Kampus

Kampus

MediaMU.COM

May 14, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

MasyaAllah, Inilah Penampakan Supermoon dari Observatorium UAD

YOGYAKARTA — Observatorium UAD (Universitas Ahmad Dahlan) kembali berhasil mengamati fenomena langit. Sebuah foto yang sangat indah, inilah Supermoon.

Bagi orang yang senantiasa melihat bulan purnama dari bulan ke bulan tentu akan mengamati perbedaan ukuran piringannya. Kepala Pusat Studi Astronomi (PASTRON) UAD, Yudhiakto Pramudya, Ph.D. menjelaskan apa itu Supermoon.

“Ukuran tampak piringan bulan membesar sekitar 7% dari ukuran tampak reratanya. Karena ukurannya yang membesar, orang sering menyebutnya sebagai Supermoon. Banyak orang berlomba mengabadikan dengan kamera agar dapat dibandingkan ukurannya pada waktu berbeda,” jelasnya.

Ukuran tampak piringan bulan tersebut dapat berubah-ubah tergantung pada jarak bumi dengan bulan. Seperti yang dituangkan dalam Hukum Kepler, orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk elips atau lonjong. Oleh karena itu jarak bumi dengan bulan senantiasa berubah-ubah. Ada kalanya jarak bertambah, sedangkan di lain waktu semakin dekat. Pada saat jarak menjauh, peristiwa ini disebut sebagai apogee. Sedangkan pada saat jarak mendekat, lazim disebut sebagai perigee.

Lebih lanjut Yudhiakto memaparkan jarak antara bulan dan bumi saat supermoon terlihat. Jarak rerata bumi dan bulan sekitar 384.400 km. Pada tanggal 27 April 2021, bulan berada pada jarak 357.615 km. Kondisi Perigee ini terjadi sekitar 12 jam setelah fase bulan purnama.

“Oleh karena itu, pada Selasa malam bertepatan dengan 16 Ramadhan 1442 H terjadilah fenomena supermoon. Supermoon merupakan istilah untuk menyebut fase bulan baru dan bulan purnama yang berdekatan waktunya dengan Perigee,” ujarnya.

Pengamatan dengan teleskop dapat memberikan citra bulan yang lebih detil. Dokumentasi citra dengan kamera dapat digunakan untuk menganalisis jarak dan ukuran tampak bulan pada berbagai waktu. Ukuran tampak yang lebih besar juga membuat bulan terlihat lebih cantik dijadikan objek fotografi dengan bangunan sebagai latar depan. Setiap bulan, Perigee dan Apogee serta fase bulan baru dan bulan purnama rutin terjadi. Namun, tidak selalu terjadi pada waktu yang berdekatan.

Menurut Yudhikato, supermoon bukanlah peristiwa yang terlalu langka namun tetap sangat menarik untuk diabadaikan. “Meski fenomena tidak terlalu langka, supermoon tetap menjadi daya tarik bagi para astronom khususnya astronom amatir. Observatorium UAD berhasil mengamati fenomena ini dan senantiasa mengabarkan kepada khalayak perihal citra supermoon dan penjelasan konsep astronominya,”katanya. (sc)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here