Penguatan Desa Wisata Potorono Berbasis Literasi Sains dan Budaya
BANTUL –Pengabdian kepada masyarakat (PPM) kerjasama lintas antara Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Prodi Pendidikan Biologi (PBIO) dengan Fakultas Sastra Bahasa Komunikasi (FSBK) Prodi Ilmu Komunikasi (ILKOM UAD) di Potorono, Banguntapan, Bantul. Pengabdian Masyarakat ini bersifat multitahun dengan pendanaan LPPM UAD, dilaksanakan pada tahun pertama pada bulan Juli 2022 hingga Oktober 2022 dengan agenda sosialisasi bertahap.
Pengabdian ini diketuai oleh Siwi Purwanti, M.Pd (Dosen PGSD FKIP UAD) dan anggota Fery Setyaningrum, M.Pd (Dosen PGSD FKIP UAD) bekerjasama dengan Dr. Novi Febrianti, M.Si (Kaprodi Pbio FKIP UAD) dan Destri Ratna Ma’rifah, M.Pd. (Dosen Pbio FKIP UAD), serta Sabri, S.Sn., M.Sn. (Prodi Ilmu Komunikasi FSBK UAD). Kegiatan dibantu oleh 4 mahasiswa dari PGSD Kurnia Putri Nur Wijaya, Tsaqufa Najiba As-Shalikhah, Hidayat Primadani dan Ikhwani Amirul Mukmin serta Aliya Hanifah (mahasiswa Pbio). Peserta dari pengabdian merupakan pemuda-pemudi setya bakti di PEP dan jajaran pengurusnya.
Pada pengabdian tahapan pertama (31/7), diberikan materi berupa literasi sains dan budaya di Banguntapan, Bantul. Nur Basuki selaku Ketua Potorono Education Park (PEP) menyampaikan berdirinya PEP merupakan taman hiburan rakyat yang berisi edukasi mengenai hewan dinosaurus yang ditujukan untuk warga Potorono dan sekitarnya.
Materi pertama ini juga membahas literasi sains yang merupakan kemampuan seseorang menggunakan pengetahuan sains maupun keterampilan proses ilmiah untuk memahami, dan membuat keputusan tentang lingkungan alam. “Berbasis literasi sains dan ditambah budaya diharapkan dapat memberikan pemahaman dan penguatan kepada para pemuda-pemudi dan pengurus di PEP dalam memajukan Desa Wisata di Potorono”, ujar Siwi dalam sambutannya.
Novi Febrianti memperjelasjika PEP seharusnya melakukan pemberian nama atau jenis hewan dinosaurus di setiap wahana dinosaurusnya. “Sehingga pengunjung bukan hanya akan tahu mengenai bentuk dinosaurus melainkan menambahkan edukasi, serta menumbuhkan literasi sains mereka mengenai berbagai macam nama dinosaurus,” katanya.
Sementara itu, Fery Setyaningrum dalam materinya meyakinkan akan pentingnya penguatan Desa Wisata berupa ekonomi kreatif. Menurutnya, visi dan misi Desa harus selaras dengan 4 pilar visi Indonesia 2045 dalam penguatan Desa Wisata PEP. “Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitasdengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Salah satu yang perlu dikuatkan adalah kreatifitas dalam membentuk icon lokasi wisata dengan Landmark,” jelasnya.
Landmark merupakan salah satu elemen pembentuk citra kota yang dapat langsung terlihat sebagai ciri khas dari suatu hal. “Kunci keberhasilan Landmark adalah commercial value, eye catching danestetika. Contoh Landmark salah satunya dengan pengurus atau pemuda dapat memanfaatkan stiker yang nantinya diletakkan di motor atau kendaraan lainnya sebagai ikon dari PEP tentunya,” ucap Sabri.
Wawasan budaya yang ada di PEP ini sangat banyak salah satunya yang dapat dikaitkan dengan sains adalah mengenai Dinosaurus. Jenisnya diantaranya Triceratops horridus, Tyrannosaurus Osborn, Albertodaurus Sacophagus, Apatosaurus Marsh, Parasaurolophus Cyrtovristatus. “Namun, ada ide lain berupa pengembangan tanaman yang saya inginkan sehingga pengunjung juga dapat memperbanyak ilmu mengenai tumbuhan selain hewan,” tambah Destri.
Kegiatan pengabdian berjalan lancar dengan diskusi yang panjang dari para peserta, ketertarikan para peserta pengabdian terhadap materi sains dan budaya (Seni) landmark sangat berguna dalam penguatan Desa Wisata yang sedang dikembangkan oleh desa. Diharapkan hal ini akan terus dilanjutkan untuk sesi berikutnya dalam memajukan SDM para guru agar lebih baik dalam berliterasi. (*)
Sumber: Humas Prodi PGSD UAD
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow