Teknik Industri UAD Yogyakarta Adakan Pelatihan Pembuatan Sabun

Teknik Industri UAD Yogyakarta Adakan Pelatihan Pembuatan Sabun

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Sungai Code Yogyakarta sekarang banyak mengalami pencemaran air. Hal ini dikarenakan masih banyaknya warga masyarakat yang membuang air sabun cuci pakaian dan cuci piring langsung ke sungai sehingga membuat terganggunya ekosistem ikan yang ada di sungai tersebut.

Oleh karena itu, Dosen Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan pendampingan bagi warga sekitar Sungai Code di Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Untuk meminimalisir pencemaran air Sungai Code di kawasan Brontokusuman, Dosen Teknik Industri UAD terdiri dari Tatbita Titin Suhariyanto, ST, MSc dan Hayati Mukti Asih, ST, MSc, PhD, didampingi mahasiswa TI UAD: Muhammad Candra Ramadhan dan Aulia Husnia Putri, memberdayakan masyarakat melalui pelatihan pembuatan deterjen dan sabun cuci ramah lingkungan pada Juli-Desember 2020.

Program pengabdian kepada masyarakat UAD Yogyakarta ini diharapkan dapat meminimalisir pencemaran air yang ada di sungai Code.

“Karena keinginan para warga, maka program ini dilaksanakan untuk meminimalisir pencemaran air yang ada di sungai Code,” kata Tatbita Titin Suhariyanto, ST, MSc, yang menambahkan kegiatan berupa pelatihan pembuatan deterjen dan sabun cuci ramah lingkungan berbahan dasar buah lerak.

Dijelaskan Tatbita Titin Suhariyanto, buah dari pohon lerak mengandung getah saponin alami yang bersifat sebagai emulgator. “Sehingga dapat menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci,” terang Tatbita Titin Suhariyanto, Kamis (31/12/2020).

Selain itu, lanjut Tatbita Titin Suhariyanto, buah lerak juga berpotensi sebagai antibakterial dan insektisida alami.

Karena berbahan dasar alami, deterjen dan sabun cuci piring dari buah lerak tidak menyebabkan iritasi pada kulit. “Dan sangat aman bagi lingkungan,” tambah Hayati Mukti Asih.

Selain itu, sabun lerak juga punya sifat yang halus sehingga tidak merusak pakaian dan juga sangat hemat air dan mudah dibilas.

Selain dapat memproduksi deterjen dan ramah lingkungan, warga sekitar sungai Code di Brontokusuman juga dibekali penyuluhan dan praktik perhitungan harga pokok produksi dan harga jual.

Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan agar masyarakat bisa mandiri dan mengembangkan secara ekonomi setelah menerima pengetahuan tentang kewirausahaan dan menciptakan peluang usaha dari rumah.

Program pengabdian masyarakat ini diharapkan terus-menerus dilaksanakan untuk dapat meminimalisir pencemaran air sungai Code.

“Diperlukan peran pemerintah untuk dapat mendukung promosi deterjen dan sabun cuci ramah lingkungan lebih luas lagi,” tambah Hayati Mukti Asih. (*\)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow