Milad UAD ke-62, Prof Haedar: Jangan Berhenti pada Wacana dan Angan-Angan Normatif

Milad UAD ke-62, Prof Haedar: Jangan Berhenti pada Wacana dan Angan-Angan Normatif

Smallest Font
Largest Font

BANTUL โ€“ Pada bulan Desember 2022 ini Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memasuki usia 62 tahun. Sebagai acara puncak, UAD menggelar Sidang Senat Upacara Milad ke-62 di Amphitarium Gedung Utama Kampus IV, Kamis (22/12). Acara ini dipimpin Prof. Dr. Dwi Sulisworo, M.T., Ketua Senat UAD, dihadiri civitas akademika UAD dan para tamu.

Rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T., dalam laporannya menyebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja rektor tahun 2022. โ€œLaporan ini berisi kinerja yang telah dicapai universitas, unit kerja di tingkat universitas, fakultas, dan program studi,โ€ katanya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Capaian kinerja dikelompokkan ke beberapa bagian, antara lain kontribusi UAD pada Muktamar ke-48, bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Pendidikan dan Pengajaran, Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Pengabdian kepada Masyarakat, Kemahasiswaan, serta Pusat-Pusat Studi dan Unit Usaha.

โ€œKami sangat bahagia karena bidang-bidang menunjukkan kinerja terbaiknya sehingga UAD memiliki tren kemajuan yang positif,โ€ ungkap Rektor.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., dalam amanatnya menilai keberadaan perguruan tinggi di Muhammadiyah menjadi pembeda dengan gerakan Islam yang lain.

Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, Muhammadiyah tidak berhenti pada wacana dan angan-angan normatif. Jalan untuk menghadirkan pranata-pranata modern dalam lingkungan pendidikan hingga menghasilkan ribuan lembaga merupakan salah satu gugus tugas yang diemban Muhammadiyah sejak kelahirannya hingga saat ini.

Haedar mengapresiasi UAD menjadi salah satu kampus Muhammadiyah yang memiliki perhatian lebih pada pengembangan teknologi. Hal ini dapat menjadi pembeda dengan kampus lain. Meski begitu, pengembangan teknologi tetap harus ditopang dengan ekosistem Islam Berkemajuan.

โ€œKarenanya, bukan hanya teknologi yang ditampilkan juga state of mind berporos pada pemahaman Islam yang diyakini Muhammadiyah,โ€ tegasnya.

Haedar ingin, pengembangan teknologi mampu menegaskan kembali bahwa Islam merupakan agama yang selaras dengan ruang dan waktu. Inovasi dalam riset dan ilmu pengetahuan perlu dihadirkan.

Karena selama ini mesin-mesin canggih dibuat oleh semangat alam pikiran Barat, maka Haedar berharap Muhammadiyah bisa menirunya namun tetap dilandasi nilai-nilai asasi dalam Islam.

โ€œBagaimana menghadirkan nilai-nilai ilahiyah dalam hidup kesemestaan. Value kita adalah Islam Berkemajuan, memahami Islam dengan bayani, burhani, irfani. Agama harus menjadi tempat untuk membingkai kemajuan nalar,โ€ jelasnya. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow