Prodi PBI UAD Gelar Seminar Translator’s Devices for Beginners
YOGYAKARTA — Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan seminar daring dengan tema “Translator’s Devices for Beginners” pada Kamis (17/12/2020) lalu melalui Zoom Meeting.
Kegiatan yang diikuti 200 orang masyarakat umum dibuka Kepala Prodi PBI, Dr Ani Susanti, M.Pd.BI, dan dipandu Nur Fatimah, S.Pd, M.Hum serta dengan pembawa acara Aysahril Surya.
Ada dua sesi dalam seminar tersebut. Pada sesi pertama berisi pemaparan materi oleh Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan sekaligus penerjemah lepas Astry Fajria, SS, M.Pd.BI. Dan sesi kedua disampaikan Wahyu Adi Putra Ginting, SS (Vice Chairperson of Association of Indonesian Translator dan Executive Director of PT. Solusi Bahasa International).
Pada kesempatan itu Astry Fajria memaparkan pengertian penerjemahan, informasi penerjemahan secara umum dan esensi dari kegiatan penerjemahan.
Bagi Astry, penerjemahan bukan hanya tentang menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lainnya. “Akan tetapi juga menyampaikan makna atau pesan dari bahasa satu ke bahasa bahasa lainnya,” jelas Astry.
Astry juga menyebutkan manfaat dalam penerjemahan seperti connecting two or more people, enhancing our language proficiency, gaining more insight about the world, and money.
Sedangkan Wahyu Adi Putra Ginting, SS, yang merupakan Vice Chairperson of Association of Indonesian Translator dan Executive Director of PT. Solusi Bahasa International, memaparkan perkembangan yang pesat dalam dunia penerjemahan.
Menurutnya, alih bahasa sebagai industri yang berpijak pada teknologi, misalnya konferensi jarak jauh atau pertemuan virtual sudah dimudahkan dengan platform seperti Zoom. “Maka layanan penjuru bahasa pun beradaptasi dengan hal tersebut,” ungkapnya.
Dikatakannya, hal itu menjadi layanan penjuru bahasa virtual. “Begitu pula dengan yang terjemahan,” tandasnya.
Bukti bahwa adanya perkembangan dalam penerjemahan, menurut Wahyu Adi Putra Ginting, SS, dapat dilihat dari teknologi yang digunakan. “Perubahan bisa dilihat dari awal mula penerjemahan, yakni penerjemahan dilakukan dengan tulisan tangan, kemudian dipermudah dengan mesin ketik dan hingga saat ini penerjemahan dipermudah dengan adanya komputer, laptop maupun gawai lain yang didalamnya sudah terpasang aplikasi khusus untuk penerjemahan,” kata Wahyu Adi Putra Ginting.
Namun, semua kemudahan itu hanyalah sebagai alat. “Tetap dibutuhkan peran manusia dalam kegiatan penerjemahan,” paparnya.
Menurut Wahyu, alat hanyalah sebuah alat. “Dan alat tidak mendefinisikan pemakainya, yang artinya dari kegiatan penerjemahan tersebut yang paling penting tetaplah penerjemahnya itu sendiri,” ungkapnya.
Kecakapan penerjemah pun sangat dibutuhkan saat ini. Dan Wahyu Ginting juga mempraktikkan penggunaan perangkat penerjemahan modern seperti Smartcat.
Hal itu cukup menarik perhatian peserta seminar karena bagi mereka pemahaman dan penggunaan alat bantu penerjemahan modern masih minim. Terlebih lagi dengan perangkat tersebut pekerjaan penerjemah jelas sangat terbantu.
Wahyu Ginting juga mengatakan, ketika tertarik dengan dunia penerjemahan, orang bisa melakukan hal-hal seperti memantaskan diri, membuat branding diri sebagai penerjemah. “Dan jangan lupakan jejaring untuk mendukung kesuksesan penerjemah, if you love translating and you are skillful enough, do it,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, para peserta sangat antusias mengikuti seminar tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada kedua pembicara pada saat sesi tanya jawab. (*\)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow