UAD Siap Jadi Kampus Unggul Lewat Dana Abadi, Rektor Muchlas: Saya Tak Ingin Dananya Hanya dari Masyarakat
MALANG - Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Prof. Dr. Muchlas, M.T. bersama jajarannya menegaskan untuk membawa UAD menjadi institusi yang unggul dan terus berkembang di masa depan. Hal ini beliau sampaikan dalam acara Media Gathering dalam agenda Press Tour di Latar Ijen, Malang, Rabu (28/2) malam.
Muchlas menyampaikan jika diukur parameternya dari keunggulan, secara normatif UAD saat ini sudah menyandang akreditasi unggul. Tentunya ini menjadikan kampus ini sudah sejajar dengan perguruan tinggi unggulan lain, tepatnya di sekitar 100 besar dari 400 lainnya.
“Lalu, dari 168 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, ada 8 kampus yang menyandang status unggul, salah satunya UAD. Tentunya ini sebuah pencapaian yang berat bagi kami,” kata Rektor UAD.
Hanya saja, pencapaian normatif ini dirasa tidak cukup bagi UAD. Mereka berkeinginan untuk mencapai keunggulan hakiki.
“Saya selalu mengatakan, mari capai keunggulan itu yang hakiki, bukan karena ranking dari webometrics dan sebagainya. Kita ingin menjadi universitas yang berkembang, mampu, unggul berdasar nilai hakiki dan kami belum mencapai itu,” sambung Muchlas.
Beliau memaparkan, dari 748 dosen tetap yang memperoleh gelar guru besar baru 39 orang, meskipun jumlah ini menjadi yang terbanyak dari perguruan tinggi swasta se-DIY. Selain itu, persentase doktor di UAD belum 50 persen.
Artinya, sisi kompetitif ini masih kurang dan UAD pun harus meningkatkan keunggulannya. Maka, mengacu pada visi UAD ialah menjadi perguruan tinggi yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan umat manusia yang dijiwai nilai-nilai Islam
Dari sana, UAD melahirkan nilai-nilainya yang terkandung dalam tiga kata kunci: inovatif, profesional, dan dedikatif.
Poin inovatif berarti seseorang harus memiliki keunikan dan beda yang lain. Ini lebih baik daripada sama dengan yang lama dan ini adalah jantung dari keunggulan.
Lalu, profesional berarti proses yang dijalankan UAD, sebagai landasan ini untuk mencapai kerja inovatif menuju keunggulan. “(Hingga) akhirnya mencapai Ihsan atau dedikatif untuk memberi kemanfaatan bagi kemanusiaan universal,” kata Muchlas.
Untuk bisa menjalankan tiga kata kunci itu, maka harus ada upaya. Apalagi Muhammadiyah banyak punya pusat keunggulan untuk mengembangkan pemikiran kemajuan IPTEK bagi bangsa.
Dari bidang sains dasar, UAD telah melakukan hilirisasi dalam menghasilkan teknologi. Contohnya seperti rudal yang dikembangkan oleh Cirnov dan ini sudah disaksikan langsung uji cobanya oleh Menteri Pertahanan RI.
“Kita mampu mendorong teman-teman guru besar yang berdedikasi mengembangkan pusat keunggulan. Itulah yang menjadikan UAD diberi tugas oleh Kementerian Pertahanan untuk mengembangkan critical technology dengan produk berupa rudal dan sudah disaksikan oleh Menhan RI,” jelas Muchlas.
Perkembangan di bidang lainnya, seperti kesehatan sudah memiliki produk hilirisasi dan sudah dikembangkan lebih lanjut. Serta, ada satu lagi bidang yang memiliki kekuatan besar, yaitu teknologi informasi. Dengan dukungan yang diberikan seluruh pihak, teknologi informasi ini bisa jadi pusat keunggulan UAD.
Dari semua upaya yang dilakukan dan direncanakan, inilah yang menguatkan tekad UAD untuk jadi perguruan tinggi yang akan terus berkembang menjaga nilai kuat. Dengan penyelenggaraan proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan masyarakat, menjaga mutu dengan memperbaiki kinerja manajemen, teknologi jadi keunggulan.
Bahkan, Muchlas mengungkap jika UAD ingin terus beradaptasi dengan menjadi mandiri dengan dana abadi lewat unit-unit usahanya yang laku. Sebab, perguruan tinggi kuat adalah mereka yang memiliki dana abadi yang kuat.
“Saya ingin dana dari UAD tidak hanya dari masyarakat lewat UKT/SPP. UAD harus mandiri secara ekonomi dengan memperkuat dana abadi, kata kuncinya di situ, sehingga bisa membangun karya-karya keilmuan dengan on the track,” tandas Muchlas. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow