Pengabdian Dosen UAD di Ngoro-oro Tekankan Optimalisasi Medsos Untuk Usaha

Pengabdian Dosen UAD di Ngoro-oro Tekankan Optimalisasi Medsos Untuk Usaha

Smallest Font
Largest Font

GUNUNGKIDUL — Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan masyarakat berbagai kalangan, baik itu kelas atas, menengah, maupun bawah, apalagi yang memiliki usaha. Sebagian bahkan gulung tikar karena tidak bisa memutar modal usaha, persaingan makin ketat, dan menurunnya daya beli masyarakat. Kondisi ini juga dirasakan masyarakat Patuk, Gunungkidul, khususnya Desa Ngoro-oro, yang banyak bergerak di level UMKM (usaha menengah, kecil, dan mikro).

Sebagai bentuk berkontribusi kepada masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui program pengabdian dosen menyelenggarakan penyuluhan mengenai optimalisasi penggunaan media sosial untuk menginisasi dan mengembangkan usaha pada Senin malam 1 Maret 2021. Jumlah peserta sekitar 50 orang, ada yang langsung mengikuti dari rumah dan ada pemuda-pemudi berkumpul di satu titik kemudian menyimak dan menyaksikan secara bersama.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Kegiatan penyuluhan tersebut dilaksanakan secara daring dan menyasar pemuda-pemudi Dusun Soka, Jatikuning, dan Senggotan. Jefree Fahana S.T. M.Kom. sebagai pengabdi (narasumber) melibatkan tiga (3) mahasiswa.

Jefree mengawali dengan memaparkan kondisi usaha khususnya UMKM akibat pandemi Covid 19 yang terpukul. Dilanjutkan membuka peluang usaha dengan memanfaatkan media sosial, melakukan strategi rekayasa produk, serta membangun pasar komunitas melalui teknologi dan medsos yang ada.

โ€œDesa Ngoro-oro bisa dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya alam misalnya membuat taman, lokasi outbond, bahkan potensial mengembangkan usaha oleh-oleh karena ini merupakan jalur menuju tempat wisata gunung api purba Nglanggeran,โ€ kata Jefree.

Jefree juga menegaskan pentingnya memunculkan Gerakan Belanja di Warung Tetangga untuk saling gotong royong dan memutar roda ekonomi disekitar desa/kampung. โ€œGerakan ini akan mengembangkan dan menghidupi kegiatan di desa/dusun dengan memanfaatkan WhatsApp atau sosmed lain dalam transaksi pemesanan,โ€ tambahnya.

Contoh nyata gerakan ini adalah ketika berbelanja di warung tetangga pada dasarnya membantu tetangga untuk membiayai hidup keluarga. Setelah keluarga tersebut terbantu maka keterlibatan di masyarakat akan semakin banyak. Sedangkan jika berbelanja di supermarket keuntungannya tidak bisa dirasakan langsung masyarakat di lingkungan itu.

Antusiasme peserta dibuktikan dengan munculnya banyak pertanyaan, antara lain: Bagaimana mengakses pasar luar negeri? Bagaimana mengamankan akun sosial media dari pembajakan? Bahkan ketua karang taruna meminta materi kegiatan agar dapat di follow up setelahnya.

Untuk membangun desa/dusun, tandas Jefree, tahapan awalnya dengan mengedukasi โ€œliterasi medsosโ€ kepada masyarakat. Ketika masyarakat sudah memanfaatkan medsos untuk kegiatan usaha akan meminimalisasi terjadinya penipuan atau kejahatan lain serta terhindar dari informasi hoax.

Ketua Karang Taruna, Mas Kusdi, menyampaikan tasa bangga dan senang bisa mengikuti kegiatan ini serta meminta UAD melakukan pendampingan secara intensif dalam pengembangan usaha. โ€œBanyak pemuda-pemudi disini memiliki usaha namun targetnya hanya pemenuhan kehidupan sehari hari,โ€ ungkapnya. (hr)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow