Pengajian Reboan, Ustadz Ikhwan Ahada: Jaga Lisan Agar Selamat dari Api Neraka
BANTUL – Pengajian Reboan adalah kajian rutin tiap Rabu ba’da Maghrib yang diselenggarakan Takmir Masjid Khoirul Ummi bersama Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PM) Tamantirto Selatan, Kasihan, Bantul. Rabu (13/10) penyelenggara menghadirkan Ustadz H. Ikhwan Ahada, M.Ag., pengajar Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM DIY.
Dalam kajian yang dihadiri jamaah serta disiarkan live YouTube dan Facebook itu Ustadz Ikhwan Ahada mengangkat tema “Menjaga Lisan, Selamat Diri, dan Persahabatan”. Mengapa materi tersebut penting? Menurutnya, “Kalau kita menjaga lidah, kita bisa menjaga diri, saudara. Negara kita pun dapat selamat.”
Ustadz Ikhwan lebih banyak menggunakan Bahasa Jawa untuk mengajak ngobrol audiens. Ia memulai dengan mengajak mengamati lagi pentingnya kelima panca indera.
Di antara semua panca indera, Allah SWT hanya memperingatkan salah yang riskan membuat dosa, yaitu indera pengecap. Yaitu lidah atau lisan. Allah SWT berfirman dalam QS Qaf ayat 18 yang artinya: “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
Ia mengingatkan bahwa banyak dosa yang bisa disebabkan lidah. Disebutkannya beberapa tindakan berlebihan yang kerap menimbulkan bahaya. Contohnya, guyon atau bercanda tapi berlebihan. Mungkin awalnya seseorang tidak sadar dan tidak sengaja menyakiti, tapi yang menerima jadi sakit hati.
Selain itu, orang kadang menggunakan lidahnya untuk mencela, bergosip, menyebar fitnah, berbohong, bertutur yang tidak bermanfaat, melaknat, mengadu domba, mencaci maki, dan sebagainya. Hal-hal itu harus dihindari. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR Bukhari-Muslim)
“Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Muslim)
Pada hadits terakhir tersebut, Ustadz Ikhwan kemudian mengingatkan, “Bahaya lisan sekarang berpindah ke tangan.” Adanya teknologi bernama gadget memudahkan orang untuk untuk mengunggah postingan yang menyakiti hati, mencaci teman, berisi berita hoax, dan sebagainya.
Hadits lain berbunyi, “Jika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan, “Takwalah kepada Allah di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah, jika engkau menyimpang (dari jalan petunjuk), kami juga menyimpang.”” (HR Tirmidzi)
Ustadz Ikhwan menjelaskan, “Seluruh anggota badan itu kalau pas kita bangun dari tidur nanti sudah punya nasihat untuk lisan.” Sehingga memang harus berhati-hati dalam menjaga lisan. Sebab lidah memang tidak bertulang, maka mudah sekali digerakkan.
Para audiens tampak menikmati kajian tersebut. Ustadz Ikhwan juga mengingatkan kisah seorang perempuan yang dikenal dengan amal ibadahnya, rajin shalat, puasa, berzakat, namun harus merugi masuk neraka karena lisannya pernah menyakiti tetangga.
Dalam kitab hadits Riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan salat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (*)
Wartawan: Ahimsa W Swadeshi
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow