Kampus

Kampus

MediaMU.COM

May 15, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

PT INKA Gandeng UMY dalam Membuat Kereta Api Hybrid

BANTUL – Tim Dosen Program Studi Teknik Elektro (TE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memperoleh Pendanaan Riset Inovatif Produktif (Rispro) Invitasi dari Kementrian Keuangan. Ini adalah program pendanaan riset untuk meningkatkan kemampuan daya saing bangsa melalui komersialisasi produk/teknologi atau implementasi kebijakan/tata kelola atau publikasi.

Tiga dosen dalam tim tersebut adalah Dr. Ir. Ramadoni Syahputra, S.T., M.T, Kunnu Purwanto, ST., M.Eng., dan Muhamad Yusvin Mustar, ST., M.Eng. “Pertama kali saya mendapatkan kabar melalui WA langsung dari Tim LPDP. Saya senang sekaligus punya tanggung jawab besar karena riset ini sangat bergengsi di kalangan akademisi,” kata Ketua Tim, Ramadoni Syahputra, Jum’at (7/1).

Ia mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama mengajukan proposal riset ke LPDP. Proposal serupa pernah diajukan tahun 2016 dan 2019. “Namun dalam prosesnya harus terhenti pada seleksi substansif karena mitra kami dianggap belum memenuhi kriteria. Alhamdulillah kali ini dapat undangan,” tutur Doni, panggilan akrabnya.

Doni menyebutkan, mitra yang digandeng adalah P.T. Industri Kereta Api (INKA) Persero. Riset memang fokus pada pembuatan produk kereta api.

Sebelum dinyatakan lolos, perguruan tinggi yang mendapat undangan diberikan sosialisasi dari PT INKA dan Tim LPDP. “Kami juga dimintai pendapat terkait perkeretaapian dengan tema besar kendaraan listrik. Setelah itu kami menganalisa apa yang dibutuhkan PT INKA, kemudian diminta mengajukan proposal ke PT INKA,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan kebanggaannya karena UMY menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang diberi kesempatan mengerjakan projek ini. Membuktikan bahwa UMY mempunyai kualitas setara dengan perguruan tinggi negeri yang memiliki reputasi tinggi.

PT INKA Persero berencana mengembangkan kereta hybrid, beroperasi menggunakan tenaga gabungan diesel dan listrik. Menurut Doni, hal itu adalah inovasi bagus, karena saat ini kereta listrik hanya digunakan untuk perjalanan jarak pendek. Perjalanan jarak jauh menggunakan kereta bertenaga diesel.

Solar sebagai bahan bakar kereta api bertenaga diesel akan habis jika dipakai terus menerus. Pembakaran solar bisa mencemari udara. Sehingga, inilah mengapa penelitian menjadi penting.

Dalam proses pembuatan kereta, PT INKA memerlukan waktu satu tahun untuk memproduksi satu kereta bertenaga diesel. Dengan permintaan produksi yang tinggi, hal ini tidak efektif.

“Menjadi alasan PT INKA untuk menggandeng perguruan tinggi dalam melakukan riset, karena projek ini merupakan konsorium riset atau penelitian melibatkan banyak perguruan tinggi,” jelasnya.

Setelah mendiskusikan kebutuhan PT INKA, UMY diminta menciptakan sebuah charger baterai untuk kereta.

“Saat presentasi proposal riset, kami dikuliti habis. Pengujinya orang-orang yang sangat berkompeten. Setelah berdisukusi panjang akhirnya diambil keputusan bahwa kami diminta membuat charger baterai untuk pengoperasian system control dan alat kelistrikan kereta,” paparnya. (*)

Berita ini diterima mediamu.com dari BHP UMY
Editor: Heru Prasetya

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here