Sidang Senat Terbuka UAD Yogyakarta Bertepatan Milad ke-59
YOGYAKARTA — Sumber daya manusia Indonesia masuk 30 besar dunia yang disertai dengan pemerataan pembangunan dan berdaya saing.
Untuk itu, kualitas pendidikan akan terus ditingkatkan, di antaranya pengembangan vocational training dan pentingnya vocational school.
Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD, ketika menyampaikan pidato milad UAD ke-59 di Auditorium Kampus 1 UAD Jl Kapas 9 Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (21/12/2019).
Ketika memaparkan media berkeadaban untuk mewujudkan masyarakat berpendidikan, Ali Ghufron mengatakan bahwa pemerintah akan membangun lembaga manajemen talenta Indonesia untuk mengelola diaspora.
“Diaspora akan diberikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia,” papar Ali Ghufron yang menambahkan hal itu bisa membawa negara Indonesia bersaing di tingkat global
Menurut Ali Ghufron, tugas perguruan tinggi menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, berintegritas, berkualitas, kompeten dan berdaya saing tinggi.
Era revolusi industri 4.0 juga ditandai dengan terjadi disrupsi, yaitu perubahan mendasar industri, strategi bisnis, dan terciptanya pasar baru. “Bahkan di dunia pendidikan,” kata Ali Ghufron.
Menurut Ali Ghufron, pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan untuk meningkatkan pendidikan tinggi diperlukan standar nasional perguruan tinggi.
Menurutnya, perlu reformasi pendidikan tinggi — termasuk restrukturisasi pendidikan tinggi — sehingga di samping menghasilkan lulusan, riset, transfer teknologi ke masyarakat, perguruan tinggi juga menghasilkan inovasi yang bisa meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa.
Dikatakan Ali, SDM Indonesia yang dihasilkan pendidikan tinggi belum relevan dengan prioritas pembangunan dan industri. “Kualitas, kompetensi dan skills lulusan perguruan tinggi kurang memenuhi kebutuhan pembangunan dan industri,” papar Ali Ghufron yang juga singgung wajah kegiatan ekonomi dunia yang saat ini menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi.
Disinggung juga potret dosen Indonesia dan pendayagunaan jaringan ilmuwan diaspora Indonesia serta beasiswa pendidikan magister menuju doktor untuk sarjana unggul.
Sementara itu, Rektor Dr Muchlas MT dalam pidato tahunannya mengatakan, menginjak usianya yang ke-59 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kini memiliki 6 kampus dan meraih akreditasi perguruan tinggi A, dengan jumlah prodi terakreditasi A dan B berturut-turut 21 dan 23 dari 50 prodi jenjang program vokasi (D4), program sarjana (S1), program magister (S2) dan program profesi.
Pada tahun 2019, kinerja penelitian UAD naik klaster menjadi Perguruan Tinggi Klaster Utama. “Selain itu, kinerja pengabdian kepada masyarakat UAD juga berhasil naik klaster dari sangat memuaskan menjadi klaster unggul,” kata Muchlas.
Sampai saat ini UAD menjadi lembaga pendidikan tinggi yang memperoleh kepercayaan luas dari pemangku kepentingan dan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dan negara.
Mahasiswa UAD yang berjumlah 25.442 orang dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara, didukung 702 orang dosen tetap dan 164 orang di antaranya bergelar doktor serta 135 orang dosen sedang menempuh studi S3.
Selama 2019 meraih 313 prestasi lokal, nasional dan internasional. Pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Bali menempatkan UAD pada peringkat 12 dan satu-satunya PTS yang masuk dalam 15 besar Pimnas dengan jumlah proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai Kemenristekdikti sebesar 33 judul.
Selain itu Dr Muchlas, MT juga menyampaikan kinerja yang telah dicapai seluruh warga UAD Yogyakarta dalam memberikan pelayanan dalam bidang catur dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah, yang mencakup perkembangan kelembagaan terkini. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow