UAD Inisiasi Lab Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Bumkal di Caturharjo

UAD Inisiasi Lab Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Bumkal di Caturharjo

Smallest Font
Largest Font

BANTUL โ€“ Permasalahan sampah di Yogyakarta masih menjadi isu serius untuk segera ditangani. Ketika TPS Piyungan ditutup meski hanya beberapa hari berdampak menggunungnya sampah di wilayah Yogyakarta, yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.

Potensi timbunan sampah di Kabupaten Bantul setiap harinya sebesar 400 ton, kemampuan pemerintah dalam mengelola sampah hanya 100 ton/hari. Sehingga terjadi defisit pengelolaan sampah sebanyak 300 ton per hari yang perlu segera dicari jalan keluarnya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Masalah sampah tidak hanya tentang kapasitas jumlah sampah, juga kebiasaan masyarakat yang masih fokus membuat sampah langsung dan dikirim ke tempat pembunagan sampah. Akibatnya, dampak ke depan tentang sampah akan makin menumpuk.

Untuk Itu, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang diketuai Adhitya Rechandy Christian melalui Program Insentif Pengabdian Masyarakat yang terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU bagi PTS tahun 2022 Kemendikbudristek bekerjsama dengan Dinas Lingkungan Hidup Bantul (DLH-Bantul), Pemerintah Kalurahan Caturharjo, dan Bumkal Caturharjo, menginisiasi Lab. Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Bumkal di Kelurahan Caturharjo.

Model pengelolaan sampah ini diharapkan menjadi sarana pengelolaan berbasis Bumkal serta sarana edukasi masyarakat untuk membuat sampah dapat selesai di tingkat kelurahan.

Menurut Adhitya, model laboratorium yang dibangun mengelola sampah organik dan an-organik. Sampah an-organik yang memiliki nilai ekonomis dapat dikelola dengan kantong pilah yang nantinya dapat dijual sehingga memberikan pendapatan bagi masyarakat.

Sedangkan ย sampah organik dibuat model integrated farming yang memadukan pengelolaan sampah dengan pengelolaan lahan pertanian pekarangan dan peternakan terpadu. Seperti sampah organik makanan yang digunakan sebagai pakan maggot. Magot yang digunakan sebagai pakan ikan serta air kolam ikan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.

Selain itu, sampah organik lainnya seperti dedaunan, sisa sayur dan kulit buah dapat masuk dalam model kompos seperti ember tumpuk, losida, komposter sehingga pengelolaan sampah terintegrasi ini diharapkan mampu mengolah sampah di tingkat rumah tangga.

Sementara itu, Lurah Carturharjo, H. Wasdiyanto, S.Si., mendukung program kemitraan dengan UAD ini agar sampah di wilayah Caturharjo dapat selesai di tingkat kalurahan. Hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Bantul yaitu Bantul Bersih Sampah tahun 2025 atau Bantul Bersama. (*)

Berita ini diterima mediamu.com dari Suryana Hendrawan, Humas FEB UAD

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow