Daswati Bangga Menjadi Alumni UAD Yogyakarta

Daswati Bangga Menjadi Alumni UAD Yogyakarta

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Darah guru ternyata mengalir kuat di tubuhnya. Hal itu setelah diberi arahan dan pengertian oleh kedua orangtuanya. Ayah dan ibunya adalah sosok yang visioner, bijak dan leadershipnya kuat. Mungkin, ini jugalah yang mengalir dalam darahnya.

Akhirnya, Daswati menghidmatkan diri di dunia pendidikan. Ilmunya ketika didapat waktu kuliah di Teknik Kimia dan Akta Mengajar IV banyak diaplikasikan langsung di dunia pendidikan. Pendidikan yang kreatif, inovatif, berbasis data dan tentunya tidak keluar dari nilai luhur karakter pendidikan itu sendiri.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Daswati Rofiatun Sahifah, ST, M.Pd bersyukur dan bangga dilahirkan dari keluarga Muhammadiyah. Juga bersyukur dan bangga menjadi alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Terlebih putri pasangan Iskandar Sakiman (alm) dan Ny Massijah (almh) ini sejak usia 23 tahun sudah menjadi kepala sekolah.

Perempuan ini lahir pada waktu ayahnya sedang diwisuda S1. Putri ke-10 ini lantas diberi nama Dasawati atau Daswati dengan diberi akronim DRS, sebagai pepeling (ingatan) akan sejarah kelahirannya kala itu.

Kedua orangtuanya tokoh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Prambanan, Sleman. Makanya kehidupan perempuan ini sangat sederhana. Terlebih ayah dan ibunya seorang guru biasa. Dan, banyak sekolah Muhammadiyah dan TK ‘Aisyiyah di Prambanan yang telah beliau dirikan.

“Kedua orang tua kami mendidik sepuluh anaknya dengan bijak dan tegas, meskipun kami memiliki berbagai tipikal,” kata Daswati, Sabtu (9/5/2020).

Tentu, tanpa pertolongan Allah SWT, tak akan mudah mendidik 10 anak dengan berbagai karakter ini. Dapat dibayangkan, 10 anaknya dari yang nomer 1 kuliah dan nomer 10 SD, semua butuh ragat (biaya). Namun, ayah-ibunya tak mengeluhkan soal itu.

Dari kesepuluh anaknya ini, semua telah berhasil. Orangtuanya mendidik dan nyangoni (memberi bekal) anaknya itu dengan kuliah. Tiga di antaranya di UGM dan UNY, sedang lainnya kuliah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) ternama di Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan (UAD) atau IKIP Muhammadiyah Yogyakarta saat itu. Bahkan, Rektor UAD Dr H Kasiyarno, M.Hum memberikan apresiasi kepada orangtuanya: berfoto bersama dan sebagai sampul kalender UAD.

Sebagai anak ke-10, Daswati pun tak lepas dari celupan kawah candra dimuka ketika kuliah di UAD. Pendidikan S1 di program studi Teknik Kimia telah mengajarkan akan kedisiplinan, kecermatan data, dan tanggung jawab dalam memanajemen sebuah “pabrik atau perusahaan”. “Di sinilah ilmu manajemen kudapatkan untuk yang pertama kali dengan dosen pengampu Dr Anwarudin Hisyam,” kenang Daswati.

Menurutnya, seluruh dosen teknik kimia UAD Yogyakarta sangat ramah dan memberikan ilmunya dengan penuh cinta dan dari hati kepada para mahasiswanya. Tak salah bila akhirnya dia mendapat peringkat pertama kepala sekolah berprestasi Kabupaten Sleman tahun 2020.

Di UAD, Daswati digembleng dalam organisasi, baik di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ataupun di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), meskipun juga masih berkecimpung di Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) saat itu.

Di UAD pula Daswati dapat berinovasi mengembangkan ilmu melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah V Yogyakarta.

Ketika hampir wisuda S1 pernah mendapat predikat “mahasiswa berprestasi” dari Fakultas Teknologi Industri UAD Yogyakarta.

“Manusia diciptakan Allah SWT dengan segala keunikannya dan tidak pantas apabila kita hanya mengejar satu kecerdasan serta mengabaikan kecerdasan yang lain,” kata Daswati, yang menambahkan semua kecerdasan itu harus diupayakan secara maksimal.

Di usia 23 tahun, awal mula diminta untuk mendirikan Kelompok Bermain ‘Aisyiyah Prambanan. Tepatnya tahun 2006 beberapa hari sebelum gempa bumi.

Selain di KB ‘Aisyiyah Prambanan, Daswati juga berbagi ilmu sains kepada para siswa di beberapa SMP Muhammadiyah di Sleman: SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 2 Prambanan, SMP Muhammadiyah 3 Depok, SMP Mugadeta dan SMP Muhammadiyah Boarding School Prambanan Yogyakarta, dan MBS Yogyakarta.

Di KB ‘Aisyiyah Prambanan, dia digembleng tentang ilmu dan praktek perkembangan anak usia 0-6 tahun. “Praktis, ilmu Akta Mengajar IV dan sains dasar sangat diaplikasikan di sini,” ungkapnya.

Hingga akhirnya setelah lima tahun memimpin Kelompok Bermain ‘Aisyiyah Prambanan sebagai amanah dari Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Prambanan ini, pada tahun 2011 mendapat amanah memimpin SMP Muhammadiyah 2 Prambanan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman.

Pada tahap ini, tahan bantingnya diuji lagi. Tentunya, berbekal doa dari ayah dan ibunya serta ilmunya selama kuliah di UAD Yogyakarta, dia bisa melaluinya dengan baik.

Tepat dua tahun setelah ayahnya meninggal dan saat mengandung anak pertamanya, dia lolos seleksi beasiswa S2 yang diselenggarakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Kemudian, dia melanjutkan studi di Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan UAD Yogyakarta.

Kuliah perdananya diikuti ketika anaknya berusia 3 bulan. Hingga akhir studinya dia mendapat bimbingan langsung Prof Aliyah Baswedan dan Dr. Suyatno. “Suatu kehormatan tersendiri bagi saya,” kata Daswati, yang mengingat saat awal-awal memimpin SMP Muhammadiyah 2 Prambanan dengan segala suka-dukanya.

Ketika tahun 2016 mendapat amanah memimpin SMP Muhammadiyah 1 Prambanan, niat untuk terus berkhidmat di dunia pendidikan semakin kuat. Ukiran karya-karya kecilnya pun mulai ditorehkan. Dan, semua pihak telah mengawal prosesnya menjadi insan yang lebih baik dan bermanfaat. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow