mahasiswa bisa mengakses lebih cepat sarana kesehatan yang kita miliki,” tutur Rektor. (*)

Berita ini diterima mediamu.com dari Biro Humas dan Protokol UMY
Editor: Heru Prasetya

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here