Angkat Budaya Tilik menjadi Film, Alumni UMY Hebohkan Jagat Maya

Angkat Budaya Tilik menjadi Film, Alumni UMY Hebohkan Jagat Maya

Smallest Font
Largest Font

BANTUL — Jagat maya akhir-akhir ini dihebohkan dengan munculnya karakter yang berhasil membuat netizen gemas karena kelihaiannya dalam bergosip.

Bu Tejo namanya, viral karena membintangi film Tilik yang rilis di Youtube pada Senin (17/8). Film pendek berdurasi 32 menit produksi Ravanca Films ini mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Film pendek ini juga sebenarnya telah rilis sejak tahun 2018 dan sudah tayang di berbagai festival film. Bahkan beberapa kali mendapatkan penghargaan bergengsi, seperti menjadi Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018, menjadi pemenang piala Maya 2018 kategori Film Pendek Terbaik dan menjadi Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.

Berbagai prestasi yang diraih film Tilik tentu tak lepas dari kerja keras dan kreativitas sang sutradara yakni Wahyu Agung Prasetyo. Alumni Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu memang sudah sejak duduk di bangku kuliah aktif di bidang produksi film.

Agung tergabung dalam sebuah komunitas perfilman Cinema Komunikasi (CIKO) dan sempat menjabat sebagai ketua selama satu periode.

Bercerita sedikit tentang film Tilik, film ini mengisahkan tentang sekelompok Ibu-Ibu yang hendak pergi untuk Tilik (menjenguk) Bu Lurah yang sedang sakit. Hal yang menarik perhatian adalah adegan gosip yang terjadi dinatas bak truk terbuka yang membawa Ibu-ibu menjenguk Bu Lurah. Agung mengatakan bahwa memang tradisi Tilik itu sendiri yang membuatnya tergugah untuk membuat film tentang budaya Tilik.

“Tilik itu sebuah tradisi yang unik menurut saya, dan itu sangat dekat dengan masyarakat. Sehingga di situ poin keunikannya, karena tradisi Tilik itu hanya ada di Indonesia atau Asia Tenggara, di Eropa Amerika itu tidak ada,” ucap Agung, saat dihubungi pada Sabtu (22/8).

Melalui film Tilik ini, selain mengangkat realitas budaya Tilik, Agung juga memiliki sebuah pesan yang ingin diberikan pada masyarakat.

“Jadi melalui adegan ghibah di atas truk itu sebenarnya ada pesan yang tersampaikan, yakni tentang hoax. Jadi film ini dibuat saat akan menjelang pilpres dulu, dan ternyata masih related dan akan tetap related karena zaman sekarang arus informasi datang dari mana saja, sehingga budaya validasi dan jangan langsung menelan mentah-mentah informasi itu menjadi pesan yang kami sampaikan ke penonton,” imbuhnya.

Di akhir wawancaranya, Agung juga mengucapkan terimakasih atas antusiasme penonton sehingga film Tilik ini menjadi viral dan menjadi satu prestasi baginya. Bagaimana, sudah nonton film Tilik belum? (*\)


Sumber berita: Rilis UMY

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow